x

Iklan

Elisa Koraag

Blogger perempuan yang peduli sesama
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Apa Motivasi Jero Wacik Korupsi?

Mencari motivasi korupsi Jero Wacik, saya dan TIM SobatJW, melakukan napak tilas ke kampung asal Jero Wacik, di kaki gunung Batur.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Saat ini Mantan Menbudpar dan Mantan ESDM sedang menyusun memori kontra banding, terkait naik banding Jaksa Penuntut Umum atas putusan hakim. 9 Februari 2016 lalu, Jero Wacik, diputus  4 tahun penjara, denda Rp. 150 juta dan mengganti kerugian Negara Rp. 5 M. Dari tuntutan 9 tahun penjara, denda Rp. 300 jt dan denda 18,7 M.

Beberapa waktu lalu, saya dan tim #SobatJW pergi menyusuri tempat kelahiran Jero Wacik di Kintamani, Batur, Bali. Saya menjumpai keluarga, kerabat dan kawan-kawan Jero Wacik untuk mencari dan mengenali Jero Wacik. Saya merasa perlu mengenali lebih dalam karena ada banyak dalam kasus Jero Wacik yang saya rasa sebagai keganjilan.

Hingga memunculkan pertanyaan dalam benak saya, Apa motivasi Jero Wacik melakukan korupsi?  Semua tindakan pasti ada motivasi/tujuan. Motivasi seseorang erat kaitannya dengan karakter dalam diri. Karakter seseorang tidak dibentuk dalam sehari atau setahun. Tapi puluhan tahun. Karena itu dari karakter seseorang bisa terlihat motivasi hidupnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Mendidik anak membaca, berhitung dan menulis hanya membuthkan waktu 3-6 bulan karena sifatnya ketrampilan. Tapi tidak demikian dengan mengajar anak untuk bersikap jujur, berani dan tegas. Diperlukan waktu bertahun-tahun untuk menempa hal-hal yang tekait dengan sifat dasar. Karena berkaitan dengan prilaku keseharian.

Jero Wacik terlahir dari keluarga miskin. Ayahnya penjual kopi keliling dan ibunya penjual kain keliling. Melihat usaha kedua orangtuanya, membuat Jero Wacik yang terlahir dengan nama I Waya Santra ikut berjualan es lilin.  Hal itu dilakukan demi meringankan beban orangtuanya. Kemiskinankah yang menjadi motivasi Jero Wacik korupsi? Tidak! Karena kemiskinan justru membentuk seorang Jero Wacik menjadi pekerja keras, yang berkemauan kuat.

Jero Wacik dipercaya sebagai yang terpilih. Dari delapan bersaudara, hanya ia sendiri yang hidup. Pada usia belum genap dua tahun karena penyakit, Jero Wacik mengalami mati suri. Awalnya kedua orangtua Jero Wacik sudah pasrah jika Jero Wacik meninggal. Menurut mereka, apa bedanya dengan tujuh anak yang sudah meninggal lebih dulu. Ada salah satu Pemangku Adat yang memeriksa Jero Kecil yang sudah terdiam. Sang Pemangku Adat iniah yang mengusap dan merasakan masih ada denyut jantung Jero Wacik. Maka dibawalah Jero Wacik ke tempat persembahyangan Di Pura Bukit Mentik. Jero Wacik diletakkan di halaman pura. Tiba-tiba Jero Wacik bergerak lalu merayap.

Sejak itu kedua orangtuanya membiarkan Jero Wacik tinggal di Pura. Berlanjut pada sebuah acara di mana ada pemilihan Pemangku Adat. Pemilihan ini melalui upacara/ritual khusus di mana yang terpilih disebutkan oleh tokoh yang sedang trans (tidak sadar) dipercayai sebagai leluhur yang diutus Dewa. Yang disebut nama I Wayan Santra yang saat itu belum lagi genap berusia 6 tahun. Kedua orangtua Jero Wacik menyerahkan Jero Wacik kecil untuk ditahbiskan menjadi Pemangku Adat dan sejak itu namanya menjadi Jero Wacik. Jero adalah sebutan untuk Pemangku.

Pemangku Adat pada masyarakat Hindu Bali, dipercaya sebagai orang yang diberi mandat/amanah untuk memimpin/mengayomi umat. Pemangku Adat adalah jabatan spiritual yang disandang seumur hidup. Layaknya orang pilihan, banyak kriteria yang harus ada dalam diri Pemangku Adat. Diantaranya loyal, amanah, jujur, lembut/penuh kasih, berintegeritas. Lalu darimana diketahui Pemangku Adat tersebut memiliki sifat seperti itu? Pemangku Adat dipilih sejak belum Mentik/mekar, masih pucuk.

Di puralah mereka dibentuk. Alam Batur membentuk ketangguhan fisik. Kondisi alam Batur yang berupa pegunungan, danau dan lereng, membentuk ketangguhan fisik Jero Wacik, kehidupan bermasyarakat di Pura Bukt Mentik, menjadikan Jero Wacik orang yang penuh kasih/lembut, bertutur halus, periang dan pasrah.

I Ketut Marjana,  mantan Direktur PT. Pos. Indonesia kawan masa kecil Jero Wacik, mengatakan: Karakter dalam diri Jero Wacik dibentuk sejak ia belum bisa memutuskan apa-apa untuk dirinya sendiri. Puluhan tahun ditempa untuk menjadi yang terbaik. Alam Batur dengan segala isinya, menjaga dan menghidupi. Terbiasa makan apa yang diberikan alam, membuat Jero Wacik tahan hidup prihatin. Jero Wacik menjadi lulusan terbaik se Bali yang membuka jalan masuk ke Perguruan Tinggi ternama di Bandung, ITB.

Persembahan alam Kintamani yang sangat dinikmati masyarakat Kintamani, selain keindahan dan kesejukannya, adalah sumber air panas. Jero Wacik dan kawan-kawannya selalu  berendam dan bercanda saat  bulan purnama. Banyak terjadi percakapan dalam tawa dan canda mereka, salah satunya: Alangkah bangganya Batur, kalau ada orang ya bisa menjadi menteri di negara ini. Siapa mengira mimpi itu menjadi nyata dan Jero Wacik, putra Bali dari kaki Gunung Batur menjadi Menteri?

Di ITB, berkumpul semua pelajar terbaik se Indonesia. Di tempa dengan ilmu pengetahuan dan organisasi. Sejak masih mahasiswa sudah diajar untuk memikirkan bangsa dan negara. Jadi seorang Jero Wacik bukan baru kemarin memikirkan bangsa dan negara. Sejauh saya melangkah kaki menyusuri kehidupan Jero Wacik, saya belum menemukan motivasi Jero Wacik dalam melakukan tindakan korupsi. Cerita yang terhimpun bukan hanya dari cerita tapi dari kenyataan yang saya temui.

Kawan kecil Jero Wacik yang lain, I Nyoman Wella, pemilik warung kopi, warung yang selalu disinggahi setiap Jero Wacik datang ke Kintamani bercerita, Bagaimana ia dan kawan-kawan se desa merasa sakit hati ketika mendengar pemberitaan Jero Wacik yang disangkakan sebagai pemeras. (Jero Wacik di kasuskan September 2014 dengan tuduhan pemerasan dana pada rekanan kementerian ESDM/ dana kickback)

“Pemeras adalah kata yang kami rasakan sebagai penghinaan. Karena tidak ada orang se Bali yang memiliki sifat itu”Ucap I Nyoman Wella dengan berapi-api.

Pada kelanjutan kasus Jero Wacik, di persidangan terbukti berdasarkan kesaksian para saksi, rekening tempat menyimpan dana kickback sudah ada sejak tahun 2010. Di buat atas nama Indah Pertiwi, bukan PNS tapi kawan dari Sri Utami, eselon IV. Atas perintah Sekjen Waryono Karno (Yang sudah divonis 6 tahun) Sedangkan Jero Wacik baru menjadi menteri Oktober 2011. Ini yang saya katakan ada keganjilan.

Pejabat setingkat menteri,  jarang berhubungan langsung dengan pejabat eselon IV. Biaanya Menteri hanya berhubungan dengan pejabat setingkat eselon I dan II. Lalu bagaimana Sri Utami bisa dipercaya dengan megatakan “Kata Pak Sekjen Waryono Karno, hal itu (Pembuatan rekening tempat menampung dana kickback) atas perintah Pak Menteri” .

Sayangnya hal itu terbukti di persidangan, jika sebelum persidangan fakta tersebut sudah diungkapakn, Jero Wacik tidak layak di bawa ke persiangan. Bukan cuma itu, banyak kesaksian selama persidangan yang diabaikan Jaksa Penuntut Umum dalam menyusun  tuntutan hukum. Jika kesaksian para saksi terutama saksi meringankan seperti kesaksian Jusuf Kalla diabaikan, lalu untuk apa ada hukum di negara ini? Karena ketika tuduhan pemerasan gugur demi hukum, kesaksian Jusuf kalla menceritakan latar belakang dan kegunaan Dana Operasional Menteri, yang sekaligus mematahkan tuduhan JW menyalahgunakan DOM, maka tidak ada alasan menahan Jero Wacik.

Peraturan Menteri keuangan tahun 2006 mengenai DOM, dibuat semasa SBY dan JK menjadi presiden dan wakil presiden. Sehingga JK paham betul, tujuan dibuatnya DOM, yaitu untuk melancarkan tugas-tugas menteri. Bahkan pada tuduhan Jero Wacik, foya-foya merayakan ulang tahun di hotel berbintang dan menghabiskan dana ratusan juta, JK membantah. JK dengan tegas mengatakan: “ itu bukan perayaan ulang tahun tapi peluncuran buku, saya hadir juga Pak SBY, kami sama-sama memberikan pidato saat itu”

Sedikit catatan saya mengenai kepemilikan harta Jero Wacik. Lulus dari ITB, Jero Wacik berkarir di United Tractor (Astra Grup)  selama 18 tahun hingga posisi direktur. Kira-kira berapa banyak harta yang sudah dikumpulkan? Dari karyawan, Jero Wacik beralih menjadi pengusaha properti.  Selama 12 tahun Jero Wacik menjadi pebisnis, sempat memiliki 22 vila mewah di Bali. Hingga kesadaran untuk mengabdi pada bangsa dan Negara kembali mengusiknya.

Sebagai bentuk syukur untuk semua yang sudah dimiliki, tahun 2003 Jero Wacik menjual semua vila mewahnya. Mundur dari dunia bisnis dan bergabung dengan Partai Demokrat. Selanjutnya diangkat presiden SBY menjadi Menbudpar. Saya tidak perlu menuliskan prestasi yang sudah dicapai Jero Wacik, Jero Wacik mendapatkan Bintang Jasa atas prestasi dan pengabdiannya.

Jika semua sudah demikian jelas, alasan apalagi yang akan digunakan untuk menahan Jero Wacik. Tolong pahami, Jero Wacik bukan pejabat yang tertangkap tangan menerima atau memberikan uang. Ketika saya tidak menemukan motivasi Jero Wacik dalam melakukan korupsi, pertanyaan selanjutnya yang mengusik pemikiran saya, apakah Jero Wacik korban permainan politk? Politi siapa dan mengapa?

Nantikan catatan saya selanjutnya, saat bertemu dengan politisi dari beberapa partai di Bali.

Ikuti tulisan menarik Elisa Koraag lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler