x

Iklan

Teuku Rahmad Danil

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Pemuda; Harapan Agama dan Bangsa

Tentang harapan dan cita para penerus bangsa pada pemuda

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

(Refleksi Sumpah Pemuda)

Oleh Teuku Rahmad Danil Cotseurani

 

Presiden pertama Indonesia, Ir. Soekarno  pernah melantangkan kalimat “Beri aku sepuluh pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia”,tentu salah satu aspek yang menentukan masa depan dan perkembangan suatu negara ialah generasi pemudanya. Bila pemuda pada zaman perjuangan kala itu berfokus pada memperjuangkan Indonesia dari penjajahan Belanda dan Jepang serta untuk memerdekakan Indonesia hingga tercetuslah Sumpah Pemuda pada tahun 1928, maka saat ini pemuda yang masih berperan sebagai ujung tombak perubahan tidaklah lagi berjuang dengan cara bergerilya di dalam hutan dan melawan para penjajah. Pemuda sekarang hendaknya tetap mengobarkan perubahan menuju kemajuan yang lebih baik pada negeri ini dengan memanfaatkan jajahan teknologi yang semakin canggih. Tak dapat dipungkiri bahwa pemuda harus bisa menguasai perkembangan teknologi dan internet yang ada saat ini untuk kemajuan perabadan bangsa ini kemudian hari. 

Dengan semakin canggihnya teknologi saat ini kita dapat mengetahui apa yang terjadi di belahan bumi lain, dan bahkan kita dapat berbicara face-to-face dengan orang yang berada di negara lain. Hal ini dapat kita lakukan dengan bantuan internet. Perkembangan internet dan media sosial di Indonesia sangat pesat terlihat di awal tahun 2005, dengan semakin banyaknya tempat yang mempunyai fasilitas free wi-fi, dan juga teknologi mobile broadband yang semakin berkembang membuat akses internet menjadi semakin mudah dan dapat dinikmati oleh siapa pun. Jumlah pengguna internet yang besar dan semakin berkembang, telah mewujudkan budaya internet. Internet juga mempunyai pengaruh yang besar atas ilmu, dan pandangan dunia. Hanya dengan berpandukan mesin pencari seperti Google, pengguna di seluruh dunia mempunyai akses internet yang mudah atas bermacam-macam informasi. Dibanding dengan buku dan perpustakaan, Internet melambangkan penyebaran/ pengetahuan informasi dan data secara ekstrim.

Teknologi dan internet dapat menjadi ancaman bagi masyarakat bahkan pemuda Indonesia, namun teknologi dan internet juga dapat menjadi celah kemerdekaan seperti yang pernah terjadi pada tahun 1945 sebelumnya. Jika dibandingkan dengan negara maju seperti Amerika, Cina, Jepang, Belanda, Jerman tentunya perkembangan teknologi di Indonesia masih perlu berjuang untuk menyamaan ketinggian bangsa-bangsa tersebut. Bagaimana dengan negara yang dulunya sama berkembangnya dengan negara Indonesia? Jika dilihat selama 2-3 dekade yang lalu, negara Taiwan, Korea Selatan, dan Singapura masih dapat digolongkan sebagai negara berkembang. Sementara Pemuda kita hari ini masih sibuk dengan situs-situs porno sehingga pihak kementerian infokom (kemeninfo) dan telkomsel terpaksa harus memblokir dengan internet positif.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 

            Selain teknologi dan internet, fenomena narkoba serta pengaruhnya dan dan keinginan pemuda coba-coba memakai narkoba bermuara pada menghisap rokok, itu pintu masuk awal pengguna narkoba baik itu sabu-sabu, ganja dan jenis zat aditif lainya. Bayangkan saja, pemuda kita sudah tidak asing lagi menghisap rokok ditangan sebelum masuk sekolah atau waktu jam istirahat, miris sekali kita melihatnya. Dimanakah peran orangtua, guru/pendidik, masyarakat dan lingkungan setempat. Biasanya setelah mahir dan candu dan ketergantungan terhadap rokok maka tahapan selanjutnya adalah mencoba ganja, pada mulanya dikasih Cuma-cuma sama teman, akhirnya karena ketagihan dan candu maka akan jadi pemakai aktif dan ketergantungan, setelah itu adalah tahapan pada sabu-sabu dan jenis narkoba lainnya dan tidak jarang menjadi agen dan pengedar.

Aceh, provinsi paling barat Republik Indoensia menduduki peringkat kedua di Sumatera setelah Sumatera Utara, jumlah tahanan atau narapidana seluruh Aceh rata-rata di atas 50 persen terlibat kasus narkoba. Bahkan di Rutan Sigli mencapai 80 persen. Pada tahun 2014 terdapat jumlah 80.179 orang penyalahgunaan narkoba di Aceh ternyata pemuda mendominasi para penghuni hotel prodeo tersebut. Sungguh angka ini sangat mengkhawatirkan kita dan generasi yang akan datang. narkoba merupakan musuh bersama yang harus dijauhi oleh semua kalangan, khususnya para generasi muda Aceh. Karena narkoba ini sangat berbahaya dan merusak masa depan anak bangsa dan agama.

Pengaruh media seperti televisi, teknologi  internet dan narkoba cepat sekali mempengaruhi pola pikir generasi muda, terutama di Aceh, walaupun daerah Aceh diberlakukannya syariat Islam dan banyak aturan-aturan yang melarang peringatan hal-hal yang tidak berbau Islami seperti tahun baru masehi, natal, hari velantine, akses youtube, facebook  dan internet tidak akan bisa dibendung oleh pemerintah maupun ulama dan orangtua sekalipun. Karena tanpa kita sadari pengarnya mauk ke kamar-kamar rumah kita dengan laptop, komputer maupun handphone smarphone dewasa ini. Disinilah perlunya peranan besar para orangtua dirumah untuk mendidik anak-anaknya dan lingkungannya supaya tidak terpengaruhi oleh budaya asing  yang amsuk melalui media tadi notabenenya  berasal darinon muslim untuk menghancurkan generasi Islam dengan banyak cara dan pola yang kaum non muslim rencanakan tanpa harus kontak fisik seperti invasi atau perang untuk menghancurkan Islam.

Pemuda adalah harapan bangsa di masa-masa mendatang. Pemuda merupakan kader pemimpin masa depan bangsa. Kita bisa membayangkan apa jadinya bangsa ini di masa-masa mendatang kalau pemudanya hari-hari ini menjadi pecandu narkoba? Maka, betapa hari-hari ini yang kita butuhkan adalah pemuda yang sungguhlah memiliki semangat dan jiwa sebagai pemuda. Pemuda semacam inilah yang dapat diandalkan menjadi pemimpin di masa-masa mendatang.

Dengan adanya kolaborasi antara masyarakat, penegak hukum, dan pemerintah dalam menangani masalah-masalah narkoba, otomatis potensi membantu generasi muda dalam menghindari penyalahgunaan narkoba dapat terlaksana dengan baik.Pada kenyataannya tak ada satu sistem atau kelompok  yang bisa memberantas dan mencegah sendiri penyalahgunaan narkoba dilingkungannya masing-masing. Bahkan pemerintah sekalipun tidak akan mampu memberantas penyalahgunaan narkoba jika tanpa bantuan masyarakat dan aparat penegak hukum, begitupun sebaliknya.

Suatu bangsa akan maju dan memiliki peradaban yang lebih baik dimasa yang akan datang tergantung kepada para pemudanya, jika mereka malas, tidak mau belajar dan bekerja. Maka bagaimana nasib suatu bangsa di masa yang akan datang? Akankah ia maju atau tidak? Tentu jawabannya adalah mustahil dan tidak akan bisa sama sekali. Oleh karna itu, marilah kita bersama-sama mendidik para generasi muda,agar ia mau bangkit untuk belajar dan bekerja, terutama para putra dan putri kita.

Sangat miris kita lihat kehadiran pemuda harapan bangsa dan agama ketika ada shalat berjamaah di masjid atau meunasah, cuma orang tua-tua yang hadir shalat berjamah maupun pengajian. Pemuda hari ini sibuk degan laptop mereka di warung kopi, caffe dan tempat hiburan yang ada fasilitas wi-fi. Bila ada peringatan keagamaan seperti halnya tahun baru Islam atau acara bernafaskan islami kehadiran pemuda sangat minim, namun ketika pergantian tahun masehi mereka berbondong-bondong keluar tumpah ruah ke jalan dan tempat-tempat keramaian untuk menyemarakkan pesta tahun baru kaum Nasrani dan Yahudi tersebut.

Kita sangat berharap Aceh tidak terjadi seperti Andalusia, Spanyol. Dimana Islam tingal nama segala peradaban dan kemajuan islami berpindah tangan ke kaum Nasrani. Ummat Islam di Andalusia diberi pilihan masuk agama Nasrani, dibunuh atau diusir. Penyebab jatuhnya Andalusia adalah karena cinta dunia, meninggalkan jihad, berkubang kemaksiatan, menyerahkan urusan bukan pada ahlinya dan bodoh dalam hal agama islam itu sendiri. Bayangan jika Aceh nanti jatuh ketangan orang-orang Nasrani, pemuda islam menangis dan ibu-ibu mereka mengatakan menangislah seperti perempuan menangis karena tidak bisa menjaga agama dan bangsa ini sebagaimana laki-laki perkasa. Ditangan pemuda dan generasi masa depan agama dan bangsa diamanahkan dan diwariskan.

Banyak potensi besar para pemuda generasi masa depan yang perlu di ekplorasi dan diekspos oleh media massa, jangan Cuma kenakalan dan perilaku menyimpang saja dari para pemuda yang menjadi sorotan awak media, orang tua dan aparat keamanan. Kepada para pemuda dan generasi masa depan agama dan bangsa ini dititipkan, jangan sampai kita hilang jati diri agama dan bangsa diatas permukaan bumi dan dunia ini, gara-gara para pemudanya meninggalkan identitas diri dan mengadopsi semua budaya asing dari luar tanpa filter sama sekali. Kita berharap generasi emas akan muncul dimasa mendatang dari sekaranglah harus dipersiapkan untuk menggantikan bapak-bapak dan ibu-ibu yang baik di pemerintahan maupun jabatan strategis lainnya di negeri ini.  Jika pemuda sudah memiliki karakter yang kuat dan bersahaja, nantinya ketika tampuk kekuasaan dipegang oleh para pemuda, maka kekuasaan akan dijalankan dengan penuh kebaikan dan manfaat bagi semuanya. Namun jika pemuda sudah tidak memiliki sikap yang kurang baik, nantinya ketika menjadi pemimpin akan menjadi pemimpin yang kurang baik pula.

 

            Untuk itu diperlukan penumbuhan dan pembangunan kembali semangat nasionalisme (nation building), khususnya bagi pemuda. Banyak cara untuk mengusahakan hal itu. Namun yang perlu diperhatikan adalah peran Negara dan agama dalam menata segala sistem yang sudah ada. 

            Masa muda adalah masa yang penuh dengan harapan, penuh dengan cita – cita, penuh dengan romantika kehidupan yang sangat indah. Keindahan yang dihiasi dengan bentuk fisik yang kuat, berjalan masih cepat, pendengaran masih akurat, pikiran masih cermat, kulit wajah indah mengkilat. Oleh karena itu pantas bila pemuda menjadi salah satu penentu maju dan mundurnya suatu bangsa dan negara, sebab terbukti sejak dahulu kala hingga saat ini sampai masa yang akan datang, sesuai dengan fitrahnya pemuda menjadi tulang punggung sebuah negara, penerus estafet pembangunan masa depan bangsa. Seorang pujangga Mesir berkata  “ Sesungguhnya pada tangan -  tangan pemudahlah urusan umat dan pada kaki – kaki merekalah kehidupan umat“

Jadi intinya adalah kita sebagai remaja jangan sampai terjerumus pada hal-hal yang tidak baik, dan mulai sekarang kita harus berpikir jauh ke depan, berusaha semaksimal mungkin untuk merancang masa depan kita mulai dari sekarang, karena segala apa yang kita lakukan pada saat ini sangat besar pengaruhnya bagi masa depan kita, terlebih lagi kita sebagai generasi penerus yang akan akan memimpin masa depan, kalau diri kita tidak kita bekali mulai dari sekarang kapan lagi kita punya kesempatan, sedangkan hidup kita di dunia hanya sekali.

Pemerintah, ulama dan para orangtua di Aceh perlu kolaborasi yang sempurna untuk membendung semua pengaruh dan budaya asing yang siap menggrogoti khasanah dan budaya Aceh yang identik dengan Islam. merupakan sebuah catatan bahwa dunia ini tidak ada yang kekal dan tidak ada yang bebas sebebas-bebasnya tanpa aturan Tuhan. Karena bukan tidak mungkin ketika kesesatan dan kemaksiatan merajalela maka kita semua akan menjadi korban berikutinya. Korban dari bencana dan peringatan Allah atas kelalaian kita dalam mengingatNya. Terutaman kita para generasi muda penerus harapan agama dan bangsa. Sejarah mengajarkan kepada kita selaku pemuda agar memiliki semangat juang yang tinggi bagi pembangunan masa depan bangsa. Pemuda hari ini adalah pemimpin di hari esok. Nah.

 

 

*)Penulis adalah

Bagian Akuntansi, Audit dan Pelaporan

/Penata Laporan Keuangan

PDAM Tirta Krueng Meureudu

Pidie Jaya - Aceh - Indonesia 24186

 

 

 

Ikuti tulisan menarik Teuku Rahmad Danil lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Hanya Satu

Oleh: Maesa Mae

Kamis, 25 April 2024 13:27 WIB

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Hanya Satu

Oleh: Maesa Mae

Kamis, 25 April 2024 13:27 WIB