x

Aspal. Ilustrasi Pembangunan Jalan

Iklan

Indŕato Sumantoro

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 12 Juli 2020

Sabtu, 27 April 2024 20:43 WIB

Aspal Buton untuk Negeri

Mudah-mudahan kutukan abadi: “Indonesia sudah 78 tahun merdeka. Dan Indonesia sudah 7 kali berganti presiden. Tetapi Indonesia masih belum mampu mensubstitusi aspal impor dengan aspal Buton”, akan segera terhapus dengan terpilihnya presiden RI ke-8, Bapak Prabowo Subianto. Aamiin..

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Aspal Buton adalah sumber daya aspal alam yang terdapat di Pulau Buton, Sulawesi Tenggara. Aspal Buton untuk pertama kali ditemukan di masa penjajahan Belanda pada tahun 1924. Berarti sampai hari ini, usia aspal Buton sudah mencapai 100 tahun, atau 1 abad. Hal apa yang paling menarik dari aspal Buton untuk kita perbincangkan? Adapun hal yang paling menarik dari aspal Buton, dan yang akan selalu menjadi pertanyaan rakyat di Pulau Buton adalah mengapa pemerintah tidak mau memanfaatkan dan mengolah aspal Buton untuk mensubstitusi aspal impor?

Siapakah pejabat tinggi negara yang paling berwenang untuk menjawab pertanyaan ini? Pak Jokowi? Sebagai presiden yang sekarang sedang berkuasa. Atau pak Prabowo? Sebagai presiden baru periode 2024-2029, pengganti pak Jokowi. Pada kunjungan pak Jokowi ke Pulau Buton, Sulawesi Tenggara, pada tahun 2022 yang lalu, pak Jokowi sudah pernah menanyakan: “Mengapa pemerintah tidak mau memanfaatkan dan mengolah aspal Buton untuk mensubstitusi aspal impor?”. Tetapi sayangnya, sampai saat ini masih belum ada seorangpun pejabat tinggi negara yang berani menjawabnya. Mengapa orang mesti takut untuk menjawabnya?

Mari kita bandingkan sumber daya aspal alam Buton dengan sumber-sumber daya alam lainnya, seperti minyak bumi, timah, nikel, bauksit, batu bara, tembaga dan emas, dll. Mengapa sumber-sumber daya alam lainnya tersebut telah dimanfaatkan dan diolah untuk kemakmuran negeri sejak lama? Mengapa aspal Buton tidak, atau belum? Sejatinya, apakah ada yang salah dengan sumber daya aspal alam di Pulau Buton ini, sehingga selama ini selalu telah dianak tirikan, dan diabaikan?

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Karakteristiknya aspal Buton sejatinya memang berbeda dengan sumber-sumber daya alam bahan mineral lainnya. Bedanya dimana? Sumber-sumber daya alam bahan mineral lainnya merupakan komoditas-komoditas ekspor. Sedangkan aspal Buton bukan. Justru karena aspal Buton tersebut bukan merupakan komoditas ekspor, maka aspal Buton tidak mendapatkan perhatian dari pemerintah, sebesar perhatian pemerintah kepada sumber-sumber daya alam bahan mineral lainnya. Lho, kok bisa? Mengapa aspal Buton tidak diperlakukan dengan adil? Apakah ada yang salah dengan aspal Buton?

Kesalahan aspal Buton adalah karena aspal alam ini terdapat di Pulau Buton, Sulawesi Tenggara, Indonesia. Seandainya saja aspal alam Buton ini terdapat di Kanada, atau Trinidad dan Tobago, maka sejak untuk pertama kali aspal Buton ditemukan pada tahun 1924, maka sudah pasti aspal Buton tersebut langsung dimanfaatkan dan diolah untuk menyejahterakan rakyatnya. Tetapi mengapa di Indonesia sumber daya aspal alam Buton yang sangat berharga ini malah telah diabaikan dan ditelantarkan?. Dan anehnya lagi, mengapa pemerintah justru lebih suka mengimpor aspal minyak dari negara-negara lain dengan harga yang melangit?

Kalau kita menyalahkan aspal Buton, karena aspal alam ini terdapat di Pulau Buton, Sulawesi Tenggara, Indonesia, maka hal ini bermakna bahwa kita telah menyalahkan Allah SWT. Mengapa Allah SWT tidak menciptakan aspal Buton di Kanada atau Trinidad dan Tobago saja? Dengan demikian, aspal Buton sudah pasti akan lebih bermanfaat bagi kesejahteraan manusia. Lihatlah sekarang, aspal Buton di Indonesia sudah berusia 1 abad. Tetapi masih belum juga bisa dimanfaatkan bagi kesejahteraan rakyat Buton. Mengapa kita harus selalu mencari kambing hitam dengan menyalahkan Allah SWT segala? Bukankah Allah SWT itu Maha Tahu, sedangkan kita sebagai manusia tidak tahu apa-apa.

Aspal Buton tidak bersalah. Yang bersalah adalah manusia. Kesalahannya adalah mengapa mereka tidak mau mensyukuri nikmat aspal alam yang terdapat di Pulau Buton, Sulawesi Tenggara? Dan mengapa manusia justru lebih mensyukuri nikmat aspal impor? Apakah manusia-manusia yang telah mengimpor aspal ini tidak sadar dan paham, bahwa dengan mengimpor aspal tersebut telah menyejahterakan negara-negara lain yang sudah kaya raya? Sedangkan negara sendiri yang masih miskin dibiarkan saja tanpa bersalah menderita dan merana. Apakah manusia-manusia seperti ini tidak pernah mau bersyukur kepada Allah SWT, bahwa mereka telah dilahirkan di bumi ibu pertiwi, Indonesia yang memiliki banyak sekali sumber-sumber daya alamnya?

Apakah mengimpor aspal itu berdosa? Silahkan ditanyakan kepada hati nurani diri kita masing-masing. Secara hukum dunia, memang tidak ada yang salah dengan kita mengimpor aspal. Tetapi sebagai warga negara Indonesia yang baik, kita tentu memiliki kewajiban secara etika dan moral untuk menyejahterakan rakyat Indonesia sendiri. Hal ini berarti, apabila kita lebih mengutamakan untuk menyejahterakan rakyat negara-negara lain yang sudah makmur dan sejahtera dengan mengimpor aspal, maka secara hukum etika dan moral, kita telah berkhianat, bersalah, dan berdosa. Indonesia telah mengimpor aspal selama 45 tahun. Apakah kita masih bisa membayang sudah berapa banyak gunung-gunung dosa-dosa yang sudah kita lakukan selama ini?

Presiden ke 8 Republik Indonesia, pak Prabowo Subianto, sudah resmi terpilih sebagai presiden baru periode 2024-2029. Mungkin momentum ini adalah saat yang paling tepat untuk pak Prabowo melanjutkan kebijakan pak Jokowi untuk stop impor aspal. Pak Jokowi telah memutuskan akan stop impor aspal pada tahun 2024. Kalau kebijakan pak Jokowi akan stop impor aspal pada tahun 2024 masih belum bisa terlaksana sekarang, maka silahkan pak Prabowo melakukan introspeksi diri, mengkaji, dan mengevaluasi, apakah proses pengambilan keputusan dari pak Jokowi sudah benar? Kalau ternyata salah, silahkan diperbaiki. Sehingga keputusan pak Prabowo akan stop impor aspal nanti akan dapat lebih dapat dipertanggungjawabkan secara etika dan moral, serta terwujud dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.

Pak Prabowo, aspal Buton tidak bersalah. Kalau pak Prabowo ingin berjanji, mengabdi, dan berbakti untuk bangsa dan negara Indonesia, mohon berlakulah adil kepada aspal Buton. Aspal Buton juga ingin berbakti untuk negeri dengan mensubstitusi aspal impor. Dan kalau aspal Buton sudah mampu mensubstitusi aspal impor, maka pasti rakyat Indonesia akan lebih makmur dan sejahtera. Sejatinya aspal Buton itu akan berkah, apabila semua rakyat Indonesia mensyukuri nikmat dari Allah SWT.

Mudah-mudahan kutukan abadi: “Indonesia sudah 78 tahun merdeka. Dan Indonesia sudah 7 kali berganti presiden. Tetapi Indonesia masih belum mampu mensubstitusi aspal impor dengan aspal Buton”, akan segera terhapus dengan terpilihnya presiden RI ke-8, Bapak Prabowo Subianto. Aamiin..

Ikuti tulisan menarik Indŕato Sumantoro lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler