x

Iklan

Mahendra Ibn Muhammad Adam

Sejarah mengadili hukum dan ekonomi, sebab sejarah adalah takdir, di satu sisi. *blog: https://mahendros.wordpress.com/ *Twitter: @mahenunja - FB: Mahendra Ibn Muhammad Adam
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Mau Ditaruh di Mana Muka Presiden Ini?

Jokowi, presiden dengan semangat 'revolusi mental' melawan korupsi harus berhadapan dengan peluang terbuktinya Budi Gunawan, calon Kapolri pilihannya, sebagai koruptor

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Presiden dengan revolusi mentalnya (melawan korupsi) harus berhadapan dengan peluang terbuktinya calon Kapolri sebagai koruptor. Dua poin ini seperti kutub utara dan selatan pada satu magnet batang yang tidak akan pernah bertemu dan karenanya akan sangat memalukan kalau memaksa diri dan berlagak tak bersalah. Bukankah image kepolisian ditingkat “kabar angin” memiliki gambaran yang jelek di masyarakat? Lalu kenapa Presiden tidak melibatkan KPK dan PPATK dalam urusan calon Kapolri?

Telah diketahui bersama, calon Kapolri Budi Gunawan disangkakan dengan sejumlah pasal dalam Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi dan KPK berusaha yakni mencari dan mengumpulkan bukti sehingga tindak pidana menjadi terang.

Revolusi sering meminta tumbal kematian. Itu menunjukkan dorongan power yang terlihat sebagai air bah yang menjebol bendungan raksasa. Maka revolusi mental (mwlawan korupsi) yang disodorkan Jokowi menjadi sekedar kertas yang gampang terbakar, lenyap setelah berkeping-keping dihembus angin.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Muncul pula asumsi bahwa badan politik dari sisi ultrastruktur seperti media komunikasi, partai politik, kelompok kepentingan (LSM), tokoh politik, bahkan mungkin badan politik dari sisi infrastruktur seperti Legislatif, Eksekutif dan Yudikatif mencekal presiden.

Semuanya terjerumus dalam paham reaksionisme. Akan terulang oposisi mencekal dan suatu saat nanti oposisi yang dicekal. Lalu apa enak hidup dalam paham reaksionisme yang demikian itu?                          

Namun bagi pandangan yang lain, adalah sah saja media massa menyiarkan berita. Sah saja terkesan provokatif selama hal tersebut adalah aktual. Bagi pandangan yang lain lagi, adalah presiden cukup mengakui kesalahannya, kemudian dengan sendirinya publik menyadari tidak ada yang tidak luput dari kesalahan.

Mari berkolaborasi, karena memang kolaborasi adalah tuntutan setiap zaman! Proses hukum akan membuktikan yang benar dan yang salah.

 

image source: https://encrypted-tbn1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSzfmHds4zbijAu7ZXsO6VXgtBVD2pZg2LEE5AyTJcoT6sOkHuP

Ikuti tulisan menarik Mahendra Ibn Muhammad Adam lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

Sabtu, 27 April 2024 14:25 WIB

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

Sabtu, 27 April 2024 14:25 WIB