x

Iklan

Ignasia

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Investasi Kesehatan dalam Genggaman

Selagi ada kemauan, pasti ada jalan. Seperti yoga yang bisa dilakukan dengan mengikuti pose yang ditayangkan di smartphone.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Tidak ada gunanya menyesal. Lebih baik terlambat berolahraga dibanding tidak sama sekali. Aktif bergerak untuk hidup yang lebih berkualitas.

 

Jarum timbangan yang diharapkan bergerak ke arah kiri, justru  terus bergerak ke arah kanan. Pakaian mulai sesak dikenakan. Lemak-lemak memberatkan tubuh. Terengah-engah saat naik turun tangga. Mudah lelah. Dirundung penyesalan, mungkin itu ungkapan yang menggambarkan kondisi saya saat ini. Mulut ini seolah tidak ingin berhenti mengunyah. Waspada kenaikan berat badan (BB). Apalagi dalam hitungan bulan akan merayakan Natal. Tak terbayang nanti saat bertemu keluarga besar. Alih-alih menanyakan kabar, mungkin mereka akan heran melihat  badan saya yang membengkak. Ketika  orangtua atau  adik melihat saya makan tanpa henti, mereka tak henti berceloteh. Saya tahu maksud mereka baik, tapi diri ini seakan berada dalam zona nyaman bersama makanan. Setiap kali makan, hati ini terasa damai. Seolah beban yang ditanggung lepas seketika.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Mengurangi nasi, sayur, dan lauk  tak berat bagi saya. Namun  stop makan camilan, rasanya sungguh sulit. Bagaimana tidak, stok biskuit dan aneka keripik selalu tersedia dalam lemari. Bila orang lain memilih buah sebagai pencuci mulut,  pilihan saya jatuh pada  camilan. Rasa manisnya  sungguh memanjakan lidah.

Hingga minggu lalu saya mengikuti sesi talkshow tentang diabetes bersama komunitas yoga. Komunitas tersebut mengadakan yoga bersama di Taman Suropati setiap Minggu pagi. Tahun lalu saya tak pernah melewatkan untuk yoga dengan  orang-orang  baru  di sana setiap pekannya. Namun, entah mengapa, tahun ini rasanya kaki enggan  melangkah. Saat membaca informasi talkshow tersebut di media sosial, tanpa pikir panjang saya segera mendaftar.

Usai penjelasan mengenai diabetes oleh pengajar yoga yang sangat membuka wawasan, dilanjutkan dengan praktik pose yoga yang mampu mencegah diabetes bila dilakukan secara rutin. Yoga dipercaya  tidak hanya memperbaiki kerja pankreas dan insulin, juga menyeimbangkan tubuh secara menyeluruh. Pengajar yoga menyampaikan, sebaiknya tidak hanya mengandalkan yoga, lakukan juga olah raga lainnya seperti lari atau berenang. Saya sendiri memilih jalan kaki sebagai olah raga pendamping yoga. Jalan kaki  bisa dilakukan di tengah aktivitas harian. Misalnya turun dari kendaraan umum 500 meter sebelumnya, tidak di depan gang menuju rumah. Dengan demikian saya punya kesempatan bergerak.

Ternyata saya yang selama ini sering tidur di atas jam 12 malam berisiko terkena diabetes bila tak didukung dengan pola makan seimbang dan olah raga. Selain itu kecemasan dan depresi juga meningkatkan risiko diabetes. Faktor BB juga berpengaruh. Oleh karena itu saya harus mulai menata pola hidup menjadi lebih baik, saat ini juga.

Satu hal yang saya sukai dari olah raga yoga ini adalah dapat dilakukan di manapun dan kapanpun. Latihan bisa diatur sesuai keinginan. Di pagi hari sebelum memulai aktivitas, saya menyisihkan waktu setengah jam untuk mempraktikkan beberapa pose yoga, khususnya yang bisa mengurangi risiko diabetes, seperti dhanurasana dan janu sirsasana.  

Dhanurasana sering disebut Bow Pose karena pose ini menyerupai busur. Manfaatnya  meningkatkan kekuatan otot perut,    memobilisasi tulang belakang, memperbaiki postur tubuh, dan memperkuat otot punggung. Sementara itu, janu sirsana bermanfaat meregangkan tulang belakang, bahu, paha belakang dan pangkal paha,  membantu meringankan depresi ringan, serta mengurangi kecemasan, kelelahan sakit kepala dan ketidaknyamanan akibat menstruasi.

Smartphone saya andalkan untuk memperoleh informasi tahap-tahap melakukan pose yoga. Untuk itu saya memanfaatkan Youtube atau aplikasi yoga. Aplikasi ini ada yang gratis, ada pula yang berbayar. Apa tujuannya saya memilih dua media itu?  Supaya saya tahu apakah pose yang saya lakukan ini benar atau tidak. Saya meletakkan smartphone  di atas meja sehingga saya leluasa melihat setiap pose. Namun sering terjadi smartphone ini jatuh dengan posisi layar di bawah. Bagaimana jika smartphone saya rusak. Tidak mungkin saya menjebol tabungan. Menghadapi kondisi itu saya dibuat bingung. Inginnya masalah teratasi, malah  bertambah.

Syukurlah, masalah ini sebentar lagi  terselesaikan. Sebab  Polytron akan meluncurkan smartphone dengan desain dual glass dan metal,  material glass yang kokoh dan kuat pada dua sisinya. Smartphone Polytron yang akan diluncurkan pada awal November mendatang tersebut selain memiliki desain yang elegan dengan pilihan warna hitam dan putih, dilapisi bahan  berkualitas dan premium. Layar smartphone ini dilapisi pelindung Dragontrail AGC Glass. Telah diuji coba di laboratorium Polytron menggunakan pelindung Dragontrail AGC Glass yang setidaknya mampu menahan benturan (hammertest) seberat 0,75 kg.  Tak hanya itu, kerangka smartphone  terbuat dari bahan metal yang kuat sehingga tidak mudah melengkung (bending test). Smartphone Polytron  ini tidak mudah retak saat  terbentur atau  terjatuh sekalipun dari  ketinggian 1,2 meter yang umum terjadi serta tahan terhadap baret ketika tergesek dengan kunci atau uang koin. Senangnya. Smartphone Polytron ini sebuah terobosan yang hebat!

Selain sebuah solusi,  smartphone Polytron ini menawarkan hal yang menarik bagi saya. Layar lebarnya yang berdiagonal 5.2 Inch Full HD dengan tipe In Plane Switching (IPS) menciptakan pengalaman yang sempurna saat menonton tahap-tahap melakukan pose yoga di Youtube. Bobot smartphone ini cukup ringan, 155 gram dengan dimensi 7,75 mm. Didukung dengan tepi kaca yang menerapkan  teknologi layar curved 2.5D dan Grip.  Pastinya nyaman dibawa ke manapun. Bersama smartphone Polytron,  menurunkan BB tidak lagi sebatas impian.

Ikuti tulisan menarik Ignasia lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Penumbra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

22 jam lalu

Terpopuler

Penumbra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

22 jam lalu