Seni Budaya, ruang baca, Essay, buku
Artikel
Pengikut
Sampai kapan rakyat dibodohi oleh ambisi- ambisi elite politik yang mempermainkan nasib rakyat, karena segelintir orang maka penghuni ibu kota seringkali dibuat resah, cemas oleh betapa ruwetnya lalu – lintas akibat demo dalam setiap sidang MK
Masyarakat harus bisa membedakan antara mengkritik dan menghina. Dalam hal mengkritik tentu harus mempunyai solusi. Kritikus bisa disebut kritikus bila ia mampu memberi masukan yang baik
Saya melihat banyak perubahan terjadi di Jakarta. Pelayanan E- KTP yang semula leletnya minta ampun sekarang sudah mengalami perubahan
Apa yang masih tersisa sebagai identitas Indonesia jika. Kota- kota di Indonesia tidak lagi menampilkan arsitektur yang kental nuansa Indonesianya.
Menulis itu sebuah gairah, sarana untuk mengurai kegalauan- kegalauan pikiran, jiwa, rasa dan bukan hanya mengejar materi semata.
Klaim Basuki Tjahaya Purnama Alias Ahok untuk tetap meneruskan proyek diperkuat lagi setelah ada Pembaharuan peraturan tahun 2008.
Masyarakat kecele, mereka para pimpinan parpol yang sebelumnya menampilkan ketegangan, saling sikut, malah tertawa seakan tanpa masalah.
penikmat dunia maya saat ini sebagian besar adalah anak-anak, remaja dan kaum muda.
Kalau pikiran jernih tulisan menjadi lebih indah dan tertata.
Jika diandaikan menulis itu seperti orang yang tengah jatuh cinta betapa banyaknya ide romantis dan fantasi berlipat muncul lewat kata-kata, membahagiakan
Membaca buku, rasanya butuh perjuangan di saat gelontoran teknologi seperti saat sekarang, tapi perlu dan harus memaksa diri dunia literasi tetap berdetak.
Puncak kekesalan rakyat terhadap partai politik terjadi tahun 2014. Partai-partai dominan membangun faksi-faksi membentuk poros,....buka matamu...
Pemikiran Visioner Kartini itulah yang membuat perempuan sekarang berjuang untuk kesetaraan Gender, dan kesamaan hak dalam pendidikan.
Ernest François Eugene Douwes Dekker, Nama Lengkapnya. Ia berdarah Belanda, Perancis dan jawa. Orang-orang sering menyebut indo.
Gadget sudah seperti tuhan baru bagi mereka. Lebih sedih ketinggalan HP daripada ketinggalan uang atau dompet.
kasual, modis, perlente itulah gambaran teroris masa kini. Kini orang dibuat bingung oleh citra diri teroris, karena teroris sekarang sadar mode.
Menjadi pertanyaan besar di kepala tiap orang mengapa masyarakat tidak lagi percaya pada partai politik
Silahkan para seniman datang silih berganti, tapi ia terbukti sudah 40 tahunan mengolah rasa memberikan pembelajaran kesetiaan dan nguri-uri wayang...
Ketika guru tidak mendapat tempat semestinya baik di rumah maupun di sekolah bukanlah ada sisi kemunduran bagi masa depan bangsa.
Sama dengan menulis, seorang penulis “gila” akan memainkan kata-kata yang mampu memancing emosi pembacanya. Sama Gilanya saat memahami seni.