(Ilustrasi: catatansenilukisananak.blogspot.com)
APA-APAAN INI?
gara-gara kerap bertemu
dari sepiring ketoprak
sampai makan martabak
aku jadi percaya padamu
bohong aku jatuh cinta
umurku sudah rombeng
urusan gombal romantika
bagiku cuma dongeng
rintih pedih sendu sahdu
pesona berbagi suka duka
sudah sukar diterima akalku
harapan dan idaman
jangan diomongkan
ciluba
busyet-busyetan
aku berpengalaman
mari, katakan maumu
ayo, bikin aku cemburu
astaga, hahah, astaga
jangan bikin gara-gara
meski diancam gorila
tak sudi aku memperkosa
bukan aku suci
cuma ngeri
tak berani
Jakarta, Juli 1976
***
MATAKU, MATAKU!
saat mataku menumbuk perempuan ayu entahku berteriak
“mataku, mataku!” dan naluriku terpekik “kok ayu, kok ayu”
tidak kuteriakkan nama ibu atau nama Tuhanku
tidak kukhayalkan kiamat jagat atau pintu surga
di mana tak ada lagi mata dan perempuan ayu
saat kau tersenyum dengan bibirmu yang entahlah itu
entahku berbisik “bibirmu, bibirmu!”
entahku yang lain berteriak “oh jangan, oh jangan”
dan kulupakan langit yang konon kelak membuka
gerbang surga di mana segala jenis bibir
sudah tak dibutuhkan lagi jenis mutunya
segala yang kubisikkan dan kuteriakkan
mungkin kesia-sian yang perlu:
mataku, mataku!
bibirmu, bibirmu!
kok ayu, kok ayu!
oh jangan, oh jangan!
Jakarta, Agustus 1979
***
K E R J A
hari ke hari
merebus drama radio
menggoreng cerita tivi
mencangkul novel
memanggang cerpen
menanak artikel
menjahit puisi
mendongkrak buku
mengecat terjemahan
memaku resensi
menyervis skenario
menabur kata-kata
dan
kerjaku kayak sapi
entah berapa jam sehari
lalu
makan studio
minum teknisi
merokok kabel
hasilnya
kurang waktu
kurang teman
kurang uang
kurang kacamata
kurang otak
kurang hati
kurang kata
kurang ruang
sebab
jadi sutradara dicap galak
jadi pegawai dicap liar
belum jadi rezeki
sudah diharap kanan kiri
jadi belum ingin sudah
belum belum sudah dipersudah
Sanggar Prathivi Jakarta, April 1979
____________________________________________________________
Ikuti tulisan menarik L Murbandono Hs lainnya di sini.