x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Apakah Waktu, dari Mana Asalnya?

Sejak zaman purba, manusia bertanya ihwal waktu dan hingga kini pertanyaan yang sama tetap diajukan. Misteri waktu belum juga tersingkap.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Sejak lama, manusia berusaha memahami waktu, namun sepanjang itu pula misterinya belum banyak terungkap. Bagai tidak peduli kesukaran manusia, waktu terus berjalan menuju ke depan. Sayangnya pula, kita tidak pernah tahu seperti apa masa depan, sedangkan kita sukar membebaskan diri dari masa lampau.

Waktu bukan hanya direnungkan oleh para filosof, sufi, rohaniwan, tapi juga dipikirkan dengan penuh ikhtiar oleh para ilmuwan. Albert Einstein berusaha memahami waktu sebagai dimensi keempat yang terhubung dengan ruang. Penulis fiksi seperti H.G. Well berimajinasi tentang perjalanan menembus waktu dalam The Time Machine.

Perbincangan tentang waktu memang tak habis-habis. Berikut ini beberapa judul buku yang mencerahkan mengenai waktu, walau tetap tak mampu menyingkapkan misterinya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 

Time Travel: A History, 2016, James Gleick

Gleick menawarkan cara khas dalam menuangkan buah pikirnya. Ia berusaha memadukan pemahamannya mengenai waktu dari sudut pandang fisika, filsafat, dengan penuturan yang penuh imajinasi. Mengapa kita memikirkan waktu, mengapa arah waktu begitu menyiksa kita, dan apakah mengajukan pertanyaan semacam itu akan menyingkapkan misteri terdalam kesadaran kita sebagai manusia.

Meskipun secara ilmiah perjalanan menembus waktu itu mustahil, tapi banyak orang menciptakan estetika imajinatif dari ‘time travel’. Lubang cacing, misalnya. Kemustahilan ilmiah ini, menurut Gleick, jadi lahan subur bagi imajinasi artistik. “Mengapa kita memerlukan time travel, ketika kita telah menempuh perjalanan menembus angkasa hingga begitu jauh dan cepat? Untuk sejarah. Untuk nostalgia. Untuk harapan. Untuk menggali potensi kita dan mengeksplorasi ingatan kita. Untuk mengatasi penyesalan bagi kehidupan yang kita hidup di dalamnya, satu-satunya kehidupan, satu dimensi, awal hingga akhir,” tulis Gleick.

 

Felt Time: The Psychology of How We Perceive Time, 2016, Marc Wittmann

Psikolog Jerman Marc Wittman menulis perihal waktu dari sudut yang berbeda, bukan fenomena budaya, tapi sebagai pengalaman psikologis individu. Dalam Felt Time, Wittman mengajak kita memasuki pemahaman tentang bagaimana pengalaman subyetif kita tentang perjalanan waktu membentuk apa saja, mulai dari ingatan emosional hingga sense of self kita sendiri.

Selain psikologi, Wittman memakai beragam disiplin lain—neuroscience dan filsafat—untuk mengeksplorasi pertanyaan tentang kesadaran, identitas, kebahagiaan, kebosanan, uang, maupun penuaan—betapa sentral posisi ‘waktu’ dalam masing-masing konsep itu. Wittman menulis: “Kesadaran diri—mencapai kesadaran tentang diri sendiri—muncul di atas dasar temporal selama persepsi tentang keadaan tubuh tertaut dengan aktivitas saraf di lobus insular otak. Diri dan waktu terbukti hadir secara khusus dalam kebosanan.”

Waktu jadi common denominator paling fundamental antara eksistensi kita dan segala sesuatu yang lain, waktu adalah tolok ukur kita untuk mengukur hampir setiap aspek kehidupan kita, langsung atau tak langsung, namun sifatnya tetap jadi salah satu misteri terbesar ilmu pengetahuan.

 

From Eternity to Here, The Quest for the Ultimate Theory of Time, edisi buku saku 2016, Sean Carroll.

Sebagai fisikawan teoritis, Sean Carroll berusaha menjelaskan konsep-konsep penting yang tertaut dengan waktu dalam bahasa yang lebih populer. Dari entropi dan hukum kedua termodinamika hingga teori Bing Bang dan asal-usul alam semesta sampai mekanika kuantum serta teori relativitas. Ia berusaha membuat teori-teori rumit dapat diakses awam dalam bahasa yang segar dan penuh antusias.

Karya Carroll ini mendiskusikan sifat waktu, permulaan alam semesta, dan struktur yang melandasi realitas fisik. Kita tetap saja mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sejak zaman kuno telah diajukan: Apa itu waktu? Dari mana waktu dan ruang berasal? Apakah semesta yang kita lihat semua adalah yang ada di sana, atau adakah ‘semesta-semesta’ lain yang berada di balik dari yang bisa kita amati? Bagaimana masa depan berbeda dari masa lampau? (Sumber ilustrasi: themindtrap.com) **

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Hanya Satu

Oleh: Maesa Mae

Kamis, 25 April 2024 13:27 WIB

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Hanya Satu

Oleh: Maesa Mae

Kamis, 25 April 2024 13:27 WIB