x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Lima Fiksi-Sains Favorit # 1

Cerita fiksi-sains mengajak kita menjelajahi dunia masa depan dan dunia alternatif.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Cerita fiksi sains (science-fiction) adalah jalan petualangan menuju dunia baru di masa depan—dunia yang diimajinasikan oleh penulis. Kendati fiksi, pembaca kerap menuntut penceritaan yang logis dan pembaca yang memahami sains juga menuntut pengisahan yang scientific.

Sejak Jules Verne (1828-1905) menulis Around The World in Eighty Days dan From the Earth to the Moon serta H.G. Wells (1866-1946) menulis The Time Machine dan The Invisible Hand, genre fiksi-sains terus berkembang sehingga muncul berbagai trayektori, seperti cyberpunk. Perkembangan sains dan teknologi turut memengaruhi imajinasi para penulis dalam menuangkan cerita-cerita mereka.

Banyak novel dan cerita pendek fiksi-sains yang lahir dari penulis generasi abad ke-20 setelah Verne dan Wells. Sebuah daftar pendek dapat dibuat perihal karya-karya yang layak jadi favorit--tentu saja, daftar ini dapat diperpanjang agar mencakup lebih banyak karya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Berikut ini kelima fiksi-sains favorit itu, yang semuanya tergolong 'klasik'. Tiga pilihan di antaranya merupakan karya tiga penulis yang lazim disebut ‘The Big Three’ dalam fiksi-sains, yaitu Isaac Asimov, Robert Heinlein, dan Arthur C. Clarke. Di samping itu ada karya Philip K. Dick, yang namanya diabadikan sebagai salah satu penghargaan fiksi-sains, serta karya Ursula K. Le Guin—penulis perempuan yang dianggap hebat dalam fiksi-sains, yakni The Left Hand of Darkness.

 

THE LEFT HAND OF DARKNESS, Ursula K. Le Guin

Novel ini ditulis oleh Ursula pada tahun 1969 sebagai bagian dari Hainish Cycle, serial tentang semesta Hainish yang dimulai tahun 1966. Dalam pengantar untuk terbittan tahun 1976, Le Guin menyebut novel ini sebagai ‘eksperimen pikiran’ untuk mengeksplorasi masyarakat tanpa lelaki dan perempuan, di mana individu-individu berbagi unsur biologis dan emosional pada kedua gender. Le Guin memperkenalkan istilah ambisexual—tiap orang dapat menjadi ‘pria’ atau ‘perempuan’ sesuai dengan konteks dan hubungan yang tengah dijalin.

Left Hand meraih Hugo Award dan Nebula Award sebagai novel terbaik pada masing-masing tahun. Penilaian dilakukan oleh khalayak fiksi-sains, pembaca maupun penulis. Pengakuan atas karya Ursula juga datang pada tahun 1987 dari Locus, majalah tentang fiksi sains dan fantasi. Majalah ini memeringkat The Left di urutan kedua di antara ‘Novel-novel Fiksi-Sains Sepanjang Masa’.

 

THE MAN IN THE HIGH CASTLE, Philip K. Dick

Apa yang terjadi pada Amerika Serikat jika Sekutu kalah dalam kancah Perang Dunia II, dan bukan menang seperti yang secara faktual terjadi? Philip Dick mereka-reka kemungkinan itu dalam novel pentingnya ini. Novel yang memperoleh penghargaan Hugo pada tahun 1963 ini menjembatani apa yang disebut alternate history dan science-fiction.

Dalam The Man, Dick mengisahkan kehidupan sehari-hari masyarakat (bekas) Amerika Serikat di bawah kekuasaan kaum imperialis Jepang dan Nazi Jerman 15 tahun setelah Perang Dunia II usai (dalam novel ini disebutkan tahun 1947). Novel ini memperoleh penghargaan Hugo dan bakal diangkat menjadi serial TV pada tahun ini.

 

2001: A SPACE ODYSSEY, Arthur C. Clarke

Karya Clarke ini banyak dibicarakan sejak diterbitkan, dan kemudian diangkat ke layar lebar. Serial Space Odyssey memadukan konvensi-konvensi naratif fiksi-sains dengan aroma metafisika.

Tatkala monolith misterius ditemukan terkubur di Bulan, para ilmuwan terkejut bahwa mahluk ini diperkirakan berusia sekurang-kurangnya 3 juta tahun. Lebih mengagetkan lagi, setelah kuburnya dibongkar, artefak ini memancarkan sinyal yang mengarah ke Saturnus. Apa maksudnya? Untuk menjawab pertanyaan ini, para ilmuwan mengirim ekspedisi dengan pesawat Discovery ke Saturnus.

 

FOUNDATION TRILOGY, Isaac Asimov

Karya ini sangat mashur di tengah ratusan karya fiksi dan non fiksi Isaac Asimov, meliputi tiga seri: Foundation, Foundation and Empire, dan Second Foundation. Dikisahkan, Bumi merupakan sejarah masa lampau sebab manusia telah menyebar ke seluruh galaksi. Manusia membangun kemaharajaan yang bertahan ribuan tahun, namun kemudian mulai goyah dikarenakan korupsi, birokrasi, dan pertikaian politik.

Karakter Hari Seldon, profesor matematika yang mengembangkan psychohistory, yang mampu memprediksi masa depan lewat keahliannya dalam probabilistik, berusaha menyelamatkan manusia dan menyimpan seluruh pengetahuan di dalam ensiklopedi raksasa. Ia menghimpun ilmuwan dan sarjana dan membawa mereka ke sebuah planet yang akan menjadi pijakan untuk memulai era baru kemanusiaan. Trilogi ini dianggap sebagai pencapaian fiksi-sains yang hebat.

 

STRANGER IN A STRANGE LAND, Robert Heinlein

Dibayang-bayangi oleh kebesaran nama Isaac Asimov, Heinlein sesungguhnya menciptakan karya yang juga sangat berpengaruh di jagat fiksi-sains. Ia kerap digolongkan penulis ‘hard science fiction’, yakni novel sains yang menggarap unsur sainsnya dengan sangat serius.

Karakter sentral novel ini ialah Valentine Michael Smith, manusia yang lahir pada saat misi pertama manusia ke Mars. Setelah dibesarkan oleh penghuni Mars, Mike kembali ke Bumi dan ia merasa asing dengan budaya manusia. Novel Strange laris terjual dan memashurkan nama Robert Heinlein. **

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

Sabtu, 27 April 2024 14:25 WIB

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

Sabtu, 27 April 2024 14:25 WIB