x

Iklan

indri permatasari

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Diet Kantong Plastik Agar Dunia Kembali Cantik

Masyarakat harus mulai sadar lingkungan dengan tidak menggunakan kantung plastik jika tidak terpaksa. membawa tas belanja sendiri adalah salah satunya.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

Apa sih yang tidak bisa dibuat heboh di negeri tercinta ini. Tadi pagi saja, sudah banyak kawan yang heboh dengan masalah kantong plastik berbayar. Seperti sudah diketahui, sejak tanggal 21 Februari 2016 ,bertepatan dengan hari peduli sampah nasional, penerapan kebijakan kantong plastik berbayar mulai diberlakukan di pusat-pusat pebelanjaan. Hal ini merujuk pada Surat Edaran Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor S.1230/PSLB3-PS /2016 tentang Harga dan Mekanisme Penerapan Kantong Plastik Berbayar. Dari beberapa berita yang ada, hal ini bahkan sudah dilakukan di 22 kota di Indonesia dari Sumatera sampai Papua.

Akhirnya tadi pagi saya coba belanja di salah satu waralaba minimarket, dan mbak pramuniaganya yang hafal sama penampakan saya gara-gara hobi beli cemilan pun nyeletuk

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

wah, mbak sih udah nyantai, soalnya dari dulu kan gak pernah mau kalau dikasih kantong plastik, sekarang mesti bayar lho”

***

Menurut saya, diet plastik memang sudah saatnya diterapkan dan saya berusaha sebisa mungkin untuk tidak terlalu sering menumpuk sampah plastik. Cara yang paling gampang ya dengan membawa tas belanja sendiri. Walaupun banyak klaim yang mengatakan bahwa kantong plastik yang digunakan oleh para peritel dapat terdegradasi dalam waktu yang tidak lama, namun toh tetap saja kantong plastik yang begitu gampangnya diberikan saat kita belanja menjadi penyumbang sampah yang jumlahnya tidak sedikit.

Saat kantong plastik belanjaan masih gratis, saya itu kadang suka ngelus dada sendiri kalau pas belanja bareng dengan orang yang hobi banget koleksi kresek. Mereka dengan gampang sekali order kepada kasir untuk memisahkan belanjaan hingga menjadi sak hohah jumlahnya. Padahal kalau mau, sebenarnya semua bisa diringkas hanya dengan dua kresek saja. Tapi ya begitu deh, namanya juga gratisan, kalau bisa dapat banyak kenapa harus minta sedikit, kalau bisa kelihatan belanja banyak, kenapa tas kreseknya cuma sebiji.

Semoga hal itu tidak saya temukan lagi. Dengan diberlakukannya kantong plastik berbayar, saya berharap masyarakat lebih hemat dan bijak dalam menggunakannya. Yach walaupun menurut saya harga 200 rupiah yang tercantum dalam surat edaran Bu Menteri itu terasa nanggung. Istilahnya duit yang nggak seberapa lah, bisa jadi itu hanya sebagian kecil dari uang kembalian. Tapi pas saya baca berita lainnya, Provinsi DKI mematok harga 5000 per kantongnya. Atau jangan-jangan harga kantong plastik di tiap daerah berbeda sesuai Perda masing-masing ya, hmm entahlah, mungkin semua menganut falsafah ndak beda itu ndak keren.

***

Namanya hal baru pasti akan menuai pro dan kontra. Polemik akan selalu ada meski kebijakan ini bertujuan baik. Intinya kan agar kita bisa mengurangi dampak buruk penggunaan plastik to. Oke, memang kresek itu penemuan yang super duper yummi, efisien, mudah didapat dan murah harganya. Tapi kita juga mesti sadar kalau kita tidak akan selamanya menjadi penghuni dunia, masih ada generasi-generasi lagi yang kelak berdiam di bumi kita satu-satunya ini. Mosok sih kita sedemikian teganya sama mereka dengan mewariskan jutaan kubik sampah plastik kepada mereka.

Secara langsung dan tak langsung, sampah kresek itu mengandung zat kimia berbahaya yang akan menjadi polutan bagi tanah, kalau kualitas tanah sudah buruk akibat polusi, tentu kesuburan juga menurun, akibatnya tanaman yang tumbuh diatasnya juga tidak akan tumbuh optimal. Selain itu kebanyakan plastik yang beredar di masyarakat juga jenis yang tidak bisa didaur ulang dan baru akan hilang setelah ratusan tahun. Lha wong umur manusia saja ndak sampai segitu, mosok kita mau berubah jadi penyu biar bisa lihat kresek yang kita buang hancur sempurna.

***

Saya jadi ingat dengan film Wall-E. animasi garapan pixar ini mungkin bisa jadi kenyataan di masa depan kalau kita tidak mampu mengontrol sampah yang kita hasilkan. Mosok iya kita mesti ngungsi dulu di planet lain sambil nunggu bumi dibersihkan robot terlebih dahulu. Kalau ndak mau ada kejadian gitu, yuk mari kita diet plastik mulai saat ini, biar bumi bersih dan makin cantik tanpa maju mundur ala syahrintul.

 gambar : www.edc-vc.com

 

Ikuti tulisan menarik indri permatasari lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Hanya Satu

Oleh: Maesa Mae

Kamis, 25 April 2024 13:27 WIB

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Hanya Satu

Oleh: Maesa Mae

Kamis, 25 April 2024 13:27 WIB