x

Iklan

Adjat R. Sudradjat

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

'Ngidam' Duduk di Kursi Dewan, Nurul Arifin Ingin Muntah Lihat Menteri Jokowi Blusukan

Wasekjen partai golkar, Nurul Arifin menuding blusukan yang dilakukan seorang menteri sekedar pencitraan saja, dan dirinya bertekad untuk bagi-bai uang di pemilu mendatang

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar, dan mantan pemain film Nurul Arifin, menyatakan ingin muntah melihat kelakuan seorang menteri di Kabinet Kerja pemerintahan Jokowi-JK  yang beberapa waktu lalu dikabarkan meloncati pagar penampungan calon TKW saat melakukan sidak (inspeksi mendadak) yang dewasa ini lebih dikenal dengan sebutan blusukan itu.

Sebelumnya mantan aktris era 80-an ini mengatakan,  gaya blusukan menteri di pemerintahan Presiden Joko Widodo tak mesti berkorelasi dengan produktivitas kerja. Nurul menegaskan blusukan atau turun ke bawah bisa juga dimaknai sebagai pencitraan.

Meskipun Nurul tidak langsung menyebut nama menteri yang dimaksud, publik tentu maklum siapa menteri yang dituding sedang melakukan pencitraan itu. Sudah barang tentu dia adalah menteri Tenaga Kerja, Hanif Dakhiri.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pernyataan caleg partai Golkar dari dapil Jawa Barat VII (Purwakarta, Karawang, Bekasi) di Pemilu lalu, dan gagal melenggang ke Senayan, mengingatkan saya terhadap gejala yang seringkali dirasakan seorang perempuan manakala sedang ngidam.

Bisa jadi yang dirasakan seorang Nurul Arifin pun hampir sama dengan gejala tersebut. Hanya saja yang membedakannya kali ini yang bersangkutan ‘ngidam’ duduk di kursi Dewan yang tak terkabulkan. Tapi karena perolehan suaranya tidak memenuhi syarat, apa boleh buat Nurul pun bicaranya sudah seperti orang yang salah minum obat.

Padahal konon pernyataan yang dilontarkan politikus partai golkar ini di hadapan sekitar lima ratusan pemuda dari seluruh Indonesia dalam acara Indonesian Youth Conference di Annex Building, Wisma Nusantara, Jakarta.

Begitu juga karena gagal menjadi anggota legislatif, diapun menyesalinya tidak melakukan bagi-bagi uang, alias moneys politic saat Pemilu lalu. Kemudian di Pemilu 2019 mendatang dirinya sudah berencana untuk melakukan politik uang. Tentu saja dengan harapan bisa melenggang ke Senayan.

Anehnya ketika Pemilu lalu pun, Nurul juga menyatakan sudah menghabiskan uang  Rp 3 milyar. Jadi uang sebanyak itu digunakan untuk apa saja kalau bukan untuk kepentingan kampanye, dan siapa tahu ada yang diberikan juga buat konsituennya.  

Tetapi dari dua pernyataan Nurul Arifin tadi, sepertinya memang Nurul Arifin begitu ‘ngebet’ untuk duduk di kursi Dewan. Sehingga saking ‘ngebet’-nya ngomongnya pun tampak sekali seperti ‘asal bunyi’.

Betapa tidak. Selain menuding menteri Hanif Dakhiri sedang melakukan pencitraan, ditambah pula berniat akan melakukan politik uang yang memang diharamkan, pernyataannya itupun dilontarkan di depan para pemuda, calon pemimpin bangsa di masa depan.

Sehingga secara langsung maupun tidak, Nurul Arifin telah memberikan contoh buruk kepada genarasi muda tentang cara berpolitik praktis di Indonesia ini. Sedemikian naifnya dia bicara seperti itu.

Lalu sejauh mana kerja nyata dirinya untuk rakyat saat menjadi anggota Dewan di periode yang lalu, apa yang sudah diberikan untuk Indonesia ini selama ini. Atawa jangan-jangan pernyataan politikus partai beringin ini sekedar sensasi saja, karena merasa sudah tidak layak jual lagi di mata konsituennya ?

Entahlah. Saya cuma mampu bergumam, "Nurul... Nurul... Semoga baik-baik saja kau di sana..."  ***

Sumber foto: Tempo.co

Ikuti tulisan menarik Adjat R. Sudradjat lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

Sabtu, 27 April 2024 14:25 WIB

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

Sabtu, 27 April 2024 14:25 WIB