Hidup anda, hidup saya, hidup kita itu sebenarnya bisa diprogram, bisa diatur dan bisa direncanakan. Siapa yang bisa memprogram? Siapa yang bisa mengatur? Siapa yang bisa merencanakan? Ya diri kita sendiri. Sebenarnya lho ya, tetapi banyak orang yang berusaha menutupi hal ini. Banyak orang yang menulis artikel, menulis buku dan berbicara dikelas-kelas training yang ingin menutupi siapa yang bisa mengubah diri kita. Banyak artikel, banyak buku dan banyak training yang “mencipatakan persepsi” bahwa masing-masing kita butuh orang lain untuk memprogram hidup kita, butuh orang lain untuk melakukan perubahan dalam diri. Seringkali saya mendapat pertanyaan lewat telepon yang meragukan hal ini, “mas firman, apa iya kita bisa melakukan perubahan sendiri?”. Saya paham kenapa pertanyaan ini muncul, yaaa…karena banyak artikel, banyak referensi yang memang seolah memunculkan persepsi bahwa kita tidak bisa mengubah diri kita sendiri.

Saya sering mengilustrasikan ketika dikelas AMC, lihatlah handphone anda, apa yang harus anda lakukan supaya bisa menggunakan handphone itu? anda bisa memang menyuruh orang lain untuk mengirimkan sms, untuk melakukan panggilan dsb, tapi apakah iya anda mau terus minta bantuan orang?. Biasanya ada peserta yang menjawab “ya kita butuh belajar caranya menggunakan handphone itu mas supaya bisa digunakan sendiri”. Nah ini baru jawaban yang benar, kita perlu tahu bagaimana “caranya” menggunakan handphone itu, ketika sudah tahu caranya maka kita bisa menggunakan handphone itu dan memaksimalkannya. Hal ini juga berlaku kepada diri kita, kalau kita tidak mengenali diri dengan benar maka akan ada banyak orang yang ingin berusaha memunculkan persepsi bahwa dirinya yang bisa mengutak-ngatik anda, padahal seharusnya anda sendiri yang mengontrol diri anda sendiri, benar?

Oh ya, 3 hari kemarin saya ada kelas platinum yang diikuti oleh seorang bapak dari Timor leste, setelah memahami AMC, bapak ini sering kali mengatakan “ternyata saya selama ini dibodohi saja oleh mereka itu, padahal sebenarnya yang membuat saya sehat itu pikiran saya sendiri, yang membuat hidup saya mudah ya diri saya sendiri”. Saya mengatakan “iya sekarang saatnya bapak penuh memaksimalkan dirinya”. Materi AMC memang saya desain sebagai “metode” untuk mengenali, mengontrol dan memaksimalkan diri, dan dari pengalaman saya memberikan kelas AMC dan hasil respon dari teman-teman alumni maka memang metode AMC ini menjadi satu-satunya metode yang mudah, sederhana dalam mengontrol dan memaksimalkan pikiran.

Hidup seseorang itu tergantung dari PIKIRANnya, maka untuk membuat hidup menjadi mudah juga tergantung dari PIKIRAN kita sendiri. Ada 2 Rahasia untuk menciptakan hidup penuh kemudahan, apa itu?

Pertama, Pilih Cara yang MUDAH, ketika anda mengerjakan sebuah soal matematika terkadang ada cara yang lama, yang susah tetapi ada juga cara yang mudah. Kalau anda ingin menyelesaikan soal dengan cepat maka tentu pilih cara yang mudah, benar kan? Sama juga ketika anda mau naik ke lantai 50 sebuah gedung, ada cara yang lama lewat tangga, tetapi ada juga cara yang mudah yaitu melalui lift. Jika ingin mudah maka ya pilih cara yang mudah. Begitu juga dalam kehidupan ini, banyak orang yang menawarkan berbagai cara untuk merancang hidup, tetapi saya berani katakan bahwa AMC adalah metode termudah untuk merancang hidup, anda buktikan ya !

Kedua, Biasakan Cara Yang Mudah, ketika anda sudah memahami dengan benar cara yang mudah itu maka yang harus anda lakukan adalah membiasakan cara yang mudah itu dalam kehidupan anda. Selalu saya katakan dalam kelas AMC, bahwa yang perlu teman-teman lakukan adalah membiasakan AMC dalam kehidupan. Karena semua butuh pembiasaan saja. Anda bisa menggunakan handphone dengan baik, bahkan bisa mengetik sms sambil pejam mata itu semua karena anda terbiasa dengan handphone itu.

Untuk memahami cara yang mudah itu maka dibutuhkan proses pembelajaran, karena itu juga perlu diperhatikan proses pembelajaran itu. Hmm, ada sebuah ungkapan yang menurut saya baik dari peserta platinum bulan lalu

“mas firman, saya pernah dapat pesan dari ayah saya bahwa kalau mau belajar ilmu spiritual itu harus ke orang yang pandai secara akademik, orang yang sudah bisa mandiri, orang yang sehat dan orang yang sudah berhasil, juga kata ayah saya cari cara-cara yang enak, bukan yang susah seperti puasa, lelaku diam di sungai dan sejenisnya. Saya menemukan itu di diri mas firman, masih muda tetapi bisa membuat metode yang mudah ini, saya anggap juga sudah enak hidupnya dalam usia yang jauh dibawah saya, memiliki banyak aktivitas yang produktif seperti dosen, konsultan teknik juga praktisi properti juga. Dan sekarang saya melihat mas firman begitu santai mengajari saya 3 hari ini, luar biasa mas. Hal itu yang membuat saya mau belajar”

Hidup yang mudah dimulai dengan Pikiran yang mudah, dan tentu dengan cara-cara yang mudah juga. Cerdaslah dalam melihat dan memilih banyak cara yang tersebar bebas disekitar kita, Hidup kita sepenuhnya ada di tangan kita.