x

Sebuah perahu melintasi Jembatan Ampera di Palembang, 7 Maret 2016. Pemprov Sumsel akan menutup Jembatan Ampera selama 12 jam untuk menyambut gerhana matahari total (GMT) pada 9 maret mendatang. ANTARA/Wahyu Putro A

Iklan

Parliza Hendrawan

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Keramahan dan Brand Image Wisata Kita

Promosi gencar belum cukup dalam upaya memajukan pariwisata. Perlu penyadaran masyarakat juga.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Tulisan ini sudah diterbitkan di harian Sumatera Ekspres, 28 Februari 2017 di kolom opini halaman 5. Sebagai bahan pengayaan, saya menambahkan beberapa kalimat di tulisan berikut ini.

DENGAN senyumnya yang khas, seorang petugas bandara menyambut dengan ramah. Walaupun baru sekali itu bertemu, seorang petugas yang berdiri di konter check in pesawat American Airline itu menunjukkan kehangatan seolah bertemu kawan lama. Ia menunjukkan perannya sebagai pelayan. Sesekali petugas di bandara St. Louis Lambert International Airport (STL) di Missouri, Amerika Serikat sempat melempar Joke sehingga rasa letih hampir tidak terasa.

Saya semakin nyaman dengan kondisi itu. Perasaan tegang seketika berubah menjadi lebih santai. Sayapun merasa tersanjung karena mendapatkan 'layanan prioritas' walaupun tercatat sebagai penumpang ekonomi. Peristiwa tadi membuat saya memahami betapa pentingnya keramahtamahan atau hospitality dan dibarengi dengan pelayanan maskimal.

Dibanyak tempat, keramah-tamahan sudah menjadi industri penopang dari bisnis inti kepariwisataan. Mereka tidak sekedar menjual keelokan pantai ataupun sewa hotel yang diobral sepanjang tahun. Pihak industri semakin sadar saat ini bukan lagi perkara sulit untuk menemukan destinasi yang sesuai dengan keinginan. Yang terpenting bagi pelancong, mereka harus mendapatkan layanan yang lebih dari sekedar jalan-jalan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Destinasi Wisata Vs Kesiapan Kita 

Sumatera Selatan (Sumsel) sedang berbenah untuk meningkatkan jumlah kedatangan wisatawan lokal hingga asing. Kabar terbaru, kampung Al-Munawara yang berada di 13 Ulu, Palembang telah ditetapkan sebagai destinasi wisata religi. Sementara itu pihak pengelola Bandara SMB II melakukan perluasan area pelayanan penumpang. Pemerintah daerah setempat menggandeng konsultan pemasaran, Markplus Inc sebagai mitra strategis dalam menjual segala potensi wisata.

Sumsel memiliki segalanya. Palembang sebagai ring 1 memiliki objek wisata pulau kemarau, benteng kuto besak, jembatan Ampera, taman wisata punti kayu, hingga kawasan sport tourism di Jakabaring sport city. Berikutnya ring 2 Indralaya, Banyuasin hingga 3 di Pagar Alam yang punya Gunung Dempo. Langkah pemerintah memasarkan produk wisata secara masif harus diikuti peran aktif kita semua.

Dulu, Indonesia dan Sumsel khususnya dikenal dengan keramatamahan penduduknya. Waktu itu tentu pengaruh budaya luar masih minim. Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kabinet Indonesia Bersatu II periode 2011-2014 Safta Nirwandar pernah mengeluhkan. Persoalan keramahan masyarakat merupakan salah satu penyebab lambanya perkembangan dunia pariwisata di Indonesia. Ia juga pernah berujar seringkali turis mengeluhkan perilaku masyarakat atau pun pedagang. Karena bernafsu menjual cindera mata, seringkali pedagang maupun masyarakat lokal justru mengganggu kenikmatan para turis.

Pariwisata Yang Menyejaterakan

Kementerian pariwisata telah menetapkan target yang akan dicapai di tahun 2019 yakni devisa mencapai Rp. 240 triliun di tahun 2019. Posisi tahun 2014 adalah Rp. 120 triliun. Selain itu penyerapan tenaga kerja mencapai 13 juta di tahun 2019. Dari target tersebut sudah jelas bahwa pemerintah sungguh-sungguh berharap mendapatkan pemasukan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat termasuk masyarakat di Sumsel dari sektor pariwisata.

Agar mimpi bisa terwujud, jadikanlah masyarakat sebagai bagian tak terpisahkan dari kepariwisataan. Masyarakat harus dilatih untuk peduli dan mengayomi tetamu. Sambutan dengan penuh keramahan dan kehangatan dapat membuat orang bisa berlama-lama. Yang agak sulit adalah merubah sikap dan prilaku masyarakat terhadap orang asing baik itu bule maupun pelancong lokal.

Karena seperti yang pernah dikatakan oleh mantan wakil menteri pariwisata bahwa masyarakat kita kerap menjadikan pelancong sebagai 'tontonan'. Prilaku yang terlihat sederhana itu bisa jadi membuat wisatawan merasa terganggu kenyamanan. Merubah cara pandang masyarakat itu bukan perkara muda tetapi harus dilakukan mulai dari sekarang juga.

Apa yang Dapat Kita Lakukan

Selain bersikap ramah, warga dapat memperkenalkan Sumsel dan potensi yang ada dimanapun kita berada. Cara ini sangat sederhana tanpa perlu menghabiskan uang tetapi hasilnya nyata. Misalnya menempelkan stiker di kendaraan, menulis di media sosial, blog. Kita bisa juga membiasakan diri mengenakan pernak-pernik atau atribut khas daerah kemanapun kita bepergian.

Saya mulai mencoba hal-hal sederhana ini misalnya dengan memakai kaos bergambar sungai Musi. Pengalaman saya, di saat harus mengantri di imigrasi bandara Abu Dhabi, Uni Emirat Arab. Seorang petugas tertarik untuk mendalami tulisan yang tertera di baju buatan lokal. Siang itu saya mengenakan kaos oblong warna krem dengan tulisan agak besar Palembang, South Sumatera, Indonesia. Sementara dibagian bawahnya ada tulisan dengan hurup sedikit lebih kecil The Infamous Southeast Asia City of Water. Kaos tersebut memang agak eyecaching karena terdapat gambar perahu tradisional sedang melintas di bawah jembatan Ampera. 

Belum puas dengan penjelasan saya, Si-bapak mengambil smart phonenya. Ia googling guna mendapatkan kata dan informasi sebanyak mungkin terkait dengan kota Palembang. Setelah itu, ia mengatakan niatnya untuk datang ke Palembang suatu waktu nanti. Sayangnya ketika itu saya lupa memberikan alamat email ataupun no HP sehingga komunikasi terputus sampai di situ. Peristiwa itu memang kecil dan tidak sebanding dengan upaya promosi yang massif dilakukan oleh pemerintah. Akan tetapi dari yang kecil itu akan berbuah menjadi besar jika kita melakukannya secara bersama-sama. (pharliza@gmail.com)

Ikuti tulisan menarik Parliza Hendrawan lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu