x

Iklan

Asep Rizal

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Usaha Kopra Buat Warga Hegarmanah Sumringah

Usaha kopra warga Hegarmanah, Kecamatan Cidolog, Ciamis, Jabar

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Defenisi Kelapa Koprah  adalah;

Kelapa Tua yang telah di kupas lalu di Asapi/Di Panaskan sampai Kering sesuai ukuran panas  di atas tungku khusus yang di buat oleh pengusaha bidang usaha Kopra tersebut.

Penulis mencoba memperkenalkan jenis usaha Warga Masyarakat Per-desaan yang bisa menghasilkan Duit  (Uang) dengan mengolah buah Kelapa yang telah matang dan pantas untuk menghasilkan Minyak Kelapa dan berbagai Hasil yang bisa di jual dari kegiatan Usaha “Ngoprah” tersebut.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sebut saja Nama dari pengoprah itu adalah Mang Aweng dan Kang Yayan yang berhasil di pintai keterangannya secara sederhana oleh Penulis  ketika tadi siang (Jum,at 12/12/2014) di jumpai di tempat Ngoprahnya yang terletak di Kampung Sukamulya Desa Hegarmanah Kecamatan Cidolog Kabupaten Ciamis Jawa Barat.

Kegiatan itu di geluti dua orang  “bersaudaraan” tersebut, atas ketertarikannya menggeluti Usaha yang dirasa sangat Potensial dilakukan di daerahnya yang banyak terdapat Pohon Kelapa milik Warga dengan jenis Kelapa yang terkatagori Pohon Kelapa Produktif.

“Saya beli  Kelapa-kelapa Tua itu dari Petani Kelapa di sekitaran Wilayah Desa kami ,namun  adapula petani yang menjual ke lapak kami dari luar Desa Hegarmanahpun , dengan harga yang pantas kami beli kelapa-kelapa itu   dan kami disini adalah  sebuah keluarga yang  bekerjasama , berbagi kegiatan dari mulai Nyongkel,Ngupas, Ngebobok Kelapa itu sampai ke pekerjaan yang memerlukan keterampilan khusus guna menjalankan usaha ini” Ucapan itu terlontar dari Mang Aweng.

“Untuk menjual Kelapa Koprah ini kami telah punya pasar tersendiri di Wilayah Kabupaten Pangandaran sana  yang katanya setelah di “ Urusi”  dan di keringkan kembali , maka Koprah-koprah di sana itu di Export ke luar negri” Ucap Kang Yayan.

Menarik bila di amati kegiatan Usaha tersebut , karena dari sebutir Kelapa itu sama sekali tidak ada yang terbuang  sayang , dari Mulai Tapas/Sabut  (Kulit Kelapa Tua) Batok, sampai Air Kelapa tua itu sama sekali tidak terbuang dengan sia-sia.

“Semua bisa di jual , dari mulai Air Kelapa untuk Bahan Minuman yang terkenal dengan sebutan Nata The Coco , batoknya bisa dijual untuk bahan bakar tungku perapian Kompor Alamiah , begitupun Tapas (Sabut) kelapa itu bisa dimanfaatkan lagi untuk bahan bakar Tungku pengasapan Kelapa Koprah kami ini!” Jelas salah seorang di antara kedua saudaraan yang menekuni Usaha Kelapa Koprah tersebut.

Mobilisasi Perusahaan Kelapa Koprahlah salah satu kendala untuk mendapatkan Kelapa-kelapa Tua dari Petani , karena yang terjadi  kini Infrastruktur ke pelosok-pelosok kampung di Wilayah Kecamatan Cidolog Kabupaten ciamis  Khususnya masih punya jalan dengan Jalan katagori Buruk ,apalagi  ketika hujan membasahi Wilayah Kampung-kampung di sekitaran daerah itu Mobil Pengangkut Kelapa Tua  yang biasa di gunakan kadang suka mogok karena jalanannya  licin dan berlumpur.

 ,” Jalan Bututlah yang mempengaruhi harga Kelapa tua dari Kampung kami di Kampung Sukalillah Desa Janggala Kecamatan Cidolog ini , karena Kendala jalan “Butut” itu  harga Kelapa Tua ini  dikalikan dengan ongkos angkut maka akan terpotonglah harga satuan Kelapa yang telah disepakati  tersebut!” Ucapan itu terlontar dari salah seorang petani penjual  yang siang tadi terlihat mengantar Kelapa ke lapak pembuatan Kelapa Koprah tersebut.

Kegiatan Usaha jenis inilah yang bisa mengangkat harkat kehidupan Warga Desa di seantero Nusantara , namun mungkin Para Peggiat Usaha itu akan menemui kendala Besar ketika Modal Usaha itu Kembang Kempis , karena nyata adanya bahwa hal “classic”  itu sering terdengar dari keluhan-keluhan Penggiat Usaha sejenis Usaha pengoprahan Kelapa tersebut.

Kenapa Modal Usaha  Yang Bernama Duit Itu Sering Jadi Kendala?.

Karena menurut Mang Aweng , kegiatan usaha di Kampung-kampung itu kini telah berubah polanya , “Kalau dulu Modalnya hanya Kepercayaan Warga Petani Kelapa , yang menjual Buah Kelapa Tua ke lapak-lapak Koprah itu dulu bisa diminta Nunggu Hasil dari Proses Penjualan lapak ke Pihak penerima barang (Kelapa Koprah) , kalau sekarang zaman itu telah berubah drastic , kalau sekarang mah kan kalau tidak Kontan pembelian  ke Petani maka Petani Kelapa akan kabur menjual ke Tempat yang lain!” Ucap Kang Yayan polos menerangkan hal tersebut  kepada penulis.

Dari uraian cerita tersebut kita ambil kesimpulan “Terdangkal” saja;

Para penggiat usaha Bidang yang satu ini , mungkin adalah sebuah Kegiatan Pola Usaha yang sangat Produktif dan tepat penerapannya, karena secara nyata hal itu bisa membantu Penghidupan Warga-warga Desa di seantero Negri.

Solusi paling cantik adalah keberpihakan Pihak Perbank-an (Bank) di Wilayah-wilayah Daerah-daerah Potensi Usaha sejenis Usaha Kelapa Koprah dengan menerapkan Pola Suku Bunga Perbank-an  terendah dan berpihak pada Kegiatan Usaha yang sedemikian tersebut.

Karena kata para pengusaha jenis usaha Kelapa Koprah itu “Rata-rata” Bank ke daerahan (Bank Cabang) tidak menyukai atau “tak - meng-ACC”  Pinjaman Kredit nya kepada pihak pengusaha yang kelihatan masih kecil dan terlihat masih berjalan manual , hanya pada pengusaha jenis besar dan prioritaslah Pihak Bank Cabang ke Daerahan suka meminjamkan Uang “rada” berlebih jumlahnya.

Padahal bila mau  jujur adanya , Pengusaha-pengusaha jenis inilah Prioritas yang harus di bantu dan di kembangkan , namun harapan itu mungkin masih menuai  harapan yang masih “diseminarkan”.

Keberpihakan Dana-dana bansos dari Pemerintahpun mungkin harus berpihak pada kegiatan-kegiatan usaha semacam ini karena secara nyata mereka itu telah berbuat dan penerapan Dana-dana Bansos yang mengharuskan punya kelompok Besar itu harus di tinjau ulang kembali direfisi kebijakan Anggarannya , karena Kegiatan-kegiatan Usaha jenis ini jarang dilirik oleh pihak Pemerintah Pusat maupun Daerah.

Sepenggal “Nuansa” Puisi aku tuangkan;  

“Aku tinggalkan pengasapan Kelapa Koprah itu dengan sebuah kesan bahwa senja yang indah itu tak akan seindah senja yang merona merah di ufuk barat sana,kupacu “Kuda-Kuda”  hari-hari indah itu dengan kepastian bahwa malam akan segera menghampiri dimana hari tetap akan berganti hari-hari selanjutnya , kelopak mata mendayu sendu iringi kepergian para pejuang kehidupan , Indonesia negri Kaya Raya yang belum ternikmati warganya”.

*Hegarmanah Kecamatan Cidolog Ciamis Jabar,Indonesiana Tempo.co.id  

Asep Muhammad Rizal.

 

                   

 

Ikuti tulisan menarik Asep Rizal lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu

Bingkai Kehidupan

Oleh: Indrian Safka Fauzi (Aa Rian)

Sabtu, 27 April 2024 06:23 WIB

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu

Bingkai Kehidupan

Oleh: Indrian Safka Fauzi (Aa Rian)

Sabtu, 27 April 2024 06:23 WIB