x

Iklan

Handoko Widagdo

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Yesus Tak Pernah Tertawa

Umberto Eco mengajak pembaca untuk mengikuti Bruder William yang menggunakan tanda-tanda untuk memecahkan misteri kematian.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Judul Buku      : The Name of The Rose

Penulis             : Umberto Eco

Penerbit           : Jalasutra

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tahun terbit     : 2004 (Edisi 2)

Halaman: xliv + 731

 

Apa benar Yesus tak pernah tertawa? Bagaimana jika Yesus tak pernah tertawa? Apa akibatnya jika Yesus tak pernah tertawa? Bagaimana jika ada orang yang begitu yakin bahwa Yesus tak pernah tertawa?

Bermula dari kecurigaan Ordo Fransiskan yang melakukan praktik bidah, Burder William dari Baskerville dan asistennya Adso dari Melk ditugaskan untuk melakukan investigasi di sebuah biara Fransiskan. Bukannya menyelidiki kebidahan, Bruder William malah asyik menyelidiki beberapa kematian (pembunuhan?) yang terjadi di biara ini.

Mula-mula ditemukan mayat yang terjatuh ke jurang dari salah satu jendela biara (bunuh diri? Dibunuh dan dilemparkan?). Belum lagi kematian misterius ini terungkap, ditemukan kembali mayat dalam tong darah babi. Pada mayat ini ditemukan jejak jari dan lidah yang berwarna hitam. Kematian-kematian terus berlanjut. Ciri-ciri kematian ini mengikuti pola yang ada di Kitab Wahyu, kitab terakhir Injil.

Apa hubungannya kematian-kematian ini dengan praktik homoseksual di biara? Apakah kematian-kematian ini berhubungan dengan barter pelayanan seks oleh para perempuan desa dengan para biarawan yang memberi imbalan makanan?

Jika ini adalah pembunuhan, siapa pembunuhnya? Apakah tanda hitam di jari dan lidah beberapa mayat berhubungan dengan Severinus si ahli botani yang sangat paham tentang racun?

Untuk menyelidiki misteri tersebut, William diberi kebebasan oleh Abo si kepala biara untuk memeriksa semua ruang, kecuali perpustakaan yang terletak di lantai atas Aedificium. Apa hubungannya dengan Abo si kepala biara atau Malachi si kepala perpustakaan? Mengapa mereka melarang William ke perpustakaan? Apakah ada hubungannya dengan teks tertentu yang tersimpan di perpustakaan? Atau ada sesuatu yang disembunyikan di perpustakaan tersebut?

Apa hubungannya peristiwa-peristiwa kematian tersebut dengan Yesus tidak pernah tertawa?

Dengan setting abad pertengahan dan kehidupan biara pada abad tersebut, Umberto Eco mengajak pembaca untuk mengikuti Bruder William yang menggunakan tanda-tanda untuk memecahkan misteri kematian yang berturut-turut. Novel ini bukan sekedar novel detektif. Melalui novel ini kita bisa mengetahui berbagai pandangan filsafat dan pandangan theologi abad pertengahan. Kita bisa mengetahui praktik-praktik biara dan arsitektur.

Novel ini dilengkapi dengan sebuah makalah berjudul “Semiotika dan Enigma The Name of The Rose” karangan Yasraf Amir Piliang, dan diakhiri dengan post script tulisan Umberto Eco: “Judul dan Maknanya”; Apendiks yang berisi dua tulisan, yakni: “Sang Pengarang dan Para Penafsirnya”, tulisan Umberto Eco dan “Peta, Labirin, Dan Moster: Ikonografi Perpustakaan Dalam The Name of The Rose Karya Umberto Eco” tulisan Adele J. Haft. Keempat tulisan tersebut sangat penting dan wajib dibaca. Namun saya menyarankan untuk membacanya setelah anda menemani Bruder William dan Adso memecahkan misteri Yesus tak pernah tertawa.

Ikuti tulisan menarik Handoko Widagdo lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Hanya Satu

Oleh: Maesa Mae

Kamis, 25 April 2024 13:27 WIB

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Hanya Satu

Oleh: Maesa Mae

Kamis, 25 April 2024 13:27 WIB