Flores,
yang ada di benak orang saat ini adalah tentang suatu daerah yang eksotis, laut dan gunungnya yang selalu menjadi pesona untuk dikunjungi, serta budaya yang masih terpelihara dengan baik. Mata jutaan orang di dunia sedang tertuju melihat keindahan Flores. Penghargaan atas pesona alam dan budaya telah diraih di tingkat nasional hingga internasional. Kelimutu dan Situs Bung Karno masing-masing terpilih sebagai Dataran Tinggi dan Situs Sejarah Terpopuler dalam ajang Anugerah Pesona Indonesia 2016, biawak raksasa Komodo masuk dalam nominasi tujuh keajaiban dunia, desa adat Waerebo meraih penghargaan UNESCO Asia-Pasific Awards for Cultural Heritage, dan mungkin masih banyak lagi penghargaan yang tidak saya tuliskan.
Saat saya SMA, jika membicarakan Flores, bukanlah tentang laut dan gunungnya, melainkan Flores selalu dikaitkan sebagai “kota pelajar” di NTT. Setelah menyelesaikan pendidikan di salah satu kampus pertanian “Institut Pertanian Bogor” dan kembali ke Flores, rasanya sebutan sebagai kota pelajar sudah redup dan bahkan menjadi hal langka untuk didengar.
Membawa Flores dalam sebuah percakapan dengan beberapa teman yang ada di luar kota sama dengan membicarakan pariwisata dan alamnya yang wajib dikunjungi. Lalu, kemana perginya istilah “kota pelajar”? Apakah “kota pelajar” itu sedang terperangkap dalam keindahan terumbu karang di bawah laut sehingga tersesat dan tak tahu arah jalan pulang?.
Jangan membuang waktu untuk memikirkan jawaban atas pertanyaan itu. Sekarang yang penting adalah apa yang harus kita lakukan sebagai orang muda untuk mengangkat kembali daerah ini menjadi kota pelajar. Bagaimana membuat anak-anak usia sekolah untuk semakin mencintai dan menghargai kesempatan pendidikan yg mereka jalani. Ini bukanlah pekerjaan mudah, tapi juga bukan hal yang mustahil. Sekecil apapun tindakan itu, jika untuk pendidikan anak-anak Flores, lakukanlah!. Kita memulainya dari Flores, bukan untuk Flores saja tetapi untuk kemajuan pendidikan bangsa ini.
Sedapat mungkin, di kota Ende, sebagai anak muda yang punya kepedulian terhadap pendidikan, saya meluangkan waktu untuk mengajarkan adik-adik dari mengenal huruf dan angka hingga mengajarkan mereka ilmu hitung dan sains. Ketika bertemu dengan anak usia dini sayapun ada bersama mereka walau hanya sekedar mengajarkan mereka cara memegang pensil yang benar untuk menggambar dan mewarnai. Tidak hanya di dalam ruangan, alam terbuka seperti pantaipun menjadi tempat bagi saya bertemu adik-adik untuk belajar dan berbagi ilmu.
Teman-teman Kaum Muda, anak-anak di daerah ini punya potensi yang besar untuk maju dan bersaing dalam bidang pendidikan. Jangan tunggu besok, karena tanggung jawab mendidik dimulai dari sekarang. Kita bawa kembali Flores sebagai kota pelajar ke permukaan setelah terperangkap lama dalam celah-celah terumbu karang yang indah.
Selamat mendidik kaum muda Flores
#PKMI2016
Ikuti tulisan menarik Yulius Dala_Ngapa lainnya di sini.
