x

Iklan

Diana Ayu

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Surat Tilang di Malam Takbir

Pernahkah kita menghargai keikhlasan pak polisi? Saat kita berkumpul di tengah kehangatan keluarga, mereka bertugas demi keselamatan kita.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

“Ayoo, Pah, cepetan pulang. Nanti telat, kita gak bisa lebaran di rumah nenek...” ini telpon yang kesekian kalinya dari sang putri kesayangan semenjak siang tadi.

Tomo bergegas menyelesaikan pekerjaan kantornya. Ia tidak ingin melihat wajah putri semata-wayangnya itu penuh kekecewaan karena menunggu seharian. Rencananya, malam takbir ini mereka pulang kampung demi menghindari macet karena mudik lebaran.

Dipacunya mobil bagai kesetanan di tengah keramaian lalulintas Jakarta yang tak pernah lenggang. Apalagi di jam-jam pulang kantor seperti ini. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Lampu merah..., oh my God... Tomo melihat jamnya. Pukul 20.00. Terbayang wajah Tasia, putrinya yang berlinangan air mata karena tak sabar menunggu. 

Dan sekarang hijau... Tapi padatnya kendaraan di depan berjalan lambat sekali. Detik demi detik jam di lampu pengatur lalulintas menunjukan lampu merah akan menyala lagi. Dalam tekanan emosi dan kebisingan klakson, Tomo memilih menerobos walau lampu merah menyala.

Tapi belum sebeberapa jauh, seorang polantas berkendaraan sepeda motor mengejarnya, dan memberi tanda agar ia berhenti.

Haduuh apes, Tomo bersungut-sungut.

Si polantas mendekatinya, memberi hormat dan menyapanya dengan sopan. “Selamat malam, Pak. Bapak telah menerobos lampu merah. Boleh lihat SIM dan surat kendaraannya, Pak.”   

Tomo memberikan apa yang diminta si polantas itu, sambil mencuri-curi pandang dalam keremangan lampu jalan antara wajah dan nama yang tertera di dada si polantas.

“Gus... Kamu Agus kan? Agus Suherman? Saya Tomo, Gus. Masih ingat? Kita dulu sekelas waktu SMA ...” Tomo meledak kegirangan setelah ia yakin mengenal si polantas itu.

Polantas yang bernama Agus itu hanya tersenyum datar. “Oh, kamu Tomo ya? Kamu sekarang nampaknya sudah sukses ya?”

Sejenak keduanyapun terlibat dalam pembicaraan mengenang masa-masa SMA dulu.

“Gini, Gus. Saya tadi terburu-buru sehingga menerobos lampu merah. Putri tunggal saya menunggu saya dari semenjak siang. Kami sekeluarga rencana ingin merayakan lebaran di kampung. Yah, tahu sendiri Gus, kalau berangkatnya kemarin-kemarin macetnya luar biasa di jalan ...” jelas Tomo.

Masih dengan senyuman datarnya, Agus menjawab: “Maaf, Tom. Menerobos lampu merah adalah sebuah pelanggaran. Saya tetap akan menilang dan menahan SIM kamu.”

Tomo terkejut dengan sikap teman lamanya itu. Sementara Agus menulis surat tilang, wajah kegirangan dan rasa senang bertemu teman lama Tomo hilang dalam sekejap. Huh, baru aja jadi polisi sudah sombong, rutuknya dalam hati.

“Ini surat tilangnya, Tom. Lain kali jangan menerobos. Selamat jalan ya, dan hati-hati ...”

Dengan kasar Tomo merenggut surat tilang itu, dan mengantongnya di saku bajunya. Tanpa babibu lagi ia pun langsung tancap gas dengan menunjukan wajah kesalnya.

Sesampainya di rumah, saat hendak turun dari mobil, Tomo mengambil surat tilang dari saku bajunya. Dia terkejut. Di dalam lipatan surat tilang terselip SIM-nya, dan sebuah tulisan di balik surat tilang yang kosong:

“Maaf Tom, atas sikap saya tadi. Seandainya kamu mengerti mengapa saya bersikap demikian. Tujuh tahun yang lalu, putra tunggal saya meninggal tertabrak oleh pengendara mobil yang menerobos lampu merah seperti yang kamu lakukan tadi. Jika dia masih hidup, mungkin seumur dengan putri tunggalmu. Ini saya kembalikan SIM kamu. Saya masih tetap Agus Suherman, sahabatmu di SMA dulu. Salam untuk putrimu ya, dan selamat berlebaran di kampung, mohon maaf lahir dan batin. Temanmu, Agus Suherman.”

***

Tulisan ini sebagai bentuk rasa terima kasih kami kepada POLRI yang telah sigap dan siaga mengamankan jalannya mudik lebaran. Selamat merayakan Idul Fitri 1 Syawal 1437 H, mohon maaf lahir dan batin. (Foto: rizanda.deviantart.com)

Ikuti tulisan menarik Diana Ayu lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler