x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Selamat Jalan, Pak Yus Badudu

Yus Badudu, yang mendorong masyarakat agar berbahasa dengan baik, baru saja berpulang.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

“Batas-batas bahasaku berarti batas-batas duniaku.”

--Ludwig Wittgenstein (Filosof, 1889-1951)

 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Begitu mendengar kabar wafatnya Jusuf Sjarif Badudu, ingatan saya langsung melompat ke masa lampau. Kira-kira pertengahan tahun 1970an, nama Yus Badudu begitu populer di masyarakat walaupun ia hanya tampil seminggu sekali di layar stasiun televisi satu-satunya di masa itu, TVRI milik negara.

Pak Yus Badudu membawakan program Pembinaan Bahasa Indonesia yang barangkali di masa sekarang peringkatnya bisa jadi akan rendah dari segi ketenaran di antara pemirsa. Bila dibandingkan acara Insert atau The Voice sampai guyonan yang termehek-mehek, mungkin program ini akan ditaruh di tengah malam ketika penontonnya paling sedikit.

Tapi, di tahun-tahun itu, acara bahasa Pak Yus Badudu mampu bertahan selama 5 tahun (1974-1979). Namanya begitu dikenal oleh masyarakat, setidaknya ini pertanda bahwa program acara yang ia bawakan populer. Saya sendiri tidak setiap minggu menonton Pak Yus membawakan acaranya, lantaran menontonnya nebeng di rumah tetangga yang punya pesawat televisi.

Yang saya ingat, Pak Yus mengajar di televisi dalam bahasa yang mudah dicerna, banyak memberi contoh, dengan pembawaan tenang. Ia berusaha membimbing masyarakat untuk berbahasa Indonesia yang baik dan benar—dan setahu saya, di masyarakat manapun, bahasa yang baik dan benar merupakan syarat agar komunikasi di antara pemakainya tidak simpang siur.

Pak Yus juga mengatakan, berbahasa dengan baik dan benar bukan berarti menjadi kaku dan tidak bisa kreatif serta tidak enak dibaca dan dinikmati. Keluwesan, kreativitas, dan keenakan untuk dibaca dan dinikmati tetap bisa disampaikan tanpa harus mengabaikan cara berbahasa yang baik. Upayanya untuk membiasakan masyarakat berbahasa yang teratur ditunjukkan oleh dorongannya agar kita menyusun ejaan yang disempurnakan (EYD).

Ketika itu, saya juga berusaha memahami bahwa apa yang dilakukan Pak Yus Badudu bukan sekedar mengajak masyarakat bertuturbahasa dengan baik dan benar. Ia sebenarnya tengah mengajak masyarakat untuk menata cara berpikir. Ia bukan sekedar mengajari cara menyusun kalimat, tapi juga mengajak kita berpikir logis. Seingat saya, Pak Yus Badudu pernah berkata bahwa bahasa yang teratur mencerminkan alur pikiran yang teratur. Yang saya pahami kemudian, cara seseorang berbahasa menunjukkan cara orang itu berpikir.

Pak Yus menjadi doktor linguistik setelah mengajukan disertasi berjudul Morfologi Kata Kerja Bahasa Gorontalo. Kabar yang beredar, pensiunan guru besar di Unpad dan UPI ini wafat setelah mengidap stroke cukup lama. Ia meninggal satu minggu menjelang ulangtahunnya ke 90, 19 Maret mendatang, dengan meninggalkan banyak karya tulis di antaranya kamus ungkapan, kata serapan, kamus peribahasa, dan Bahasa Indonesia yang benar.

Sebagai ahli bahasa, Pak Yus tidak ragu untuk menyampaikan kritik kepada siapapun yang dalam pandangannya tidak berbahasa dengan baik dan benar. Ia pernah mengritik cara berbahasa Presiden Soeharto waktu itu, yang terbiasa menggunakan akhiran ‘ken’ pada kata kerja dan meletakkan kata ‘daripada’ tidak semestinya. (“Saya tidak dapat membiarken semua ini, karena kita tidak menginginken kegiatan daripada pembangunan ini terhenti.”). Entah karena kritik ini, Pak Yus kemudian tidak lagi tampil di layar TVRI sejak 1979.

Sebagai orang yang tidak punya latar belakang pendidikan bahasa, kecuali di sekolah menengah, saya memperoleh banyak ilmu dari menonton acara Pak Yus waktu itu. Ilmu terpenting yang saya masih ingat sampai kini ialah cara seseorang berbahasa menunjukkan cara orang itu berpikir.

Selamat jalan, Pak Yus Badudu! **

(Foto: tempo.co)

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu