x

Wayang Petruk Jadi Ratu merupakan salah satu koleksi Wayang Kulit Purwa Ngabean di Museum Wayang, Jakarta. Wayang Ngabean dibuat tahun 1917 oleh keluarga Ngabean, Yogyakarta yang merupakan kakak kandung Sultan. Tempo/ Ruly Kesuma

Iklan

Pakde Djoko

Seni Budaya, ruang baca, Essay, buku
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Menistakan Wayang Pengkianatan Terhadap Warisan Budaya Dunia

Wayang itu representasi dari watak manusia. Indonesia itu terkenal dan dihargai karena sisi-sisi budayanya.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Entah Berita Hoax atau hanya pengalihan isu, dan entah alasan-alasan lain hari-hari ini wayang tengah mendapat sorotan. Ada sekelompok ormas yang mempermasalahkan wayang tidak sesuai dengan syariat Islam. Siapa yang melemparkan isu itu?penulis juga mendengar seorang pecinta seni tradisi di solo ketika sedang menggelar wayang  didatangi ormas berjubah hitam dan mereka mengancam jika pergelaran wayang tidak dibubarkan mereka akan menabrak lokasi pertunjukannya. Jika benar sungguh malang nasib budaya bangsa ini.

Budaya wayang bertumbuh bersama berkembangnya Islam Nusantara yang terkenal berkat Walisongo. Cerita wayang itu disadur dari cerita Ramayana dan mahabarata yang berasal dari agama Hindu. Walisongo(Khususnya Sunan Kalijaga) menggunakan pendekatan budaya untuk menyebarkan Islam secara damai. Dengan pendekatan wayang folosofi-filosofi ajarannya disesuaikan dengan karakter tokoh yang muncul dalam wayang. Pengajaran dengan wayang dan budaya pertunjukan budaya lainnya membuat Islam berkembang dengan tanpa meninggalkan warisan budaya Jawa yang lebih dekat dengan alam, kehidupan mistis dan kejeniusan filsafat Jawanya yang sangat mengerti  kemauan alam semesta. Manusia sebagai bagian dari alam semesta yang punya sisi misterius, sisi supranatural selalu tidak terpisahkan dengan budaya Timur(khususnya Nusantara)yang masih sangat kuat akar tradisinya.

Wayang itu representasi dari watak manusia. Indonesia itu terkenal dan dihargai karena sisi-sisi budayanya. Bahkan UNESCO pun mengakui wayang adalah salah satu warisan kekayaan budaya dunia. Ada buku Belanda berjudul “Over de Wayang Koelit (Poerwa). In het Algemeen en Over  daarin Di het Algemeen en atas daarin voorkomende symbolische en mystike elementen." Yang menamakan salah satu rasi bintang dengan nama Bima Sekti.  Hal itu tentu menandakan figur-figur dalam wayang itu begitu dihargai di dunia internasional. Bima itu melambangkan Kesentosaan, keadilan, keteguhan hati, Jujur- bersih dan berwibawa. Secara tersirat simbol tokoh itu merupakan simbol cita-cita bangsa ini terhadap pemimpin Indonesia. Tentu semua agama akan mengamini jika watak pemimpin negara disimbolkan dengan watak tokoh semacam Bima. Masih ada  tokoh Arjuna, Puntadewa, Nakula dan Sadewa(Pandawa) sebagai tokoh  yang mewakili kebaikan. Sementara untuk menggambarkan tokoh jahat culas, yang lebih senang dengan adu domba, iri dengki digambarkanlah tokoh Duryudana, Sangkuni, Durna(Versi Jawa), Citraksi, Dursasana yang tergabung sebagai keluarga Kurawa. Wayang adalah media pendidikan yang mengajarkan tentang  pendidikan budi pekerti.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Mengajarkan budi pekerti dengan pendekatan kebudayaan dengan cara menggelar hiburan akan lebih mengena sebagai dakwah yang membumi, dakwah yang mampu merangkul semua kalangan. Sebagai sebuah hiburan wayang itu punya banyak keistimewaan. Bentuk wayangnya yang pipih dengan pewarnaan, simbolisasi bentuk yang berbeda-beda semuanya ada artinya, setiap ukiran(tatahan) dari bentuk mata, hidung, warna, ragam hias, warna, bentuk gerak atau sabetan, suluk, janturan dibuat dengan kecerdasan luar biasa dari nenek moyang  bangsa ini. Sunan Kalijaga dan Sunan lainnya yang menyebarkan syiar Islam ke seluruh Penjuru Jawa sangat paham bahwa melalui wayang mereka mampu menyebarkan agama dengan cara damai. Kalau ada spanduk yang mengatakan bahwa wayang itu tidak sesuai syariat sungguh suatu kemunduran besar dalam kehidupan keagamaan di Indonesia. Berarti ada pengkianatan sejarah dan bisa disebut penistaan terhadap cara-cara syiar yang dilakukan oleh Walisongo sebab wayang diciptakan oleh para wali tersebut untuk digunakan sebagai media dakwah agama Islam.

Dari Buku Soekatno, BA penulis mengetahui sejarah wayang kulit dimulai sejak kerajaan Demak, bersamaan dengan runtuhnya Kerajaaan Majapahit dan berkembangnya Islam. Raden Patah menjadi Raja Pertama Kerajaan demak sekitar1478 -1518. Cerita wayang adalah adopsi dari Hindu tapi kemudian banyak digubah dan disesuaikan dengan cerita-cerita lokal dengan menciptakan cerita carangan. Wayang berkembang dari waktu ke waktu, setelah demak bentuk-bentuk wayang dikembangkan lagi ketika jaman Joko Tingkir(Sultan Hadiwijaya) yang kemudian membentuk kerajaan Pajang, diubah dan dikembangkan lagi ketika masa pemerintahan Sutawijaya(panembahan senopati), Mas Jolang(Pangeran sedo Krapyak), Masa Sultan Agung, Amangkurat tegal Arum, Mangkurat II Kartosuro. Pengembangan wayang sampai ke masa kemerdekaan yang pada akhirnya wayang diakui sebagai produk kebudayaan Nasional.

Semoga pelarangan pertunjukan wayang tidak digunakan untuk memperkeruh situasi dan kondisi bangsa yang tengah bergerak membangun mental dan budi pekertinya. Keberadaan ormas-ormas masyarakat harus diperketat. Isu-isu tentang agama, suku tidak lagi digoreng sebagai jualan politik yang menjijikkan. Indonesia butuh ikon yang bisa mengubah watak yang mudah diadu domba menjadi bangsa yang solit, tidak mudah terprovokasi dan bangga pada budayanya sendiri. Bukankah Wayang telah diakui oleh dunia internasional sebagai salah satu warisan Kebudayaan dunia. Jangan coba-coba mengkianati kepercayaan internasional atau ada oknum yang lebih suka Indonesia terpecah belah, jelek di mata internasional daripada menjadi bangsa besar yang penuh dengan potensi budaya yang tersebar di seluruh Nusantara. Salam damai. Jayalah Indonesia. Hidup Wayang.

Sumber Referensi:

Wayang Kulit Purwa Klasifikasi Jenis dan Sejarah Oleh Soekatno, BA, Penerbit Aneka Ilmu Semarang

Pedhalangan Ngayogyakarta Jilid I, Yayasan Habiranda Ngayogyakarta.1977

Ikuti tulisan menarik Pakde Djoko lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

Sabtu, 27 April 2024 14:25 WIB

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

Sabtu, 27 April 2024 14:25 WIB