Menulis, Menulis, dan Terus Menulis

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
img-content
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Kalau pikiran jernih tulisan menjadi lebih indah dan tertata.

 

Kecewa, benci, lelah dan capai tidak membuat aku berhenti menulis. Aku menulis untuk memberi tahu bahwa masih ada cadangan pemikiran dalam diri ini untuk dilontarkan dan diwujudnyatakan. Siapapun yang  membaca yang punya kualitas berpikir maupun yang hanya sekilas iseng tetaplah pembaca yang telah menilik beberapa pemikiranku. Kalau ada yang setuju dan tidak setuju itu hanyalah masalah selera. Aku tidak memaksa diri kalian suka membaca tulisanku. Terkadang lompatan pemikiranku luar biasa, tapi kadang malah membingungkan, sesuai suasana hati. Kalau suasana hati masih terbungkus suasana Gegana. Gelisah, galau dan merana tentu hanya sebuah cerita sedih dan yang terungkap adalah sebuah tulisan keluh kesah. Kalau pikiran jernih tulisan menjadi lebih indah dan tertata.

Dalam setiap langkah manusia, muncul berbagai masalah yang secara misterius tiba-tiba muncul. Apa yang terencana semula menjadi berantakan karena manusia sering mendapati permasalahan mendadak dan tak terencana.  Gelisah manusia muncul akibat konflik dengan saudara, teman maupun kehidupan suami istri. Ketika isi pikiran dan pendapat beda, muncul akur cerita yang bergesekan. Ada ledakan emosi, ada  kontra bathin, ada percekcokkan dan ada alibi untuk saling menyakiti. Karena perbedaan pasangan suami istri bertengkar hebat, jika tidak ada yang mengalah tentu akan menjadi masalah besar. Dan jika tidak diselesaikan akan menjadi  sebuah tragedi cinta, atau tragedi rumah tangga. Banyak suami istri akhirnya cerai karena perbedaan prinsip, perbedaan pandangan. Ketika muncul masalah kecil dalam sebuah hubungan, sering terabaikan, jika tertumpuk dan ditunda masalah kecil akan membesar suatu saat nanti.

Itulah aku ingin mencatat semua peristiwa itu menjadi suatu tulisan, BARANGKALI DENGAN MENULIS AKU MENJADI LEBIH WASPADA  BAHWA BANYAK HAL BERMULA DARI MASALAH KECIL YANG TAK TERSELESAIKAN.  Manusia sering abai pada hal kecil, padahal yang kecil jika mengalami pembiaran akan menjadi besar. Begitu juga dengan sebuah tulisan. Sebermula dari kata akan membesar menjadi kalimat, dan bila kalimat itu terus ditautkan dan menjadi serangkaian paragraf, paragraf akan menjadi cerita. Bisa terangkai sebuah cerita epik, pantun, puisi, cerpen, cerita bersambung bahkan  Novel.

Di sekitar manusia banyak cerita yang bisa dibagi, banyak hal yang menjadi ide dan ide itu membawa manusia menjadi pencerita. Peristiwa yang hadir dalam lingkungan, memberi pernik-pernik kehidupan yang menarik apalagi telah disentuh oleh penulis cerita yang mampu merangkai kata menjadi sebuah cerita yang  luar biasa.

Persentuhan kata dengan jiwa dan pikiran manusia menjadi sebuah cerita dan bila mampu ditrasformasikan ke dalam tulisan tentu akan menjadi sebuah  ide besar. Pramudya Ananta Tour, Sapardi Joko Damono, Putu Wijaya, Rabindranath Natagore, Shakes Piere, Ernest Hemingway,. Mereka menulis dengan gaya masing-masing bercerita seputar suasana hatinya, memotret kegelisahan dirinya dan lingkungannya, menyesap saripati kehidupan dan dikemas menjadi tulisan mengagumkan.

Romo Mangun, Romo Sindhunata, bercerita  tentang pengalaman iman, menulis cerita dengan pendekatan humanis memotret budaya lokal menjadi kelas dunia. Perjuangan mereka nyata, dari sebuah peristiwa sehari-hari yang sering luput dari perhatian pemerintah, sering lepas dari  titik pandang mata orang-orang biasa. Intuisi mereka tajam karena selalu terasah oleh rutinitas mereka meresapi kehidupan dan tertuang dalam sebuah plot tulisan yang menarik, dirangkai dengan gaya tutur rohaniwan, tapi mudah dipahami  oleh mereka yang sering merasakan betapa hidup itu penuh cerita, cerita sedih, cerita  pilu, cerita tentang ketidakadilan. Mereka bertutur dan menyentuh relung jiwa. Tulisan mereka menjadi legenda karena dekat dan sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari .

Potret kehidupan manusia, akan menjadi sebuah cerita berjuta kata dan penulislah yang akan mencatatnya untuk menjadi sebuah catatan sejarah.

penyuka dunia tulis menulis

Bagikan Artikel Ini
img-content
Pakde Djoko

Seni Budaya, ruang baca, Essay, buku

0 Pengikut

img-content

Sidang MK Panggung Para Ahli Hukum

Senin, 24 Juni 2019 12:37 WIB
img-content

Kritik dan Menghina Dua Hal Berbeda

Minggu, 16 Juni 2019 05:55 WIB

Baca Juga











Artikel Terpopuler











Terpopuler di Peristiwa

img-content
img-content
img-content
img-content
Lihat semua