x

Iklan

Ikhwanul Halim

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Menulis Fiksi

Menulis fiksi itu gampang. Benar kah?

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Apa itu fiksi?

Fiksi adalah tulisan berdasarkan imajinasi. Jika cerita tersebut berdasarkan peristiwa sejarah atau fakta, maka disebut non-fiksi. Jika berupa karangan, maka disebut fiksi.

Secara etimologis, fiksi berasal dari bahasa Latin fictio yang maknanya: tindakan membuat, membentuk, atau mencetak.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Novel adalah fiksi. Dongeng juga fiksi.

Bersama puisi, fiksi merupakan cabang sastra yang berbeda dengan nonfiksi.

Liputan berita di surat kabar nonfiksi (bahkan jika berupa opini, tetap dimaksudkan untuk dibaca sebagai faktual). Ensiklopedia, biografi dan memoar juga nonfiksi.

Meski hanya karangan semata, fiksi yang baik sering tampak lebih nyata dari liputan surat kabar. Apakah Anda pernah membaca kisah fiksi di mana Anda terhanyut dengan karaker tokoh, merasa seolah-olah mereka adalah teman atau musuh Anda?

Bukan sekali dua aku menemukan pembaca buku yang melalui tahapan model Five Stages of Grief menurut Kübler-Ross: penolakan, kemarahan, tawar menawar, depresi, pasrah--setelah membaca kematian tokoh dalam sebuah novel. Atau, pernahkah Anda ingin berkunjung ke tempat khayalan—Sekolah Sihir Hogwart, misalnya?

Fiksi berisi fitur simbolis dan tematik tertentu yang dikenal sebagai manfaat sastra. Dengan kata lain, fiksi menceritakan sebuah cerita, yang bertujuan untuk sesuatu yang lebih besar dari sekadar cerita, berupa tanggapan signifkan terhadap isu-isu sosial, politik atau kemanusiaan

Meski karakter dalam cerita dan novel tokoh imajiner, namun mungkin saja terdapat kesamaan atau kemiripan dengan tokoh dari dunia nyata. Penulis yang trampil mengubah karakter tokoh-tokoh tersebut ketika ‘mengadaptasi’ mereka dari kehidupan yang sebenarnya.

Apa fungsi fiksi?

Fungsi fiksi adalah untuk menghibur, mendidik dan menginspirasi pembaca (dan penonton). Sastra secara umum dan fiksi khususnya mampu mengharubirukan emosi. Oleh karena itu, fiksi menyajikan 'pengalaman' di luar kehidupan sehari-hari para pembacanya, memberikan wawasan ke dalam kehidupan, perilaku, perubahan-perubahan dan peristiwa yang berhubungan dengan tokoh. Hal ini juga digunakan untuk menunjukkan kelemahan dan kekurangan dari masyarakat atau ideologi tanpa menyampaikan kritik secara langsung.

Sebaliknya, fiksi menunjukkan kelemahan dan mungkin menyarankan solusi secara halus. Singkatnya, fiksi dapat menjadi penyaluran emosi yang terpendam seperti kebencian, kemarahan dan ketidaksukaan namun dengan cara tak kentara tanpa menyinggung individu atau kelompok tertentu.

Dari mana datangnya fiksi?

Semua orang punya impian. Setiap manusia mampu menciptakan khayalan, terkecuali jika ada kerusakan fungsi otak. Mimpi tidak harus saat tertidur atau mata terpejam. Siang hari bolong Anda dapat ‘bermimpi’ senyata kehidupan yang Anda hadapi, versi alternatif yang berbeda dari realitas hidup yang Anda jalani.

Ketika Anda melihat seorang gadis duduk sendiri di kafe, mungkin Anda membayangkannya sedang menanti kekasih atau selingkuhannya, atau ia seorang mata-mata yang sedang menanti pembeli informasi rahasia yang baru dicurinya, atau ia seorang pembunuh bayaran yang ditugaskan membunuh sesorang: Anda.

Ia mendekat ke meja Anda dan duduk di kursi di depan Anda, menyelipkan sebatang rokok mentol di bibirnya yang semerah darah, menanti Anda menyalakan pemantik rokok sementara Anda mencium bahwa maut sudah begitu dekat...

Penulis terus mendaur ulang rincian kenyataan dengan berbagai cara dan menggunakan bermacam-macam perangkat bahasa. Segala hal yang terjadi dalam hidup dapat muncul dalam karya fiksi: sahabat yang hilang, sepotong percakapan, perempatan lampu merah, tajuk berita koran, cinta yang terpendam...

Seperti halnya mimpi, saat dikisahkan kembali ada rincian yang berubah, ditambah sedemikan rupa ntuk memberi efek drama, atau dikurangi untuk menimbulkan rasa ingin tahu, itulah yang terjadi dengan cerita pendek atau novel. Ketakutan Anda terhadap kecoak bisa berubah menjadi kisah invasi planet bumi oleh alien. Teman masa kecil yang hilang bisa menjadi kisah gangster yang ingin bertobat, gadis yang duduk sendirian di kafe menjelma menjadi kisah skandal spionase yang berlangsung di tiga benua...

Tanpa harus menyebut nama, aku curiga penulis kisah detektif paling ternama sepanjang masa mendapat idenya dari keinginan meracuni suaminya tanpa ketahuan, sebuah kejahatan yang sempurna.

Kisah-kisah yang tak masuk akal dengan rincian dan emosi yang dalam sanggup membuat pembaca percaya. Anda menulis untuk mengajak pembaca menjalani fantasi Anda.

Berpikir sebagai penulis

Penulis cenderung cermat, melihat dan mengingat detail-detail yang kecil: suara tawon yang terperangkap dalam ceret, rasa getir setelah menggigit makanan kaleng yang kedaluarsa, setitik air mata di pipi gadis yang duduk sendirian di kafe meluncur meninggalkan jejak merusak pemerah pipi berwarna langit senja di musim kemarau...

Seorang penulis fiksi ketika membaca berita tentang kenaikan harga cabai maka ia membayangkan bahwa seorang petani diam-diam memelihara gundik yang usianya jauh lebih muda sementara istrinya sibuk membasmi hama ulat di kebun. atau segerombolan remaja nakal merencanakan perampokan mobil pikap yang membawa cabai ke pasar induk. Masih banyak kejadian yang belum terjadi tapi mungkin terjadi lainnya yang mungkin dibayangkan.

Rincian tersebut membuat pembaca seakan-akan menyaksikan atau terlibat langsung di tempat kejadian perkara: melihat, mendengar, membau, menyentuh dan mengecap rasa. Agar dapat menulis sedemikian rupa, seorang penulis harus selalu mengasah indranya: menguping pembicaraan tertentu dalam keramaian, mengingat rasa dan bau sepotong roti sandwich tuna sisa sarapan gadis yang duduk sendirian di kafe...

Gunakan baik-baik pengetahuan Anda dalam menulis fiksi.

Menulis catatan harian adalah cara yang bagus untuk mulai menulis. Anda dapat menggunakannya untuk melacak hasil pengamatan. Setiap kali Anda memerlukan ide-ide kreatif, Anda bisa membaca catatan harian Anda untuk bahan tulisan. Termasuk membaca status pada media sosial juga dapat membantu Anda mendapatkan ide.

Bermimpilah. Tulislah.

Membaca fiksi berarti memasuki dunia mimpi. Namun berbeda dengan mimpi, penulis fiksi memegang penuh kendali mimpi sesuai dengan yang ia inginkan. Anda dapat mengatur ulang rincian dari realitas dalam cara paling menarik sesuai selera Anda. Seperti yang telah aku katakan di depan: melamun di siang hari.

Anda bisa belajar untuk membuat fiksi Anda tampak nyata, untuk menciptakan pengalaman bermimpi bagi pembaca Anda. Caranya: berkhayal. Hal yang terdengar sederhana sekali namun benar-benar manjur.

Teknik berkhayal

Sebelum menulis sebuah adegan, bayangkan terlebih dahulu adegan tersebut. Fokus pada detail khayalan. Ada apa? Apa sebenarnya yang terjadi? Saat mengkhayal, optimalkan panca indra. Anda bukan hanya melihat peristiwa dalam khayalan Anda itu, namun juga mendengar suara seperti denting sendok beradu dinding cangkir, bau espresso yang menguar mengingatkan seorang sahabat lama, rasa tuna sandwich seperti yang biasa dibawakan oleh cinta monyet semasa sekolah dasar...

Fokuskan energi Anda pada deskripsi khayalan. Jangan khawatir bahwa Anda belum menulis sepatah kata pun.

Begitu Anda mendapat ‘suasana’ yang tepat, mulailah menulis. Tulis narasi dan deskripsi sedetail mungkin. Jangan takut memilih kata. Jangan khawatir tentang teknik menulis. Berkonsentrasilah hanya pada mengungkapkan khayalan Anda seakurat mungkin sebisa Anda.

Sekali lagi: fokuslah pada mengkhayal, kualitas tulisan nomor sekian. Anda dapat meningkatkan kemampuan menulis belakangan.

Semakin sering Anda melakukannya, tanpa Anda sadari kata-kata Anda berada pada tempat yang tepat. Menulis menjadi lebih lancar nyaris tanpa memeras otak seperti awal-awal Anda mulai menulis. Terkadang, terlalu keras berusaha membuat fiksi Anda lebih buruk dari semestinya, seperti aku yang sebelum menulis ini berusaha keras untuk tidur namun mata tak juga terpejam.

Setelah Anda menulis kisah khayalan Anda, sebaiknya Anda endapkan dulu beberapa waktu. Baca dua atau tiga kali atau bahkan berkali-kali. Mungkin (aku malah pasti) tulisan itu akan mengalami pengembangan atau perubahan cerita. Namun semuanya tetap bertumpu pada khayalan Anda sebagai titik awal.

Nah, mulailah berkhayal. Kemudian tuliskan khayalan Anda itu.

Selamat! Anda kini seorang penulis fiksi.

 

Bandung, 9 Februari 2017

 

Ikuti tulisan menarik Ikhwanul Halim lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu

Kisah Naluri

Oleh: Wahyu Kurniawan

Selasa, 23 April 2024 22:29 WIB

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu

Kisah Naluri

Oleh: Wahyu Kurniawan

Selasa, 23 April 2024 22:29 WIB