x

Iklan

Ipul Gassing

Pemilik blog daenggassing.com yang senang menulis apa saja. Penikmat pantai yang hobi memotret dan rajin menggambar
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Menyantap Kapurung dan Parede dari Luwu

Kabupaten Luwu juga terkenal sebagai kabupaten penghasil sagu dan bahkan mereka juga sangat populer dengan makanan olahan sagunya. Salah satunya adalah kapurung

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Waktu masih SD di tahun 80an saya ingat salah satu pelajaran adalah tentang makanan pokok orang Indonesia. Kala itu selain beras sagu dan jagung juga disebut sebagai salah satu makanan pokok orang Indonesia. Saat ini mungkin sudah sulit menemukan orang Indonesia yang hanya makan sagu atau jagung, beras sudah jadi makanan pokok bagi hampir seluruh orang Indonesia.

Salah satu daerah yang akrab dengan sagu adalah Luwu atau orang lebih akrab dengan nama ibukotanya; Palopo. Luwu terletak di utara kota Makassar, sekitar 360 km yang dapat ditempuh dengan perjalanan darat selama 8 sampai 9 jam.

Orang Luwu terkenal sebagai orang-orang yang pandai mengolah sagu sebagai makanan. Dahulu sagu adalah makanan utama mereka sebelum digantikan dengan beras. Saat ini makanan olahan dari sagu hanya jadi makanan selingan atau makanan yang disajikan di warung-warung makan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Salah satu olahan sagu paling terkenal dari Luwu adalah kapurung. Sepintas makanan ini sangat mirip dengan papeda dari Papua yang sama-sama berbahan dasar sagu. Sagu kental dengan kuah panas disajikan di atas mangkuk, bedanya kapurung lebih kaya sayuran dan bahan penyempurna lainnya daripada papeda yang hanya berisi sagu saja.

Di dalam semangkuk kapurung ada sayuran seperti kangkung, terong dan rebung. Untuk menambah kenikmatan ada juga potongan ikan atau udang yang melengkapinya. Karena kapurung dianggap sama dengan nasi berarti kita masih perlu lauk lainnya untuk membuat perut kenyang. Nah, di Palopo ibu kota Luwu kapurung lazim disantap bersama dengan parede kepala ikan.

Parede adalah olahan kepala ikan kakap yang disajikan dengan bumbu kuah kuning. Rasa kuahnya agak asam dan asin, di dalamnya selain kepala ikan kakap beberapa potongan cabe dan tomat juga ikut menambah kayanya rasa parede. Menikmati kapurung dan parede rasanya sungguh..ehem, nikmat!

Kapurung memang sedikit kental dan lembut, agak susah untuk mengunyahnya. Makanya beberapa orang secara bercanda bilang kalau kapurung itu bukan dimakan tapi diminum. Memang cara paling nikmat untuk menikmati kapurung adalah dengan menyeruputnya, membiarkan bongkahan-bongkahan kecil sagu kental itu masuk ke dalam mulut dan bertemu dengan lidah. Eh iyya jangan lupa, untuk penggemar pedas ada beberapa pilihan sambal yang siap untuk dikawinkan dengan kapurung. Sekadar menyempurnakan rasa nikmatnya.

Sambil menyantap kapurung jangan lupakan juga kepala ikan kakap berkuah kuning itu. Karena Luwu juga punya deretan pesisir lautan yang panjang maka tentu saja ikan kakapnya segar. Daging ikan kakap yang lembut nyaris seperti daging ayam itu melebur bersama kuah yang rasanya asam dan kaya bumbu. Benar-benar pengalaman yang sulit dilupakan.

Di Palopo kapurung dan parede disajikan di rumah-rumah makan, kadang warga setempat juga tetap menyajikannya untuk acara tertentu atau sekadar menjamu tamu. Rasanya sayang jika tak sempat menikmati makanan khas Luwu yang satu ini. Sekadar mengingatkan kita betapa kayanya Indonesia, karena Indonesia bukan hanya beras. 

Ikuti tulisan menarik Ipul Gassing lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

Sabtu, 27 April 2024 14:25 WIB

Bingkai Kehidupan

Oleh: Indrian Safka Fauzi (Aa Rian)

Sabtu, 27 April 2024 06:23 WIB

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

Sabtu, 27 April 2024 14:25 WIB

Bingkai Kehidupan

Oleh: Indrian Safka Fauzi (Aa Rian)

Sabtu, 27 April 2024 06:23 WIB