x

Pimpinan baru KPK (ki-ka) Ketua KPK, Agus Rahardjo dan Wakil Ketua Laode Muhammad Syarif, Basaria Panjaitan, Alexander Marwata, dan Saut Situmorang disela acara serah terima jabatan di Gedung KPK, 21 Desember 2015. Kelima pimpinan baru KPK tersebut m

Iklan

Agus Supriyatna

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Kisah Pertemanan Pak Menteri dengan 'Punggawa' KPK

Kelima 'punggawa' KPK itu adala Agus Rahardjo Basaria Pandjaitan, Alexander Marwata, Saud Situmorang dan Laode Muhammad Syarif. Sebagai Ketua KPK, terpilih

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sudah mendapat lima pimpinan baru yang baru saja terpilih lewat proses uji kelayakan di DPR. Kelima 'punggawa' KPK itu adala Agus Rahardjo Basaria Pandjaitan, Alexander Marwata, Saud Situmorang dan Laode Muhammad Syarif. Sebagai Ketua KPK, terpilih Agus Rahardjo. 
 
Dan, pada hari Senin 21 Desember 2015, lima pimpinan KPK yang baru itu dilantik secara resmi oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Istana Negara, Jakarta. Maka dengan dilantiknya lima punggawa baru penghuni Rasuna Said, pimpinan lama pun pensiun. Mereka yang pensiun adalah Adnan Pandu Praja, Zulkarnain, Johan Budi, Indriyanto Seno Aji dan Taufiequrachman Ruki. Mereka pun purna tugas dari Rasuna Said. 
 
Senin, 21 Desember 2015 saat malam menjelang, beberapa wartawan masih bertahan di Kementerian Dalam Negeri. Mereka, adalah pewarta yang biasa meliput di kementerian yang sekarang dikomandani Tjahjo Kumolo, mantan Sekjen PDIP.
 
Beberapa wartawan memilih duduk dan mengerjakan berita di ruangan sebelah ruang kerja Kepala Pusat Penerangan Kementerian Dalam Negeri, Doddy Riatmadji. Ruangan ini memang biasanya sering jadi tempat ngumpul dan ngetik berita para wartawan. Sementara dua orang wartawan memilih mengetik berita di depan ruangan 'wartawan' alias di ruang lobi gedung utama Kementerian Dalam Negeri. 
 
Tiba-tiba Dita, wartawan Koran Sindo yang tadinya hendak keluar dari ruangan wartawan kembali balik badan. "Eh, ada Pak Menteri di luar lagi ngobrol," kata Dita memberi tahu.
 
Saya yang lagi santai, karena berita sudah selesai diketik, langsung bergegas keluar ruangan. Pikir saya, jika ngobrol santai dengan Pak Menteri, pasti akan banyak cerita-cerita aneh yang jarang diketahui publik. Para pencari berita yang ada  di dalam ruangan wartawan pun berhamburan ikut keluar.
 
Benar saja, di depan ruangan, di sebuah meja yang penuh dengan kertas serta kotak makanan, satu sosok yang tak asing lagi duduk santai di kursi. Dia adalah Tjahjo Kumolo, Menteri Dalam Negeri. 
 
Di sebelahnya agak berseberangan duduk Anton, Wartawan Kompas. Sementara tepat di hadapan Pak Menteri, hanya terpisah oleh meja, duduk Mas Hartono dengan posisi tegap. Para kuli tinta yang keluar dari ruangan wartawan pun langsung mengambil posisi duduk di kursi yang tersedia. Tentunya, termasuk saya. Saya duduk bersebelahan dengan Mas Hartono, menghadap langsung ke Pak Menteri. 
 
Banyak cerita yang dituturkan Pak Menteri. Salah satunya tentang Mas Johan Budi, mantan juru bicara KPK yang sempat jadi Plt di komisi anti rasuah tersebut. Mas Johan, seperti diketahui dalam proses seleksi pimpinan KPK kembali ikut mendaftar. Saya saat proses pemungutan suara di Komisi III DPR, Mas Johan hanya dapat 25 suara. Tapi, tentang Mas Johan ini, Pak Menteri punya cerita atau semacam pengakuan. Katanya, suara untuk Mas Johan datang dari PDIP. 
 
Selain cerita tentang Mas Johan, Pak Menteri juga punya kisah lain masih juga terkait dengan KPK. Pak Menteri kelahiran Surakarta ini mengaku senang dengan sudah pensiunnya pimpinan KPK yang lama. Lho kok senang?
 
Ternyata, Pak Menteri ini berkawan akrab dengan salah satu punggawa KPK yang kemarin baru saja pensiun. Punggawa Rasuna Said kawan akrab Pak Menteri itu tak lain adalah Pak Adnan Pandu Praja. Bahkan kata Pak Menteri, dirinya berkawan akrab dengan Pak Adnan Pandu sejak masih kuliah. Komunikasi pun selalu terjalin. Ia sering bertelponan dengan Pak Adnan Pandu. 
 
Sampai kemudian Pak Adnan Pandu, kawan karibnya itu terpilih sebagai pimpinan KPK. Sejak terpilih itulah komunikasi langsung terputus. Pun komunikasi via telepon. Lima tahun, Pak Menteri mengaku putus hubungan dengan Pak Adnan Pandu. Tak ada lagi saling bagi obrolan lewat telepon, atau bercengkrama langsung. Lima tahun, ia dan Pak Adnan Pandu seperti ada jarak yang menganga. Komunikasi hanya alakadarnya, itu pun kebanyakan dalam acara formal. Namun ia memaklumi, sebagai pimpinan sebuah komisi pemberantas korupsi, Pak Adnan Pandu posisinya begitu sensitif. Apalagi yang dipantau KPK adalah salah satunya politisi partai, anggota parlemen dan pejabat negara. Tentu, bila ia dan Pak Pandu masih seperti dulu, akan ada syakwasangka. Karena itu, ia memaklumi terputusnya komunikasi dengan Pak Adnan Pandu, teman karibnya. 
 
"Lima tahun lamanya komunikasi dengannya terputus. Padahal saya berteman akrab sejak waktu kuliah," kata dia.
 
Karena itu begitu Pak Adnan Pandu pensiun, Pak Menteri senang tak kepalang. Pak Adnan Pandu pun sama merasa senang. Kini tak ada hambatan psikologis untuk kembali menjalin komunikasi. Pak Menteri pun mengaku, ia sampai berpelukan ketika Pak Adnan resmi pensiun sebagai punggawa KPK. 
 
"Kini teman akrab saya sudah kembali," kata Pak Menteri Tjahjo. 
 
Tiba-tiba Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri, Pak Yuswandi A Temenggung muncul, dan langsung bergabung ikut mengobrol. 
 
" Pak Sekjen, nanti bapak saja yang ke IPDN Jatinangor yah. Sudah satu tahun diperingatkan, masih saja terjadi, " terdengar Pak Menteri bicara ditujukan ke Pak Yuswandi.
 
Pak Yuswandi yang diajak bicara, sigap menjawab. " Siap pak." 
 
Mendengar obrolan antara orang nomor satu dan nomor dua di Kementerian Dalam Negeri, saya hanya bisa menebak-nebak. Mungkin, pernyataan Pak Menteri terkait dengan peristiwa pemukulan yang terjadi di IPDN. Tapi yang saya tahu, IPDN sebentar lagi akan mengukuhkan siswa praja yang baru saja lolos tes seleksi. 
 

Ikuti tulisan menarik Agus Supriyatna lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

Sabtu, 27 April 2024 14:25 WIB

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

Sabtu, 27 April 2024 14:25 WIB