Debat Dengan DPR, Siapa Takut?

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
img-content
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Kemampuan Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma dalam berdebat nampaknya perlu diuji. Kualitas debat mahasiswa itu kenapa tidak dihadapkan dengan anggota Dewan Terhormat

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi (BEM FE) Universitas Gunadarma mengadakan lomba debat. Lomba diselenggarakan di Kampus D Margonda Depok.  Pada babak penyisihan Sabtu 10 Januari 2015 lomba debat diikuti  28 kelompok mahasiswa .  Setiap kelompok terdiri dari 3 mahasiswa berdasarkan kelas dan tingkat.

Beserta beberapa dosen Gunadarma lainnya saya diminta BEM FE menjadi juri. Pada babak penyisihan di bagi dalam 3 ruang debat masing masing terdiri dari 10 kelompok. Bersama DR Teddy Oswari kami menilai debat mahasiswa yang di undi untuk membahas beberapa topik yang telah ditetapkan panitia. Dua kelompok di pisahkan menjadi team pro dan team kontra atas topik yang mereka dapat berdasarkan undian.

Pada sesi pertama dua kelompok memperdebatkan topik Low Cost Green Car.  Di awal acara  panitia menjelaskan tentang tata tertib debat yang  meliputi mekanisme paparan dan sanggahan. Pembicara pertama dari kelompok pro memaparkan pendapat mereka tentang topik terkait.  Ketika paparan berlangsung 3 mahasiswa dari kelompok kontra boleh menginterupsi.

debat

Pada sesi selanjutnya topik yang dibahas tentang rencana pemindahan  ibukota ke  Kalimantan dan redenominasi rupiah.   Sebelum debat mahasawa dipersilahkan berdiskudi terlebih dahulu selama 10 menit dengan cara mencari referensi terkait topik debat. Dalam acara debat tampak sekali penguasaan materi topik mahasiswa sangat beragam.  Kemampuan menyampaikan materi sangat berpengaruh kepada kepercayaan diri dalam menjawan setiap pertanyaan atau sanggahan dari tim lawan.

Penilaian juri melipuiti penguasaan materi, kemampuan menyampaikan topik bahasan, kemampuan memberi sanggahan atau tanggapan.  Selain itu dinilai pula tentang etika mahasiswa dalam berdebat serta kerjasama tim.   Penilaian diberikan dalam skala skor 1 - 10. Terdapat beberapa mahasiswa yang sangat menguasai topik debat dan mampu menyampaikan materi secara sistematis.  Selama debat berlangsung, etika mahasiwa tetap terjaga walaupun para suporter bertepuk tangan menyemangati  teman sekelasnya.

Sebagai dosen kami merasa bangga menyaksikan debat mahasiswa.  Kemampuan public speaking cukup lumayan bila dilihat dari usia mereka yang masih muda. Ketrampilan (skill)  berbicara di depan umum bukanlah hal yang mudah apabila tanpa latihan.  Mahasiswa yang tampil mewakili kelasnya tentulah mahasiswa yang aktif berorganisasi serta sudah terbiasa berbicara di depan kelas.

Setelah ishoma, acar debat di lanjutkan pada babak semi final.  Pada debat semifinal saya berkesempatan menjadi juri bersama rekan dosen Rendy Napitupulu SH, MH. Terdapat 6 tim yang maju kemudian akan terpilih  2 tim yang kakn maju ke babak final.  Tim ke - 3 tebaik dalam semifinal langsung memperoleh juara 3 , sedangkan 2 tim yang memperoleh nilai tertinggi  akan maju ke final.  Penetuan juara Debat akan dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 23 Januari 2015 di Kampus E Kelapa Dua Depok.

Setelah menyaksikan kualitas debat mahasiswa UG, rasanya merka berani berdebat dengan anggota dewan terhormat seandainya diberi kesempatan.  Berani menyampaikan inspirasi, menuangkan pemikiran kreatif dan menmgeluarkan ide ide adalah ciri khas mahasiswa.  Idealisme yang masih kental serta semangat mahasiswa atut di berikan apresiasi dan kemudian dipupuk agar pada saatnya mereka mampu menerima tongkat estafet kepemimpinan pada masanya.

Salam salaman

Bagikan Artikel Ini
img-content
Thamrin Dahlan

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

img-content

Bibliografi Roh Perpustakaan

Jumat, 15 September 2023 09:56 WIB
img-content

Berita Nan Kelelap

Senin, 20 Januari 2020 06:11 WIB

Baca Juga











Artikel Terpopuler