x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Penulis yang Menyingkapkan Rahasia kepada Pembacanya

Penulis adalah guru yang menyingkapkan rahasia kepada pembaca bukunya.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

Sangat sedikit hal yang ada di semesta ini, yang terlihat maupun tersembunyi, yang dapat saya pahami—itupun belum tentu pemahaman yang benar dan utuh. Para penulis buku telah berbuat baik. Berkat karya mereka saya dapat memahami sebuah momen sejarah, kepemimpinan seseorang, strategi bisnis perusahaan, sebagian rahasia alam lewat pendekatan biologi, hingga cara membikin steak sapi yang lezat. Itulah sebagian manfaat membaca buku yang saya peroleh.

Membaca buku adalah cara memahami sesuatu dengan ‘menumpang’ pikiran orang lain. Ketika membaca The Wine of Wisdom karya Amin Mehdi Razavi, saya merasa lebih mengetahui tentang segi-segi hidup Umar Khayyam. Lebih dari seorang penggubah syair, sebagaimana dikesankan oleh kebanyakan orang Barat, Khayyam adalah juga astronom dan matematikawan. Dengan caranya, dengan materi rujukannya, Amin berpikir tentang Khayyam, mengonstruksi hidup dan nilai penting karya Khayyam, untuk kemudian saya membaca buah pikirnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Penulis buku seperti Amin berusaha memetakan jalan untuk memudahkan pembaca, termasuk saya, dalam memahami Khayyam. Para penulis melengkapi diri dengan riset dalam ikhtiarnya mengonstruksi pemahamannya mengenai sesuatu—dalam contoh ini, Amin mengontruksi figur Khayyam melalui riset dan bacaannya atas karya-karya penulis terdahulu.

Saya tidak mesti bersepakat dengan jalan pikiran penulis yang karyanya saya baca. Setidaknya, ia telah membukakan cakrawala yang sebelumnya tidak saya ketahui, atau meluaskan horison pengetahuan saya. Untuk tema yang sama, saya dapat memperoleh perspektif yang berbeda-beda melalui buku yang berlainan. Ini memperkaya pemahaman saya, walaupun semua ikhtiar membaca beberapa buku itu tidak selalu berujung pada kesimpulan yang final.

Lewat membaca buku, saya menemukan hal-hal yang tidak terduga, yang berhasil diungkap oleh penulis. Pemahaman baru semacam ini menjadi kesenangan tersendiri. Misalnya saja, ketika membaca tulisan mendiang Y.B. Mangunwijaya dalam publikasi LP3ES, Manusia dalam Kemelut Sejarah, saya merasakan aura kedekatan antara figur Sutan Sjahrir dan Bung Karno. Hingga saya dapat merasakan kegundahan Romo Mangun ketika menulis ihwal wafatnya Sjahrir dalam pengasingan di luar negeri pada masa pemerintahan Sukarno.

Saya membaca karena dorongan rasa ingin tahu. Kadang-kadang saya menjelajahi pikiran tertentu yang melandasi sebuah buku dan mendapati diri saya tersesat jalan. Bingung. Inilah momen ketika saya harus mencari materi bacaan lain agar dapat keluar dari kebuntuan jalan. Saya butuh buku lain yang membukakan jalan pemahaman yang lebih baik. Maka, sayapun mencari buku-buku lain mengenai tema serupa atau yang berkaitan. Bagi saya, ini aktivitas yang menyenangkan. Saraf-saraf otak memang bekerja lebih keras, tapi jika menemukan pemahaman yang lebih cocok, ada kepuasan.

Melalui pikiran Prof. Budi Darma, saya berkesempatan untuk meneropong kehidupan manusia dari sudut pandang yang terkesan aneh. Orang-orang Bloomington dan Olenka, dua karya fiksinya yang kerap disebut, menawarkan cita rasa berpikir yang berbeda dibandingkan penulis lain. Seperti juga kalau kita membaca cerita-cerita fiksi yang dituturkan Danarto maupun Iwan Simatupang. Ketiga penulis ini menggunakan cara pandang yang berbeda dalam melihat dunia, setidaknya dalam cerita mereka, dan saya memperoleh pengalaman menarik dan tidak terduga.

Pikiran orang lain, yang mereka tuangkan dalam buku, membantu saya dalam mencerna topik-topik yang sukar dan rumit. Mendiang dokter dan neurolog Oliver Sacks, melaui bukunya Musicophilia, membukakan cakrawala tentang bagaimana otak bekerja dan bertautan dengan musik. Modulasi di antara keduanya sukar dibantah, itulah yang ingin ditunjukkan Sacks—bagi saya, argumen Sacks begitu meyakinkan.

Meskipun tidak pernah bertemu muka langsung maupun lewat jagat virtual, Amin Mehdi Razavi, Oliver Sacks, maupun Budi Darma telah menjadi guru-guru saya. Melalui pikiran dan perasaan mereka, rekonstruksi mereka, saya berusaha mencerna apa-apa yang ada di semesta ini. Tak selalu saya menjadi lebih paham dan tak selalu saya setuju dengan apa yang mereka pikirkan. (Foto: Oliver Sacks, sumber: brainpickings.org) **

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Kisah Naluri

Oleh: Wahyu Kurniawan

Selasa, 23 April 2024 22:29 WIB

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Kisah Naluri

Oleh: Wahyu Kurniawan

Selasa, 23 April 2024 22:29 WIB