Pilihannya Bukan Lagi Merdeka Atau Mati
Bung Tomo Berteriak keras : Merdeka atau Mati !
bermodalkan semangat dan bambu runcing
maka hengkanglah penjajah
betapa kuatnya nilai juang Bangsa Indonesia
menghujam di setiap dada pejuang
rela korbankan jiwa ‘ntuk kemerdekaan
dan mereka pantas mendapat penghargaan
gelar kehormatan
sang pahlawan
********
masih adakah jiwa juang itu dalam hati
masih adakah jiwa rela berkoban untuk bangsa
ketika kemerdekaan 'tlah dinikmati
tidak usyahlah berkorban jiwa, tuan
tidak usyahlah berdarah darah bahkan mati
cukup korbankan tenaga dan pikiran
bisa juga dermakan sedikit harta
untuk negara tercinta
*********
kini tiada lagi teriakan merdeka atau mati
(dua pilihan bernilai pengorbanan sejati)
pilihannya tlah berubah menjadi,……
menderita atau korupsi
sengsara atau kolusi
penguasa atau pengusaha
dan
diam atau mendzhalimi,……
**********
sejujurnya telah terjadi pergeseran budaya
lambat laun nilai juang telah tergerus
terkontaminasi budaya asing merajalela
bisakah kemajuan teknologi disalahkan
bolehkan Pancasila di pertanyakan
*********
sesungguhnya anak negeri
sangat meng idolakan sang pemimpin nasional
anak negeri sangatlah patuh
ketika ada keteladanan nan patut di tiru
********
hari pahlawan
mungkin sekedar prosesi
dan kemudian dilupakan
‘krna di anggap sudah basi
sementara makam pahlawan menderit sedih
ketika disiram bunga setahun sekali
*********
oh tunggu dulu, tuan dan nyonya
terbetik berita ada gerakan nasional
diberi nama revolusi mental
konon seharusnya lebih dahsyat dari reformasi
muncul lagi harapan
nilai juang akan di kedepankan
kita tunggu blusukan revolusi mental diterapkan
atau hanya sekedar pencitraan
entahlah,....
********
Salam salaman
TD
Ikuti tulisan menarik Thamrin Dahlan lainnya di sini.