Proses Margriet Menjadi Seorang Psikopat

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
img-content
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

AA dijadikan tersangka pembunuh, tetapi bukti-bukti dan saksi lain tetap mengarah pada Margriet.

Penyelidikan terhadap pembunuhan Angeline masih berlangsung. AA yang sudah dijadikan tersangka pelaku, masih membuka kemungkinan adanya pelaku lain. Apalagi bukti-bukti dan kesaksian yang ditemukan selanjutnya justru mengungkap keterlibatan Margriet sebagai dalang utama. Bagaimana sosok ibu angkat ini yang sesungguhnya?

Dalam pemeriksaan seorang psikiater beberapa waktu yang lalu, Margriet dinyatakan sebagai seorang psikopat. Seharusnya hal ini bisa menjadi pegangan kepolisian dalam menyelidiki keterlibatan Margriet. Sebab seorang psikopat pada suatu ketika akan menjadi monster yang tidak memandang siapa korbannya. Ia berubah menjadi kejam dan tak berperasaan.

Bagaimana seorang wanita seperti Margriet menjadi psikopat, hal ini berhubungan dengan proses kehidupan yang dijalaninya. Margriet memang memiliki kehidupan yang tampaknya normal di masa lalu, menikah dan mempunyai seorang anak bernama Yvonne. Namun agaknya ia memiliki sebuah obsesi yang telah ada dan berkembang sejak masih muda, yaitu menjadi seorang kaya raya atau hartawan.

Orang yang berkhayal menjadi kaya, tentu mendambakan kehidupan sebagai orang kaya, yaitu mempunyai barang-barang yang diimpikannya selama ini. Apalagi seorang wanita, tentu sangat ingin mempunyai rumah megah, mobil mewah, perhiasan yang mahal dll.  Margriet tidak mendapatkan semua itu dalam pernikahan pertamanya. Ketika ia menikah kedua kalinya dengan Douglas, harapan itu muncul kembali.

Douglas adalah ekspatriat yang berasal dari AS. Ia memiliki jabatan di perusahaan minyak dengan penghasilan yang lebih dari cukup. Margriet merasa bahagia dengan pernikahan mereka yang kemudian menghasilkan seorang anak perempuan. Tetapi kebahagiaan itu hanya sementara, karena Douglas sangat menyukai anak-anak. Sedangkan Margriet, dengan beberapa alasan medis, tidak bisa memberinya anak lagi.

Keputusan mengangkat anak terhadap bayi Angeline dilakukan dengan setengah hati. Anak itu hanyalah upaya untuk menyenangkan hati Douglas dan agar Margriet tidak kehilangan pria tersebut. Status Douglas yang WNA tak memungkinkan namanya tercantum sebagai orangtua adopsi. Sayangnya Douglas ternyata sangat menyayangi Angeline. Bocah yang manis itu memikat hati Douglas melebihi anak-anak yang lain.

Rasa cemburu Margriet mulai menggebu. Apalagi perhatian Douglas sepenuhnya tercurah pada bocah perempuan itu. Angeline menjadi anak kesayangan Douglas.  Kecemburuan itu semakin besar dan membara ketika mengetahui Douglas justru memberikan sebagiab besar warisannya kepada Angeline. Menurut pemikirannya, anak yang bukan darah dagingnya tak patut mendapatkan segalanya. Angeline berubah menjadi musuh bagi Margriet. Seorang musuh yang harus dilenyapkan.

Sebagaimana seseorang jika melihat musuh, kebencian semakin berkobar. demikian pula Margriet kepada Angeline, semakin merasa muak dan marah. Diam-diam ia mulai melakukan tindakan kekerasan di saat Douglas lengah. Dan meledak pada puncaknya ketika Douglas meninggal. Margriet melampiaskan segala kekesalannya yang ditahannya selama ini. Selain melakukan kekerasan, Angeline dipaksa bekerja keras membersihkan rumah dan merawat ayam-ayam peliharaan Margriet.

Walau ketidakwajaran perilaku Margriet telah tercium oleh masyarakat, ia tidak menjadi jera. Margriet sudah kesetanan. Karena itu ia berani mengusir dua menteri yang hendak melihat kondisi Angeline. Perhatian publik justru tambah mengobarkan kebencian dan kecemburuan Margriet kepada gadis kecil yang tak berdosa itu. Maka ia merencanakan sebuah sandiwara kehilangan anak, yang dibantu dengan orang-orang terdekatnya. Tentu saja mereka mau membantu. Anak-anak Margriet sudah terindoktrinasi kebencian ibunya, sedangkan para asisten rumah tangga tergiur bayaran yang dijanjikan wanita separuh baya tersebut.

Margriet mengira bisa terlepas dari jerat hukum dengan memberi keterangan yang berbeda-beda.  Dan ia juga membayar tinggi orang yang bersedia menjadi pengacaranya.  Namun ia melupakan pengadilan Tuhan yang akan terus berjalan sekeras apapun dia menghindar.

Bagikan Artikel Ini
img-content
muthiah alhasany

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

img-content

Narkoba Untuk Biaya Politik

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB
img-content

Menunggu Nyanyian Setya Novanto

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Baca Juga











Artikel Terpopuler