x

Iklan

felicianida

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Mana yang Lebih Untung, Investasi Apartemen atau Rumah?

Investasi properti sepertinya tak akan pernah mati. Harga properti lebih sering naik. Tapi pilih mana investasi rumah atau apartemen?

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Cukup banyak generasi milenial yang sadar tentang investasi. Meskipun dalam nominal sedikit-sedikit, tapi mereka konsisten berinvestasi. Joni (25) contohnya, setiap bulan dia ‘memaksa’ dirinya untuk menyisihkan Rp 750 ribu dari gajinya untuk berinvestasi.

“Aku kerja dari umur 20 tahun. Awal-awalnya aku beli emas LM di Antam, ya bisa dapat sekitar 1-2 gram. Lantas aku juga mendepositokan setelah beberapa bulan ditabung. Belakangan aku juga nyoba beli reksadana,” kata Joni yang bekerja di bidang pemasaran ini.

Dia mengatakan, belajar mengelola keuangan dari orang tuanya yang seorang pekerja sebuah bank pemerintah. “Sejak dari gaji pertama, Papa sudah mengajarkan aku untuk menyisihkan 30 persen dari penghasilanku untuk disimpan buat investasi,” katanya lagi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 

Tentang properti? “Ya itu yang aku belum terlalu mudeng. Kalau investasi properti, sebenarnya lebih menjanjikan rumah atau apartemen?” katanya bertanya. “Kalau Papaku sih bilangnya beli rumah aja,” kata Vira.

 

Kalau merujuk konsultan pemasaran properti terkenal, Rico Krishandi, investasi apartemen akan lebih menguntungkan. Menurutnya, keuntungan utama berinvestasi apartemen yaitu nilai sewa dan capital gain yang dimiliki apartemen.

Menurut Rico, investasi yang ditanam pada apartemen tidak banyak membuang tenaga dan waktu. Kalau investasi rumah, harga belinya mahal karena harga tanah yang cenderung terus naik, sementara nilai bangunannya menurun. Sedangkan nilai apartemen terus bergantung pada permintaan pasar.

 

"Nilai sewa apartemen itu tiga kali lipat dari nilai sewa rumah dan ruko yang hanya tiga sampai empat persen per tahun," ujar Rico

 

Rico menjelaskan cara meraih keuntungan berinvestasi dari nilai sewa apartemen. Hal ini tak jauh berbeda dengan berbisnis sewa indekos.

"Kalau tiga tahun ke depan apartemen eksklusif yang Anda beli ini bisa disewakan Rp 5 juta sampai Rp6 jutaan per bulan, berarti nilai sewa setahunnya itu Rp 60 jutaan," tutur Rico

 

Berdasarkan perhitungan Rico, Return on Investment (ROI) yang bisa didapatkan adalah nilai sewa dibagi investasimu sebagai pemilik apartemen. Nilai sewa Rp60 juta dibagi investasi yang kamu keluarkan untuk membeli apartemen, sebutlah misalnya seharga Rp300 juta.

Contohnya, jika di sebuah kawasan biaya indekos per bulan berkisar Rp3,2 juta sampai 3,8 juta per bulan. Artinya, ROI sebesar 12 persen. Kalau dengan hitungan seperti itu, 8 tahun saja kamu sudah balik modal dari nilai sewa apartemenmu.

Itu belum termasuk keuntungan dari capital gain yang terjadi akibat progres penjualan dan pembangunan dan pengembangan di kawasan lokasi apartemenmu itu. Kalau di kawasan apartemen tersebut terus berkembang, semakin banyak berdiri hunian, apartemen, industri, dan bangunan komersial, maka nilai jual apartemenmu juga meningkat.

“Kalau niatnya membidik pasar mahasiswa, sebaiknya cukup beli unit apartemen tipe studio. Tapi, kalau pekerja dan ekspatriat, belilah tipe dua kamar,” ujar Rico memberi saran.

Ikuti tulisan menarik felicianida lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan