Photo;Kang Abud (41).
Mentari mulai redupkan cahayanya, di Sabtu (13/06) jelang sore, ketika aku tambatkan standar sepeda motor kesayanganku pada halaman sebuah rumah setengah bilik berlantaikan tembok porslen di ujung Kampung Cioray Rt; 01 Rw;05, Desa Sukasukur, Kecamatan Mangunreja, Tasikmalaya. Kampung yang terdiri dari 150 rumah dan dihuni sekitar 400-an jiwa tersebut nampak sunyi dari hiruk pikuk kehidupan kota dengan segala aktifitasnya.
“Bila hari menjelang siang, kampung ini sunyi karena hampir segenap warga disini pada pergi ke ladang dan sawah-sawahnya, dan ada pula yang pergi mengikuti alur mata pencaharian yang di antaranya membuat anyaman dari bambu seperti sair, posong (untuk aling-aling kolam), dan anyaman bambu yang lainnya,” ungkap Abud (41) yang sedang menekuni pekerjaan menganyam bilik bambu.
Jarak kampung itu sekitar 20 km dari Singaparna, ibukota Kabupaten Tasikmalaya. Menurut Tata (45), Kepala Desa setempat, menganyam adalah salah satu pekerjaan sampingan warga kampung Cioray.
“Merekalah yang mungkin harus dikasih bantuan oleh pemerintah untuk jalan kehidupannya yang bisa menghasilkan uang untuk menghidupi keluarganya. Karena warga di sana itu bila musim tanam padi sedang dalam masa tanam, tidak ada pekerjaan yang tetap bagi mereka. Walhasil para penduduk di wilayah kampung ini harus terperhatikan oleh Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat sana,” cerita bKades satu ini tentang keberadaan warganya ketika siang itu bertemu denganku di kantor Kecamatan Mangunreja.
Salah satu pekerjaan yang semestinya dipasok bantuan menurut Tata (Kades) adalah usaha membuat anyaman bilik bambu,”Karena mereka adalah hanya pekerja ahli saja yang sama sekali tidak punya Modal ketika bahan-baku (alat-alat) pembuat bilik bambu itu ternyata harus dibeli dari para pemilik Kebun bambu ditempatnya , itulah salah satu kendalanya ,sederhana kedengarannya memang! namun bukan sebuah kesederhanaan yang hanya bisa ditonton saja keberadaannya , perlu Action nyata dan harapan saya sebagai Kepala Desa disini mudah-mudahan setelah diceritakan media ini , pemerintah Pusat dan Daerah melirik hal ini sebagai hal yang serius dan mereka segera dapatkan bantuan dananya !” Ucapnya dengan nada lantang.
Menurut Abud (Pengrajin Anyaman Bilik bamboo tersebut) dirinya suka membeli Bambu sebagai bahan baku Anyaman Biliknya itu dari seseorang yang punya kebun bamboo dikampungnya , “Satu Leunjeur (*batang) bambu harganya Rp.12.000,- , untuk menyelesaikan 100 Meter anyaman bilik bambu kita perlukan 5-sampai 7 Batang bambu yang kita bisa pakai pada Rumah ukuran 5 x 7 ( M )!” Jelasnya.
Abudpun bercerita lebih lanjut kepadaku bahwa dia Jual Anyaman Bilik Bambu itu dengan harga Rp.5000,-permeternya ,”Untuk menyelesaikan Anyaman Bilik bamboo dengan ukuran 100 Meter itu diperlukan waktu sekitar satu bulan !” Lanjutnya.
Alhasil Abud (41) yang menurutnya sekarang punya Tanggungan seorang Anak dari Istrinya yang selalu setia Menemani Abud membuat anyaman Bilik Bambu tersebut bahwa Penghasilannya kali ini hanya dikatakan dengan kata-katanya yang dia bilang “Lumayan” saja dari pada nganggur tidak ada Kerjaan!”.
Namun Abudpun sempat bercerita kepadaku bahwa dia Mempertahankan Pekerjaannya ini dengan sikap melakukan perlawanan terhadap Upaya Industri Besar seperti Perusahaan Pollybek (GRC) dan Multiplex yang kini gencar “Perang harga” dengan harga Bilik bambunya.
“Saya jamin bila dinding dan langit-langit Rumah pakai bilik Bambu maka akan kuat sekitar 20 Tahunan dan tahan terhadap cuaca apapun dinegara kita ini yang punya iklim Tropis!” Abud berpromosi kepadaku dan diapun tahu Iklim Tropis segala neeeh,,,! menurutku.
*****************************************
Angin menerpa dedaunan disekitaran Rumah Sederhananya Abud , dan langitpun Nampak Redup ketika itu , Abud dan Istrinya tercinta sempat menawariku minum air putih ,Dingin terasa ditenggorokanku , gemuruh suara Pohon bamboo disamping Rumahnya membangkitkan hayalanku , dan akupun sempat pamitan terhadap Keluarga Sederhana itu , aku sempat berdo,a dalam hatiku yang paling dalam ; “Semoga Kerajinan Tangan Membuat Bilik bambu Kang Abud itu dapat dibeli oleh para Pengusaha luar Negri dengan harga Dolar yang tinggi , dan semoga secara Berkala Kang Abud bisa menikmati hasil jerih payahnya dengan Kenikmatan Dunia yang dia sangat harapkan !” Anginpun semakin bergemuruh dilangit sana , dan akupun pergi tanpa lambaian tangannya mereka , semoga Do,aku Terkabulkan Yaa Tuhanku,,,(Amiin Yaa Robbal Alamiin,,!).
******************************************
Sekapur Sirih;
“Tuhan kita hanya Mewajibkan Mahluq tersayangNya hanya untuk Berusaha mencari RezeqiNya yang Halal . Dia telah Mengultimatum melalui Kitab suciNya salah satunya ;
- Tidak boleh menipu,
-Mengambil Haq Orang Lain dan ketiadak Bolehan yang lainnya yang Dia telah Atur pada Doktrinitas Kitab SuciNya.
Tuhan Kita Maha Adil dan Bijaksana Dia telah janjikan Barokah RezeqyNya itu terhadap MahluqNya yang mengikuti Alur PerintahNya yang diantanya telah disebutkan diatas tadi.
Dan Hebatnya Tuhan Kita itu tidak Pernah Berjanji ; Berapa Hasil yang diperoleh atas Upaya MahluqNya tercinta ,Alhasil Berapapun jumlah Rezeqy Tuhan yang diperoleh oleh MahluqNya atas upaya usaha (berusahanya tersebut) maka akan dikasih “Bonus” Berupa Bonus janjiNya yaitu Dia (Tuhan Kita) Tidak akan Berbohong Membayar secara Update membayar Barokah dari Usaha simahluqNya tersebut”.@By ;Al-ayat .
*Kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat Indonesiana.Tempo.co(13/06/2015).
Asep Rizal.
Ikuti tulisan menarik Asep Rizal lainnya di sini.