Aku adalah buruh dalam lingkaran upah bulanan
Sering terjebak uang panas karena minimnya upah
Berceritalah kehidupan kaum tertindas ini dalam luruh keringat
Dalam petak petak kecil bernama kontrakan
Dijalanan sudah biasa kami berdiri
Bukan menantang rezim yang berkuasa
Dengarkan dulu wahai bapak yang berbaju kotak kotak
Kami suarakan hati nurani dan sedikt menagih janji
Manisnya tutur saat kampanye akan sejahterakan buruh
Belum lagi kami nikmati hidup, harga BBM naik juga dua ribu perak
Belum lagi nanti pengusaha minta penangguhan tentang kenaikan gaji
Cabe telah merangkak dengan pedasnya
Beras pun hanya kualitas kelas tiga yang sanggup terbeli
Buruh oh buruh itulah nasibku
Kalau aku dan teman teman tak bersuara lantang
Apakah engkau mendengarkan juga nyanyi pedih hidup buruh
Nasibmu rek, buruh yang terpinggirkan
Gelombang besar akan kami peragakan
10 desember nanti adalah sebuah awalan
Tentang irama buruh aksi ke jalan
Suarakan dendang yang mungkin agak sumbang
Tentang harapan dapatkan jaminan kehidupan
Saat rumah sakit tak menampik kehadiran kaum proletar
Saatnya jaminan pensiunan pun didapatkan
Buruh nasibmu rek, selalu dekat dan berhimpit dengan kesialan
Tentang cerita rekreasi di banderol seharga 1900 perak
Bangkitlah kawan buruh, dimana cahaya terang ada disana
Api keberanian nyalakan jua
Hidup buruh, buruh bersatu tak bisa dialahkan
Ikuti tulisan menarik Topik Irawan lainnya di sini.