x

Iklan

L Murbandono Hs

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Puisi-puisi Girang-girang Puyeng dari Jakarta

Puisi-puisi Girang-girang Puyeng dari Jakarta adalah apa-apaan ini, kerja, dan mataku mataku!

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

(Ilustrasi: catatansenilukisananak.blogspot.com)

 

APA-APAAN INI?

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 

gara-gara kerap bertemu

dari sepiring ketoprak

sampai makan martabak

aku jadi percaya padamu

 

bohong aku jatuh cinta

umurku sudah rombeng

urusan gombal romantika

bagiku cuma dongeng

 

rintih pedih sendu sahdu

pesona berbagi suka duka

sudah sukar diterima akalku

 

harapan dan idaman

jangan diomongkan

ciluba

busyet-busyetan

aku berpengalaman

 

mari, katakan maumu

ayo, bikin aku cemburu

astaga, hahah, astaga

jangan bikin gara-gara

meski diancam gorila

tak sudi aku memperkosa

bukan aku suci

cuma ngeri

tak berani

 

Jakarta, Juli 1976

 

***

 

MATAKU, MATAKU!

 

saat mataku menumbuk perempuan ayu entahku berteriak

“mataku, mataku!” dan naluriku terpekik “kok ayu, kok ayu”

tidak kuteriakkan nama ibu atau nama Tuhanku

tidak kukhayalkan kiamat jagat atau pintu surga

di mana tak ada lagi mata dan perempuan ayu

 

saat kau tersenyum dengan bibirmu yang entahlah itu

entahku berbisik “bibirmu, bibirmu!”

entahku yang lain berteriak “oh jangan, oh jangan”

dan kulupakan langit yang konon kelak membuka

gerbang surga di mana segala jenis bibir

sudah tak dibutuhkan lagi jenis mutunya

 

segala yang kubisikkan dan kuteriakkan

mungkin kesia-sian yang perlu:

mataku, mataku!

bibirmu, bibirmu!

kok ayu, kok ayu!

oh jangan, oh jangan!

 

Jakarta, Agustus 1979

 

 

***

 

 

K  E  R  J  A

 

hari ke hari

merebus drama radio

menggoreng cerita tivi

mencangkul novel

memanggang cerpen

menanak artikel

menjahit puisi

mendongkrak buku

mengecat terjemahan

memaku resensi

menyervis skenario

menabur kata-kata

dan

kerjaku kayak sapi

entah berapa jam sehari

lalu

makan studio

minum teknisi

merokok kabel

 

hasilnya

kurang waktu

kurang teman

kurang uang

kurang kacamata

kurang otak

kurang hati

kurang kata

kurang ruang

 

sebab

 

jadi sutradara dicap galak

jadi pegawai dicap liar

belum jadi rezeki

sudah diharap kanan kiri

jadi belum ingin sudah

belum belum sudah dipersudah

 

Sanggar Prathivi Jakarta, April 1979

 

____________________________________________________________

 

 

Ikuti tulisan menarik L Murbandono Hs lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler