7 Desember 1941, pangkalan militer Amerika Serikat di Pearl Harbour perairan Pasifik mendapatkan serangan mendadak dari Jepang. Serangan mendadak ini melemahkan kekuatan tentara AS dan memaksa pemimpin mereka Jenderal Douglas MacArthur untuk mundur sampai ke Manila. Dari Manila Douglas MacArthur diperintahkan untuk mundur ke Australia. Di Manila Jenderal besar itu mengeluarkan kalimat paling terkenalnya “I shall return!”
3 tahun berselang AS di bawah kepemimpinan Jenderal Douglas MacArthur perlahan mengubah keadaan perang Pasifik. AS mulai mendesak Jepang yang kala itu menguasai sebagian besar Asia Timur dan Asia Tenggara. Salah satu usaha memukul mundur Jepang adalah dengan menggempur pusat kekuatan mereka di Papua. Di Papua, pasukan AS memilih posisi bertahan di Ifar Gunung dekat Danau Sentani. Bukit inilah yang kemudian dikenal sebagai Bukit MacArthur.
Terletak di Ifar Gunung, Bukit MacArthur memang menawarkan pemandangan menakjubkan ke daerah Danau Sentani dan sekitarnya. Letaknya tidak jauh dari bandara Sentani, dari arah bandara menuju Jayapura kita akan berbelok ke kiri ke jalan berkelok dan menanjak. Pemandangan di sekitar benar-benar menakjubkan, pegununngan Cyclops di sebelah kiri dan jurang di sebelah kanan.
Untuk sampai ke Bukit MacArthur kita harus melewati pos penjagaan tentara. Ini karena Bukit MacArthur memang berada dalam kawasan milik Kodam XVII Cenderawasih. Di pos kita harus melapor dulu dan menyerahkan KTP atau tanda pengenal lain sebagai jaminan.
Melewati kompleks militer kita perlahan akan menuju ke bagian atas Bukit MacArthur sampai tiba ke tugu MacArthur. Tugu MacArthur terletak di ujung jalan, di dalam kawasan yang dipagari itu ada bangunan berisi informasi seputar aktivitas sang Jenderal dan pasukannya, ada tugu peringatan kedatangan Jenderal MacArthur dan beberapa gazebo yang disiapkan buat pengunjung.
Sayangnya bagian alam gedung dengan nama pusat informasi itu kurang terawat. Deretan foto tua dan informasi tentang aktivitas sang Jenderal seperti dibiarkan berdebu dan tak terawat, padahal informasi itu sangat menarik utamanya bagi mereka yang suka sejarah.
Beruntung karena bagian lain dari tugu MacArthur tetap terawat dan rapi, apalagi karena pemandangan dari puncak bukit MacArthur benar-benar memukau. Di kejauhan Danau Sentani menghampar lengkap dengan pulau-pulau kecil di atasnya dan perbukitan di tepiannya. Di dekatnya bandara Sentani juga melintang, sesekali pesawat besar dan kecil mendarat dan lepas landas dari gerbang kota Jayapura itu. Di belakang kita pegunungan Cyclops menjulang megah dengan awan putih di puncaknya.
Waktu terbaik untuk mengunjungi tugu dan bukit MacArthur nampaknya adalah sore hari menjelang terbenamnya matahari. Di sana kita bisa duduk menikmati pemandangan sekitar sambil menikmati perjalanan mentari yang turun perlahan-lahan.
Bukit MacArthur adalah salah satu tempat terbaik untuk menikmati alam Papua, khususnya Danau Sentani. Di sini kita juga dapat belajar salah satu titik penting dalam sejarah Perang Dunia II.
Ikuti tulisan menarik Ipul Gassing lainnya di sini.