x

Iklan

Diana Ayu

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Kisah Tiga Orang Buta, Jonru dan Makar Allah.

Allah sebaik-baiknya pembuat makar. Dan makar Allah itu hanya berlaku kepada orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi ini.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Image: www.qureta.com

Alkisah, tiga orang buta ingin tahu hakikat hewan gajah. Seseorang yang iba dengan keingintahuan ketiganya berbaik hati mengantar mereka ke kebun binatang. Ia ingin agar ketiga orang buta itu dapat mengetahui dengan cara meraba rupa bentuk gajah.

Orang buta pertama meraba pada bagian kaki gajah. Ia pun berujar, “Oh, ternyata gajah itu serupa dengan pohon kelapa.”

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Orang buta kedua yang meraba pada bagian tubuhnya membantah. “Tidak, tidak. Gajah itu adalah hewan yang mirip tembok.”

Sedangkan orang buta ketiga yang hanya meraba bagian belalainya bersikukuh dengan pendapatnya, “Gajah adalah hewan mirip ular.”

Ketiganya bertengkar hebat, masing-masing bertahan pada ‘kebenaran’ yang dipegangnya.

Nah, mari kita berandai-andai, misalkan si pengantar itu adalah Jonru, apa kira-kira yang akan dikatakan olehnya?

“Ini semua salah Jokowi. Kenapa kaki gajah mirip pohon kelapa, kenapa tubuhnya mirip tembok, dan kenapa belalainya mirip ular....” Tambah gak nyambung kan? Kasihan ketiga orang buta itu. Mereka pasti tambah bingung.

Memang terkesan dipaksakan analogi cerita tiga orang buta di atas dikaitkan dengan sosok fenomenal Jonru. Tapi, percaya gak, Jonru menggunakan cara-cara seperti ini untuk bisa menjadi terkenal. Dia gak butuh argumen akademik. Dipaksakan atau tidak, isu negatif tentang Jokowi adalah makanan empuk baginya. Konon katanya malahan sudah menjadi sumber penghidupannya.

Lebaran kemarin, media sosial dibanjiri berita yang mengganggu kesakralan hari suci itu sendiri. Ketimbang bermaaf-maafan, orang lebih suka bergunjing tentang heboh shaf shalat Ied presiden di Kota Padang dengan tagar #Jonru.

Kita sama tidaktahunya terkait isu tersebut. Tapi Jonru seolah-olah tahu segalanya. Pendeknya, apa pun yang terjadi di negara ini, semua berhubungan dengan Jokowi. Dan Jokowi selalu salah di matanya. Dengan cara itu namanya mencuat sebagai sosok fenomenal di dunia medsos.

Suka atau tidak, kita harus akui, Jonru memang fenomenal. Terkenal negatif dengan tulisan-tulisannya yang berbau SARA dan anti Jokowi, Jonru bagaikan hidup di suatu dunia dimana hanya dia sendiri yang memahaminya.

Jonru hadir karena Jokowi effect, tidak bisa dipungkiri. Tanpa Jokowi, Jonru tidak bisa eksis sampai hari ini. Bagaikan benalu yang harus hidup, ia menempel terus kepada pohon induknya. Itulah Jonru yang menempel pada ‘tubuh’ Jokowi. Dia adalah semacam penyakit kurap yang kehadirannya sangat mengganggu.

Mengingat Jokowi adalah presiden terpilih yang sah sesuai konstitusi, apakah cara-cara Jonru ini termasuk dalam kategori tindakan makar?

Definisi makar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KKBI) adalah perbuatan (usaha) menjatuhkan pemerintah yang sah. Bukankah cara-cara Jonru yang selalu mendiskreditkan presiden adalah bentuk menjatuhkan pemerintah juga, mengingat presiden adalah kepala pemerintahan?

Lagi-lagi kita sama tidak tahunya, apa kah dia melakukan makar hingga layak dijebloskan ke penjara, atau tidak. Atau, hewan mirip apa kah sebenarnya Jonru itu? Apakah dia itu mirip dengan ular? Wallahua’lam.

Tapi, sepandai apa pun Jonru melakukan ‘makar’, dia seharusnya memahami tentang ayat yang menyatakan bahwa Tuhan sebaik-baiknya pembuat makar. Mereka membuat makar, dan Allah membalas makar mereka. Dan Allah sebaik-baik pembuat makar." [Ali Imran : 54].

Dan, makar Allah itu hanya berlaku kepada orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi ini.

Ikuti tulisan menarik Diana Ayu lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu