x

Iklan

Jumarni

Teknik Informatika Universitas Mulawarman Aktivis KAMMI Samarinda Sebatik - Kalimantan utara
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Secerca Karakter Aktivis Dakwah

menjabarkan sedikit banyaknya mengenai beberapa hal yang tersembunyi bagi aktivis dakwah..

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Mahasiswa baru merupakan  masa menggebu bagi seorang pencari jati diri. Ketika keinginan mengikuti organisasi bahkan memuncak hingga lebih dari lima organisasi yang ingin diikuti. Tak telepas dari keinginan untuk menjadi anggota eksekutif kampus. Yang sejak dulu hingga detik ini merupakan salah satu top one organisasi setingkat universitas. Keinginan menjadi anggota eksekutif dan turut eksis tak berangsur lama dan berjalan mulus.

Ketaatan sebagai seorang mahasiswa yang harus lebih memprioritaskan akademiknya, sebagai adik yang harus mampu memberikan waktu untuk mengabdi di perantauan yang memiliki satu-satunya keluarga sedarah sebagai tempat untuk bersilaturahim dan saling membantu.  mencoba untuk tidak menyiksakan diri dalam berkiprah yang sempat drop tiga bulan sekali sakit karena kesibukan yang tidak terkontrol. Kegiatan yang tidak sebanding dengan kekuatan jasmani yang mengakibatkan demikian. Membuat semuanya menjadi terlepas dan diharuskan untuk fokus berdasarkan prioritas yang benar-benar dibutuhkan. Jatuh bangun merintis organisasi taraf universitas yang dirintis mahasiswa baru justru membuat perjalanan itu stack ditengah jalan. Harapan amanah itupun pupus. Dikarenakan beberapa analisa yang telah terbahas.

Sebagai aktivis dakwah seharusnya memang faham makna dari kalimat “jangan pernah meminta amanah” hakikat amanah memang sangat berat bahkan telah Allah katakan dalam AL-Qur’an “sesungguhnya Kami telah menawarkan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, tetapi semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir tidak akan melaksanakannya (berat), lalu dipikullah amanat itu oleh manusia. Sungguh manusia itu sangat zalim dan sangat bodoh” (Q .S Al-Ahzab :72). Amanah bukanlah suatu hal yang mesti diminta apalah daya manusia yang hanya mahluk yang bodoh yang tanpa kehendakNya memberikan amanah kita bukanlah apa-apa. Bagaimana mungkin mahluk bodoh ini meminta amanah itu, bahkan langit yang tinggi dan gunung yang kokoh itu tak sanggup untuk memikul amanah.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Eksistensi atau ridho ilahi?

Di zaman sekarang, kemenangan dan kesuksesan dakwah juga bisa membuat aktivis dakwah terlena dengan kenikmatan berupa jabatan, eksistensi, atau harta. Jika tidak berhati-hati maka akan dapat tergelincir (insilakh) karena sibuk memperebutkan “sejumput sampah”.

“kami tidak mengharapkan sesuatu dari manusia, tidak mengharapkan harta benda atau imbalan yang lainnya, tidak juga popularitas, apalagi sekadar ucapan terima kasih. Yang kami harap hanyalah pahala dari Allah, Dzat yang menciptakan kami”

imam asy-syahid Hasan Al-Banna

 Ketika semuanya menjadi opsi. Untuk kemaslahatan berdasarkan kebutuhan internal atau cita-cita untuk menjadi bagian dari anggota eksekutif yang telah menjadi idaman bagi setiap organisatoris pun demikian memiliki misi kebaikan, misi dakwah. Kutipan dari Imam asy-syahid Hasan Al-banna diatas semakin memperkuat dalam memikul beban harus dengan fokus dan totalitas. Maka perlu memiliki skala prioritas dalam berkiprah di organisasi mana pun itu. Terserah satu ataupun lebih terpenting adalah, mampu untuk totalitas.

Semuanya pun akhirnya terjawabkan seiring berjalannya amanah di internal kampus. Lembaga Dakwah Fakultas itupun bak rumah tempat untuk berteduh, tempat untuk merajut kasih sayang dalam membina ukhuwah dalam jamaah. Kontrol ego pribadi menjadi hal utama dalam jamaah, dan as-tsiqoh menjadi hal mendasar.

Keinginan untuk meraih perpolitikan kampus sebagai eksekutor masih menjadi hal yang diharapkan. Menjelang tahun ketiga hasrat untuk menjadi bagian dari eksekutif masih tidak terelisasi. Tak ada hal lain selain mencari ridho. Selalu timbul pertanyaan apakah aku tidak berkompeten sebagai eksekutor secara langsung.? Selama istikhoroh kecenderungan ingin tetap menjadikan hal sebagai kenyataan tetapi Allah memberikan kode dengan adanya hadits yang terbahas di surau kecil disetiap setelah maghrib yang berisi tentang urgensi amanah, berhati-hati dalam godaan popularitas, ceramah bahkan quote yang sempat untuk terbaca. Seolah memberikan kode bahwa niat hati ini pun sangat harus diluruskan.

“Sungguh hal yang ku takuti dalam amanah adalah godaan popularitas, syaikh yusuf qordowi menjelaskan dalam bukunya kembali dalam dekapan tarbiyah bahwa penyakit yang paling berbahaya yang sering kali mendera para aktivis dakwah adalah godaan popularitas, ambisi ketenaran, ingin dikenal banyak orang, dan hasrat untuk mendominasi.” Perkataan syaikh yusuf qordowi ini sangat-sangat memberikan reminder untuk seluruh aktivis dakwah dimana pun keberadaannya saat ini.

Bacaan yang sempat membuat terperangah yaitu kalimat dari syaikh musthafa masyhur yang berbunyi “Jangan sampai perhatian kita kepada politik mengalahkan perhatian kita kepada tarbiyah”

sebaik-baiknya keputusan ini adalah untuk kemaslahatan dari kader itu sendiri. Kalimat itu menjadi penutup bagi para aktivis yang ingin terjun ke dalam bentuk lembaga eksekutif, karena tarbiyah merupakan tonggak utama dalam segala aktivitas. Perhatian terhadap tarbiyah harus lebih besar dari perhatian kita terhadap yang lainnya. Ketika tarbiyah tak lagi diidahkan, maka niat dari keikhlasan untuk kemaslahatan dari amanah apapun yang dikerjakan tidaklah seindah disaat amanah itu di tempatkan pada pundak-pundak aktivis dakwah. Tarbiyah memang bukan segala-galanya tetapi segalanya berawal dari tarbiyah. Karena tanpa tarbiyah,  dakwah akan berlangsung temporer dan sporadis. Tidak dapat berlangsung langgeng dan sistemik.

“Dakwah ini tidak mengenal sikap ganda. Ia hanya mengenal kata totalitas. Siapa yang bersedia untuk itu, maka ia harus hidup bersama dakwah dan dakwah pun melebur dalam dirinya. Sebaliknya, barang siapa yang lemah dalam memikul beban ini, ia terhalang  dari pahala besar mujahid dan tertinggal bersama orang-orang yang duduk. Lalu Allah SWT akan mengganti mereka dengan generasi lain yang lebih baik dan lebih sanggup memikul beban dakwah ini”

Imam asy-syahid Hasan Al-banna

“semoga Allah terus mengistiqomahkan diri di jalan dakwah dengan niat tulus dan ikhlas”

Ikuti tulisan menarik Jumarni lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler