Sains Merupakan Salah Satu Jalan Menuju Puncak Tauhid
Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB
Sesuatu yang paling pasti di dunia ini adalah sebuah ketidakpastian. Setidaknya, kata-kata inilah yang membombardir madzhab Newtonian.
Sesuatu yang paling pasti di dunia ini adalah sebuah ketidakpastian. Setidaknya, kata-kata inilah yang membombardir madzhab Newtonian yang dipelopori oleh Galileo Galilei dan diresmikan secara tidak resmi oleh Sir Isaac Newton. Kebanyakan orang barat menyebutnya madzhab fisika klasik, sementara orang Indonesia tidak pernah memberinya nama apapun. Bukan karena falsafah “apalah arti sebuah nama” tetapi karena orang Indonesia lebih asyik membicarakan perdebatan politik dalam negeri daripada menelusuri kemajuan ilmu pengetahuan yang ada.
Dalam sejarah fisika, madzhab klasik lahir dari sikap keras gereja yang “mengandangi” kemajuan pemikiran bangsa barat sehingga pada puncaknya, mereka kaum gereja melarang seluruh umat Kristiani membaca Kitab Sucinya sendirian. Segala sesuatu ada pada otoritas mutlak gereja.Tak ada kesempatan untuk mengembangkan pemikiran-pemikiran mereka. Pihak gereja menganggap merekalah satu-satunya otoritas yang berkuasa dan berhak menyelesaikan sebuah permasalahan dan menentukan suatu kebijakan dalam segala bidang. Inilah yang menyebabkan munculnya sebuah kelompok yang memprotes kebijakan-kebijakan gereja hingga akhirnya mereka membelah diri menjadi sebuah aliran keagaman yang bernama Protestan. Ditambah lagi, ditemukannya mesin cetak oleh Johannes Gutenberg pada abad 15 M menambah laju kecepatan perkembangan ajaran Martin Luther yang mempelopori reformasi protestan di eropa khususnya.
Reformasi protestan besar-besaran ini ternyata menghasilkan banyak ilmuwan-ilmuwan baru yang berlomba-lomba untuk menemukan sesuatu yang dianggap sesuai dengan penalaran logika manusia, tak terikat dengan ajaran teologis dan terbebas dari doktrin gereja. Puncaknya adalah ketika Newton mengungkapkan bahwa bumi adalah sebuah mesin raksasa yang bergerak secara mekanis dan sistematis. Mereka menganggap semua yang ada di alam semesta ini dapat diprediksi secara ilmiah. Secara bertanggung jawab, tentu kejadian ini memiliki banyak efek positif seperti memprediksi gempa bumi, gerhana dan berbagai fenomena alam lainnya. Selain itu, konsep fisika klasik juga menjadi dasar berkembangnya teknologi hingga zaman ini. Namun sejak saat juga kesadaran manusia terhadap spiritual semakin menjauh dan paham materialism semakin berkuasa.
Madzhab ini masih menjadi rujukan utama hingga pada akhir abad 19 M ditemukan beberapa fenomena yang tidak dapat dijelaskan oleh konsep fisika klasik. Hal ini menyebabkan para ilmuwan berusaha keras mencari jalan keluar dari berbagai permasalahan yang muncul. Max Planck, Niels Bohr dan Einstein-dengan teori relativitasnya- mencoba menawarkan sesuatu yang fresh dan baru untuk menyelesaikan problematika yang buntu dan gagal diselesaikan oleh Konsep Newtonian. Konsep inilah yang sering dinamakan dengan Fisika Kuantum atau dikenal juga dengan Madzhab fisika modern.
Inti dari konsep Fisika Kuantum adalah ditemukannya Quark atau disebut juga Quanta sebagai sebuah energi atau partikel yang menjadi inti terdalam dari sesuatu dan menjadi penyusun proton dan neutron. Jika fisika klasik mengatakan bahwa benda terbagi menjadi padat, cair dan uap, maka teori fisika kuantum membantah dan berpendapat bahwa semua benda tersusun dari getaran energi yang kecepatannya melampaui kecepatan cahaya. Semakin lambat quanta bergetar maka semakin dapat terdeteksi oleh panca indera seperti air, bangku dan bau. Begitu juga manusia yang ternyata bukan benda padat melainkan adalah kumpulan energi yang menimbulkan ilusi bahwa manusia seakan padat. Namun semakin cepat energi tersebut bergetar maka sesuatu tersebut hanya dapat dirasakan seperti marah, bahagia dan ketakutan. Dengan ditemukannya quanta, terbukti bahwa segala sesuatu tersusun dari getaran energi. Hal yang paling mengejutkan adalah ditemukannya hukum The Law Of Attraction (hukum ketertarikan) yang diklaim mampu menentukan masa depan seseorang. Semakin seseorang pandai memainkan energi quanta, semakin mampu seseorang tersebut mengendalikan masa depan Seperti Firman Allah SWT “Aku Sesuai dengan sangkaan hambaku”, dan “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa yang ada pada diri mereka”. Hukum ini menjelaskan bahwa semakin sering manusia berfikir positif , maka energi yang keluar akan menarik fikiran tersebut ke dalam kenyataan. Selain itu fisika kuantum juga mampu menjelaskan karomah, mukjizat dan sesuatu yang dianggap ganjil dalam kacamata fisika klasik seperti seseorang yang berada dalam dua tempat dalam satu waktu, menembus jarak ribuan kilometer dalam sekian detik atau mengendalikan sesuatu tanpa menyentuhnya (quantum nonlocal connection). Secara tidak sadar penemuan ini jelas semakin menghancurkan eksistensi fisika klasik yang bercirikan materi, sistematis dan terprediksi.
Pada baris ini, aku mulai berani mengatakan bahwa sains (Biologi,Fisika dan Kimia) merupakan salah satu ilmu tauhid yang harus dipelajari seorang muslim terutama di Indonesia untuk membuktikan Tuhan secara absolut dan ilmiah demi menambah keyakinan/ketauhidan seorang muslim. Salah satu contohnya adalah Doktrin bahwa Tuhan tak berbentuk. Ini merupakan satu-satunya hal paling masuk akal dalam ilmu Tauhid. Andai Tuhan berbentuk, maka Dia pun akan tersusun dari partikel Quark , itu artinya Tuhan tidak Esa dan tersusun dari sesuatu. Maka gelar Maha Kuasa otomatis akan sirna. Oleh karena itu dalam agama Islam Tuhan tidak berbentuk sebagaimana makhluk karena dia adalah Dzat yang maha kuasa.
Selain itu, masih banyak keistimewaan teori kuantum lainnya yang menyatakan bahwa Alam semesta tidak bergerak hanya secara mekanis saja, melainkan ada Energi penggerak di luar kekuasaan makhluk yang hingga saat ini masih dalam penelusuran lebih lanjut. Seperti pada kisah Nabi Musa melawan Dukun-dukun fir’aun. Ketika para dukun mengubah tali menjadi ular-ular kecil, lalu Nabi Musa dengan kekuasaan Allah mengubah quark kayu menjadi seekor ular besar, seketika itu juga para dukun mengakui kekuasaan Allah dan bersaksi bahwa Tiada Tuhan selain Allah. Pelajaran pertama yang kita ambil adalah tentu bahwa dukun-dukun Firaun tersebut adalah dukun terbaik di zamannya. Mereka juga pasti mengetahui batas kemampuan sihir manusia sejauh mana. Oleh karena itu, ketika Nabi Musa mengubah tongkat menjadi ular, secara langsung mereka mengakui kenabian Musa karena manusia biasa tidak akan mungkin mencapai kemampuan sedahsyat itu. Kemampuan itu hanya dapat dicapai oleh kekuasaan Tuhan.
Ini merupakan bukti bahwa semakin seseorang belajar, semakin mereka mengetahui mana batas kemampuan manusia dan mana kekuasaan Allah SWT. Ini juga yang menjadi sebab banyaknya masyarakat eropa yang berusaha mencari kembali spiritualitas mereka yang hilang semenjak kedatangan materialism. Kesadaran bahwa ada Dzat yang mengendalikan Alam semesta juga sedikit demi sedikit mulai terbangun kembali sehingga menimbulkan optimisme mendalam bahwa suatu saat Eropa akan menjadi Tuan Rumah Masyarakat Muslim Dunia berbasis IPTEK sembari berpura-pura optimis mungkin Indonesia akan menjadi Tuan Rumah Masyarakat Muslim Dunia berbasis Budaya.
Penulis Indonesiana
0 Pengikut

Sains Merupakan Salah Satu Jalan Menuju Puncak Tauhid
Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB
Memahami Akar Peristiwa 4 Nopember
Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler