x

Iklan

FX Wikan Indrarto

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Yuk, Cegah Penyakit Malaria

Kita diingatkan untuk menutup kesenjangan dalam cakupan alat pencegahan malaria yang dapat menyelamatkan nyawa. Apa yang sebaiknya dilakukan?

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Dr. FX. Wikan Indrarto, Sp. A

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tema Hari Malaria Sedunia 25 April 2017, adalah ‘Pencegahan malaria: mari kita tutup celahnya (let’s close the gap)’. Kita diingatkan untuk menutup kesenjangan dalam cakupan alat pencegahan malaria yang dapat menyelamatkan nyawa. Apa yang sebaiknya dilakukan?

Menurut Laporan Malaria Dunia (World Malaria Report) 2016, hampir setengah dari populasi dunia berisiko terkena malaria dan ada 212 juta kasus baru malaria di seluruh dunia pada tahun 2015. Afrika menyumbang sebagian besar kasus global malaria (90%), diikuti oleh Asia Tenggara (7%) dan Mediterania Timur (2%). Di Indonesia, penurunan jumlah yang sangat tajam terjadi di daerah endemis tinggi dari 17,4% pada tahun 2011 menjadi 8,8% pada tahun 2015. Pada 2015, diperkirakan ada 429.000 kematian malaria di seluruh dunia. Sebagian besar kematian tersebut terjadi di Wilayah Afrika (92%), diikuti oleh wilayah Asia Tenggara (6%) dan Mediterania Timur (2%). Sejak 2010, angka kematian malaria menurun 58% di Kawasan Pasifik Barat, 46% di wilayah Asia Tenggara, 37% di Wilayah Amerika dan 6% di Mediterania Timur. Anak balita sangat rentan terhadap penyakit malaria, infeksi dan kematian. Pada 2015, malaria diperkirakan menyebabkan kematian 303.000 balita secara global, termasuk 292.000 anak di Afrika. Antara 2010 dan 2015, angka kematian malaria di kalangan anak balita telah turun sekitar 35%. Namun demikian, malaria masih menjadi penyebab kematian balita, sekitar 1 anak setiap 2 menit. "Setiap kematian akibat malaria, sebagai penyakit yang dapat dicegah dan dapat diobati, tentu saja tidak dapat diterima," kata Dr. Pedro Alonso, Direktur Program Malaria Global WHO.

Bersama dengan diagnosis dan pengobatan yang tepat, WHO merekomendasikan intervensi pencegahan yang telah terbukti efektif, yaitu penggunaan kelambu berinsektisida, menyemprot ruangan dengan insektisida, dan obat pencegahan untuk kelompok yang paling rentan, yaitu wanita hamil, balita dan bayi, serta wisatawan. Dua bentuk pengendalian vektor yang paling disarankan, yaitu penggunaan kelambu berinsektisida dan penyemprotan residu dalam ruangan, telah terbukti efektif dalam berbagai keadaan. Sebagian besar keberhasilan dalam mengendalikan malaria adalah karena pengendalian vektor nyamuk. Kontrol vektor sangat bergantung pada penggunaan piretroid, yang merupakan satu-satunya insektisida yang saat ini direkomendasikan. 

Kelambu berinsektisida adalah program kesehatan masyarakat  untuk semua orang yang berisiko terkena malaria. Kelambu berinsektisida memiliki dampak positif terbesar, yaitu menyumbang sekitar 69% kasus yang dicegah melalui alat pengendali malaria. Cara yang paling hemat biaya untuk mencapainya adalah dengan menyediakan kelambu secara gratis, untuk memastikan akses yang sama untuk semua orang. Sejalan dengan itu, strategi komunikasi perubahan perilaku yang efektif diperlukan untuk memastikan bahwa semua orang yang berisiko tertular malaria, harus tidur di bawah kelambu setiap malam, dan kelambu itu terpasang dengan benar. Selain itu, penyemprotan dalam ruangan dengan insektisida adalah cara ampuh untuk mengurangi secara cepat transmisi malaria. Potensinya terealisasi bila setidaknya 80% rumah di daerah sasaran disemprot. Penyemprotan dalam ruangan efektif selama 3-6 bulan, tergantung pada formulasi insektisida yang digunakan dan jenis permukaan dimana disemprotkan. Di beberapa tempat, beberapa putaran semprotan dibutuhkan untuk melindungi populasi di daerah endemis malaria.

Bagi wisatawan, malaria dapat dicegah melalui metode kemoprofilaksis dengan obat antimalaria, yang menekan tingkat infeksi malaria, sehingga mencegah penyakit malaria selama kunjungan singkat ke daerah endemis. Bagi wanita hamil yang tinggal di daerah transmisi sedang sampai tinggi, pengobatan pencegahan intermiten dengan sulfadoxine-pirimetamin, yaitu pada setiap kunjungan antenatal terjadwal setelah trimester pertama. Demikian pula, untuk bayi yang tinggal di daerah dengan transmisi tinggi di Afrika, 3 dosis pengobatan pencegahan intermiten dengan sulfadoksin-pirimetamin direkomendasikan, diberikan bersamaan dengan vaksinasi dasar rutin. Harapan intervensi pencegahan terbaru adalah penggunakan vaksin anti malaria pertama di dunia, yang baru akan diuji cobakan di Ghana, Kenya, dan Malawi pada tahun 2018. Vaksin suntik tersebut dikembangkan untuk melindungi anak dari bentuk malaria yang paling mematikan.

Di Indonesia tahun 2016 daerah bebas  malaria mengalami peningkatan dari 21,5% pada tahun 2011 menjadi 45,4% pada tahun 2015. Saat ini terdapat 232 kabupaten/kota yang telah mencapai status eliminasi. Target Rencana Strategi Kementerian Kesehatan untuk angka kesakitan malaria (API/annual parasite incidence) tahun 2015 <1 per 1.000 penduduk berisiko. Lima provinsi dengan API per 1.000 penduduk tertinggi, yaitu Papua (31,93), Papua Barat (31,29), Nusa Tenggara Timur (7,04), Maluku (5,81), dan Maluku Utara (2,77). 

Momentum Hari Malaria Sedunia 25 April 2017, dengan tema ‘let’s close the gap’, menyoroti kesenjangan yang masih hebat dalam cakupan intervensi pencegahan. Diperkirakan 43% orang di sub-Sahara Afrika berisiko terkena malaria, tidak dilindungi oleh penyemprotan insektisida dalam ruangan pada tahun 2015. Sekitar 69% wanita hamil di 20 negara Afrika tidak memiliki akses terhadap 3 dosis obat pencegahan yang disarankan. Kesenjangan intervensi pencegahan malaria di Papua, Papua Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku, dan Maluku Utara, tentu harus terus ditutup. Sudahkah kita bertindak?

Sekian

Yogyakarta, 26 April 2017

*) dokter spesialis anak di RS Panti Rapih Yogyakarta, Ketua IDI Cabang Kota Yogyakarta, Anggota IDAI Cabang DIY

Ikuti tulisan menarik FX Wikan Indrarto lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu