Gadget, Kesehatan Mata, dan Postur Tubuh Anak

6 jam lalu
Bagikan Artikel Ini
img-content
Ilustrasi Anak-Anak Bermain Gadget (Sumber: Marketivate/Pinterest)
Iklan

Dalam sebuah wawancara dengan beberapa orang tua dan guru, terlihat bagaimana anak-anak kini tidak bisa dilepaskan dari layar gadget

Wacana ini ditulis oleh Syifa Salsabila Barus, Luthfiah Mawar M.K.M., Helsa Nasution, M.Pd., dan Dr. M. Agung Rahmadi, M.Si. Lalu diedit oleh Nadia Saphira, Amanda Aulia Putri, Naysila Prasetio, Winda Yulia Gitania Br Sembiring, dan Annisa Br  Bangun dari IKM 5 Stambuk 2025, Fakultas Kesehatan Masyarakat, UIN Sumatera Utara.

Dalam sebuah wawancara dengan beberapa orang tua dan guru, terlihat bagaimana anak-anak kini tidak bisa dilepaskan dari layar gadget, mulai dari ponsel pintar hingga tablet dan komputer. Teknologi modern menghadirkan kemudahan akses terhadap pendidikan, hiburan, dan komunikasi, namun penggunaan yang berlebihan atau kurang terkontrol ternyata membawa konsekuensi serius terhadap kesehatan mata dan postur tubuh anak-anak.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Anak-anak yang terlalu lama menatap layar rentan mengalami sindrom penglihatan komputer atau Computer Vision Syndrome (CVS), yang ditandai dengan mata kering, tegang, dan lelah, penglihatan kabur, serta sakit kepala. Gejala ini muncul akibat kerja otot mata yang terlalu keras ketika fokus pada layar terlalu lama (Sheppard & Wolffsohn, 2018). Tidak hanya itu, paparan cahaya biru dari layar perangkat elektronik dapat mengganggu produksi hormon melatonin, sehingga pola tidur anak menjadi terganggu, menimbulkan kesulitan tidur, dan potensi gangguan penglihatan jangka panjang (Chang et al., 2015).

Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa penggunaan gadget yang intensif juga meningkatkan prevalensi miopia atau rabun jauh pada anak-anak. Aktivitas yang menuntut fokus pada objek dekat secara terus-menerus dapat mempercepat perkembangan miopia (Huang et al., 2020). Anak-anak yang membaca atau menonton dalam jarak terlalu dekat berisiko lebih tinggi mengalami penurunan kualitas penglihatan. Frekuensi berkedip yang menurun saat menatap layar juga menyebabkan mata kering, iritasi, dan ketegangan pada mata karena lapisan air mata tidak tersebar merata, yang mengakibatkan meningkatnya risiko mata kering terutama bagi pengguna gadget berjam-jam (Portello et al., 2012).

Dampak penggunaan gadget tidak berhenti pada kesehatan mata. Postur tubuh anak-anak pun mengalami tekanan signifikan. Posisi duduk membungkuk, kepala condong ke depan, dan bahu terangkat saat menatap layar berkontribusi pada sakit leher dan punggung yang, jika dibiarkan, dapat berujung pada masalah muskuloskeletal jangka panjang, termasuk skoliosis dan kyphosis. Anak-anak yang menghabiskan banyak waktu duduk dengan gadget juga mengurangi aktivitas fisik yang penting untuk perkembangan otot dan tulang, sehingga risiko obesitas dan kelemahan otot meningkat. Ketegangan yang berulang pada tangan dan pergelangan tangan akibat bermain game atau menggenggam perangkat lama-lama dapat menimbulkan peradangan dan nyeri, serta meningkatkan risiko carpal tunnel syndrome (Straker et al., 2008).

Orang tua memiliki peran penting dalam mitigasi dampak negatif ini. Pembatasan waktu penggunaan gadget sesuai rekomendasi WHO, yaitu tidak lebih dari 1-2 jam per hari untuk anak lebih besar dan sama sekali tidak untuk anak di bawah 2 tahun, merupakan langkah awal (WHO, 2019). Penerapan aturan 20-20-20, di mana setiap 20 menit anak melihat objek sejauh 6 meter selama 20 detik, membantu mengistirahatkan mata dan mengurangi ketegangan. Orang tua juga disarankan mengajarkan postur duduk yang benar, menjaga posisi layar sejajar mata, serta menggunakan kursi ergonomis untuk mengurangi dampak buruk pada tubuh. Penggunaan kacamata dengan pelindung cahaya biru atau mode malam pada perangkat elektronik dapat meminimalkan paparan cahaya biru yang merusak retina. Lebih jauh, mendorong anak untuk beraktivitas fisik di luar ruangan tidak hanya mengurangi waktu di depan layar, tetapi juga mendukung perkembangan tubuh yang optimal.

Secara keseluruhan, penggunaan gadget yang berlebihan pada anak-anak menimbulkan risiko signifikan terhadap kesehatan mata dan postur tubuh. Namun, dengan pengaturan waktu, edukasi mengenai postur tubuh yang tepat, proteksi terhadap cahaya biru, dan dorongan aktivitas fisik, dampak negatif ini dapat diminimalkan. Orang tua, pendidik, dan komunitas memiliki tanggung jawab bersama untuk menciptakan lingkungan digital yang aman bagi anak-anak, sehingga manfaat teknologi dapat dirasakan tanpa mengorbankan kesehatan mereka. Intervensi yang konsisten dan berkesinambungan akan membentuk generasi yang cerdas, sehat, dan siap menghadapi tuntutan dunia modern.

Bagikan Artikel Ini

Baca Juga











Artikel Terpopuler