x

Iklan

Aseanty Pahlevi

journalist, momsky, writer, bathroom singer, traveler.
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Begini Cara Jika Ingin Anak Kita Seperti Nabi Ismail

Bagaimana mendidik anak dengan penuh cinta, mengadopsi dari pola pengasuhan Nabi Ibrahim AS dan Siti Hajar

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Mendidik anak merupakan tantangan terbesar bagi Orangtua. Bagaimana tidak, ditangan orangtualah terbentuk kepribadian anak. Terlebih dalam keluarga yang kedua orangtuanya bekerja. Tidak sedikit orangtua yang kemudian memilih menyerahkan pola pengasuhan dan pendidikan kepribadian kepada sekolah. Tidak jarang Orangtua memilih sekolah terbaik dan termahal, agar mencetak anak-anak yang membanggakan.

Ratna Dewi Idrus, penulis buku-buku Islami memaparkan pola pengasuhan yang mengadopsi Nabi Ibrahim AS. Nabi Ibrahim adalah ayah yang penyayang, sebagaimana namanya, Ibrahim berasal dari bahasa Suryani yang rumpun asalnya sama dengan bahasa Arab.“Ibrahim” merupakan gabungan dari dua kata, yaitu Ib dan Rahim. Ib sama artinya dengan Abun dalam bahasa Arab, yaitu bapak atau ayah. Rahim dalam bahasa Suryani sama artinya dengan Rahim dalam bahasa Arab, yaitu penyayang. Jadi, Ibrahim berarti ayah yang penyayang.

Nabi Ibrahim sangat lembut hati lagi penyantun. Ia senantiasa menyempurnakan janji, taat pada Allah, dan istiqamah. Nabi Ibrahim diuji di luar kemampuan manusia biasa. Meskipun diuji berat, Nabi Ibrahim senantiasa menepati  janjinya dan senantiasa berakhlak mulia. Dalam proses kreatifnya saat menulis buku ini, Ratna sangat tersentuh dengan beberapa fakta mengenai kehidupan Ibrahim dan istrinya. Ketika itu, Ratna tengah menjalani ibadah Umroh.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Ketika melaksanakan sa’I, saya teringat pada Hajar, bunda Nabi Ismail, betapa gigihnya beliau mencari air untuk memenuhi dahaga bayi mungilnya Nabi Ismail,” ujarnya.  Hajar merupakan bunda yang sangat penyayang, tak suka mengeluh, kuat kesabarannya. Bukan sekali dua kali ia berjuang menghadapi ganasnya padang pasir?yang kini diibaratkan kehidupan?melainkan sampai tujuh kali hingga akhirnya ia mendapatkan air atas karunia Allah. “Didikan inilah yang mengantarkan Nabi Ismail tumbuh menjadi anak yang saleh dan penyabar,” katanya.

Menurut para ahli, anak-anak yang sukses bukanlah dibesarkan oleh orangtua yang hebat ataupun cerdas melainkan oleh orangtua?terutama ibu?yang penuh cinta dan tulus dalam mendidik anak-anaknya.  Ratna mengutip Ustadz Mohammad Fauzil Adhim, bahwa banyak orang besar dan sukses terlahir dari keluarga yatim. Dimungkinkan, karena anak-anak tumbuh dalam suasana penuh cinta dan tidak pernah melihat kedua orangtua mereka bertengkar.

Begitu pula dengan Ismail AS, yang bertemu kembali dengan ayahnya di Mekah setelah dewasa. Keduanya mempunyai  keyakinan kepada Allah SWT yang luar biasa. Maka ketika Ibrahim menceritakan mimpinya, Ismail pun tidak menolak. Mimpi yang mengharuskan Ibrahim menyembelih Ismail, anaknya.

Lalu, dapatkan kita memiliki anak seperti Nabi Ismail as? Dapatkan kita menjadi Ayah seperti Nabi Ibrahim, dan Ibu seperti Siti Hajar? Tentunya, tidak ada yang tidak mungkin jika punya kemauan keras.

Lewat buku ini,penulis mengajak pembaca bertamasya menyusuri lembar demi lembar kehidupan Nabi Ibrahim AS, yang menguatkan dan menjernihkan jiwa, hingga kita temukan kunci bagaimana Nabi Ibrahim AS mendapat karunia Allah berupa anak yang luar biasa seperti Nabi Ismail AS. Buku ini tersedia di Gramedia. 

 

 

Ikuti tulisan menarik Aseanty Pahlevi lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler