Perlakuan orang tua kepada anaknya akan tertanam di memori sang anak. Perlakuan tersebut akan menjadi acuan sang anak kelak ketika mendidik anaknya. Ketika sang anak merasa bahwa perlakuan ayahnya sebagai suatu perlakuan yang benar, maka ia akan mencoba menerapkan kepada anaknya kelak. Sebaliknya ketika perlakuan orang tua dianggap tidak benar, ia akan mencoba untuk tidak memberikan perlakuan yaang sama kepada anaknya kelak.

Ketika sang anak merasa tidak senang dengan perlakuan orang tuanya, maka bisa jadi sang anak akan melakukan hal yang sama atau justru melakukan hal yang sebaliknya kepada anaknya kelak. Hal ini dimaksudkan sebagai sebuah bentuk ekspresi pembalasan terhadap ketidaksenangan atas sikap orang tuanya. Tak elok rasanya mewariskan perasaan tidak senang.

Ketika sang anak diberi kebebasan untuk melakukan apapun dan anak merasa tidak senang dengan perlakuan tersebut, maka kelak sang anak bisa melakukan hal yang sama kepada anaknya dengan memberikan kebebasan atas apa yang dilakukannya, atau justru sang anak memperlakukan anaknya kelak dengan perlakuan yang sebaliknya.

Sang anak memperlakukan anaknya kelak dengan pola serba tidak boleh, memberikan banyak batasan dan peringatan untuk tidak melakukan sesuatu. Sang anak kelak menjadi serba otoriter, serba harus sesuai dengan kehendaknya, sang anak kelak harus mengikuti apa yang menjadi keinginan orang tuanya.

Menjadikan pola pendidikan orang tua yang dulu kita peroleh sebagai rujukan untuk mendidik anak kita kelak tidak ada salahnya. Akan tetapi kita harus bisa terlepas dari sikap pembalasan terhadap apa yang kita dapatkan dari orang tua kita dengan bersikap proporsional dalam mendidik anak kita kelak. Jangan sampai ketidaksenangan atas sikap orang tua kita, juga kita wariskan kepada anak kita.

Adakalanya kita bersikap tegas kepada anak kita, adakalanya kita bersikap lembut kepada anak kita. adakalanya kita memberikan kedisiplinan kepada anak kita adakalanya kita juga memberikan kebebasan kepada anak kita. Adakalanya kita menyampaikan kehendaka kita kepada anak kita, adakalanya kita memberikan kepercayaan kepada anak kita untuk memilih apa yang menjadi kehendaknya. Sejauhmana batasan kita bersikap kepada anak kita juga dipengaruhi oleh masa-masa perkembangan anak.

Pada tahap tujuh tahun pertama, kita perlakukan anak kita seperti seorang raja. Layaknya seorang raja yang berkuasa dan memiliki banyak fasilitas, selayaknya sang anak dapat diberikan layanan untuk bisa mengisi masa-masa emasnya dengan fasilitas kasih sayang.

Pada tahap tujuh tahun berikutnya sang anak kita perlaukan sebagai tawanan perang yang perlu kita berikan kedisiplinan, disiplin untuk membentuk sikap dan karakternya. Pada tujuh tahun selanjutnya anak kita perlakukan sebagai seorang teman yang dapat diajak berkomunikasi, diajak berdiskusi, dan berbicara denga hati.

---------------***---------------

wallao.com is one-stop online shopping place for kids and moms, starting from Flower Girl Dresses, Girl Collections, Boys Collections, Moms Collections, Costumes, and More. We welcome you to our wonderful unique, fabulous, and amazing products. wallao.com is constantly growing to become one of the best place for kids and moms finding their collections. wallao.com is really committed to always provide an exciting and engaging online shopping experience for everyone.

Ikuti tulisan menarik Muarif K Shiddiq lainnya di sini.