x

Iklan

Adi Prima

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Ikan Larangan, Mitos Atau Fakta?

Bermacam penyakit aneh akan mendatangi pelaku, yang lebih mengherankan, ikan larangan bisa hidup kembali meskipun hendak dimasukan kedalam penggorengan,

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

ADA mitos dibalik himbaun untuk tidak mengambil Ikan larangan di Sumatera Barat. Jika berani melanggar, bermacam kejadian aneh dan hal yang kurang baik akan menimpa si pelaku.

Pelaku yang berani memakan ikan, bisa menderita sakit aneh, perut menjadi buncit. Yang paling aneh, tak hanya hidup kembali ketika hendak dimasukan kedalam penggorengan, ikan juga bisa kembali ke kolam tempat ia berasal.

Di Kabupaten Tanahdatar contohnya, tradisi ikan larangan ini masih bisa kita temukan. Menurut Sayaiful (77), warga Jorong Bukik Gombak, Kec Limo Kaum, Tanahdatar, yang bertempat tinggal disekitar lokasi ikan larangan, “Sejauh apapun ikan pergi mencari makan, ikan ini akan tetap kembali ketempat semula dilepaskan, yang pasti jangan coba-coba mengambil ikan larangan, anda bisa tertimpa musibah. Jika kurang yakin, silahkan saja coba!”

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ikan larangan bukan mutlak tidak bisa dimakan atau di jual. Disaat hari yang telah ditentukan, ketika syarat telah terpenuhi, ikan larangan bisa dikonsumsi. Yang paling sering, biasanya ketika acara adat dan menjelang perayaan hari besar keagamaan.

Hebatnya, keuntungan atau profit yang diperoleh dari ikan larangan pascapanen, bukan untuk memperkaya diri, keuntungan yang dihasilkan, dialokasikan untuk biaya pembangunan Surau atau Musholla, ucap Pak Datuk Adrimas (59) warga Kec. Limo Kaum. Pak Datuk mengingat semasa beliau masih belajar mengaji di surau (masjid-red), ikan larangan itu seperti tabungan bagi surau. Ketika panen datang, semua santri laki-laki dilibatkan untuk memanen Ikan. Warga sekitar Surau biasanya sudah mengantri untuk membeli, keuntungan dari hasil penjualan sepenuhnya akan diperuntukan bagi surau lanjut pak Datuk.

Ikan larangan hampir ada di seluruh wilayah Sumatera Barat, mungkin hanya berbeda pada penerapan peraturannya. Jika sahabat berkunjung ke Sumatera Barat, pasti akan bertemu spanduk, atau papan bertuliskan "Ikan Larangan".

Provinsi Sumatera Barat seperti daerah lainnya di Indonesia, memang penuh dengan tradisi dan budaya yang kaya akan nilai-nilai. Mitos atau fakta bagi yang mengambil ikan larangan, jika tradisi ini terbukti banyak nilai positif dan tidak berbenturan dengan nilai agama, maka tidak ada salahnya bersama kita jaga tradisi ini, khusunya bagi orang Minangkabau. Rancak Bana!

 

 

Ikuti tulisan menarik Adi Prima lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terkini