x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Ketika Apple Melawan FBI

Penolakan Apple terhadap permintaan FBI memicu kembali isu: teknologi vs keamanan negara, privasi individu vs perlindungan keamanan masyarakat.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

"Tanpa enkripsi yang kuat, kamu akan dimata-matai secara sistematis oleh banyak orang."

--Whitfield Diffie (Ilmuwan, 1944-...)

 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Peristiwa penembakan masal di San Bernardino, California, AS, sekitar tiga bulan lalu (2 Desember 2015) ternyata berbuntut panjang dan melebar ke isu baru, yang mengaitkan teknologi dengan privasi individual versus perlindungan keamanan masyarakat. Isu ini mencuat setelah Apple Inc., produsen iPhone, menolak permintaan Badan Investigasi Federal (FBI) AS agar mau membuka kunci masuk ke dalam data telepon seluler iPhone 5C milik salah seorang pelaku penembakan yang menewaskan 16 orang itu.

Semula, FBI berusaha memecahkan sendiri enkripsi (penyandian) iPhone milik pelaku itu hingga dua bulan lamanya. Lantaran enkripsi ini begitu canggih sehingga sulit dipecahkan, FBI kemudian meminta bantuan Apple.

Penolakan Apple mengangkat kembali isu yang belum juga terpecahkan: kemajuan teknologi telah menciptakan dilema ketika berada di tangan pihak yang tidak tepat. Dalam surat elektroniknya kepada karyawan Apple, CEO Apple Tim Cook menulis bahwa kasus ini dapat menciptakan ‘bahaya yang mengancam kebebasan masyarakat sipil’.

Cook khawatir bahwa jika ia memenuhi permintaan FBI, tindakan ini kemudian menjadi preseden di masa mendatang. Ia juga mencemaskan privasi dari ratusan juta pemakai telepon yang taat hukum, yang di dalam perangkat mereka tersimpan data lalu lintas komunikasi, nomor telepon, sampai isinya akan dibaca oleh pihak keamanan. Pihak FBI menampik kekhawatiran Cook itu, sebab menurut mereka, penyelidikan akan difokuskan pada iPhone yang dimiliki pelaku.

Kecemasan Cook itu manifestasi ketidakpercayaan terhadap institusi keamanan negara—sebuah isu Big Brother yang menemukan wujudnya kembali. Bayangkan bila pihak keamanan dapat membaca apa saja yang disimpan di dalam peranti teknologi warga dan memantau lalu lintas komunikasi kapan saja dan di mana saja.

Cook mendapat dukungan dari para dedengkot Lembah Silikon. Mark Zuckerberg, CEO Facebook, menyatakan bersimpati kepada Apple: “Kami memercayai enskripsi; kami berpikir bahwa enkripsi merupakan alat penting.” Jack Dorsey, CEO Twitter, juga mencuit: “Kami berdiri di samping @tim_cook dan Apple (serta terima kasih atas kepemimpinannya)!”

Jan Koum, CEO dan co-founder WhatsApp, juga memberi dukungan: “Kita harus tidak membiarkan preseden berbahaya ini ditetapkan. Hari ini kemerdekaan dan kebebasan kita dipertaruhkan.” “Ini bisa jadi preseden berbahaya,” ujar Sundar Pichai, CEO Google.

Perdebatan antara Apple dan FBI ini menjadi menu politik bagi calon presiden yang tengah bersaing. Donald Trump, kandidat dari Republik, menyerukan boikot terhadap produk Apple. “Jika Apple tidak memberi info kepada pihak berwenang mengenai teroris, saya hanya akan memakai Samsung hingga mereka memberi info,” kata Trump. Senator Republik dari Arkansas, Tom Cotton, tak kalah kesal. Seperti dikutip media, ia berkata, “Apple memilih untuk melindungi privasi teroris ISIS ketimbang keamanan rakyat Amerika.” Sedangkan Hillary Clinton, calon dari Demokrat, menginginkan agar pemerintah dan perusahaan teknologi bekerja sama untuk menangani masalah ini.

Teknologi enkripsi telepon seluler memang semakin diperkuat sejak peristiwa pembocoran data Badan Keamanan Nasional AS, NSA, oleh Edward Snowden. Ini membuat petugas keamanan kewalahan sebab kecanggihan enkripsi menghambat penyelidikan kasus-kasus kriminal, seperti pornografi, penculikan, pembunuhan, hingga terorisme. Snowden sendiri mencuit: “Perintah FBI terhadap Apple itu akan melukai warga negara biasa, bukan otak kejahatan.”

FBI sudah meminta bantuan pengadilan untuk memaksa Apple memberi ‘bantuan teknik yang wajar’ kepada para penyidik. Namun tampaknya masalah ini akan meluas dan semakin panas sebab Cook meminta agar dibentuk panel khusus untuk membicarakan isu ini. Dalam hemat saya, kasus ini memperlihatkan bagaimana teknologi telah menciptakan tantangan tersendiri terhadap apa yang selama ini dipahami sebagai keamanan nasional dalam relasinya dengan privasi warga negara.

Apakah situasi serupa mungkin terjadi di sini? Barangkali tidak, sebab tekanan intitusi keamanan mungkin sulit dihindari oleh penyedia teknologi di sini. (sumber ilustrasi: wired.com) ***

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler