Menakar Peluang Anggota DPD RI Pertahan Terpilih Kembali
Deni Yusup (Direktur Nusantara Riset)
Sebagai kita ketahui bersama bahwa Dewan Perwakilan Daerah (DPD ), salah satu lembaga yang menjadi lembaga legislatif yang fungsi dan kewenanganya tidak sekuat Dewan Perwakilan Rakyat (DPR RI) yang di isi oleh peserta pemilu dari partai politik. DPD saat ini kurang lebih telah tiga periode berdiri, dan pemilu tahun 2019 adalah periode ke empat dari DPD berdiri, dinamika kelembagaan ini tentu sangat dinamis walaupun tidak seseksi DPR RI yang memilki tiga kewenangan yang krusial dalam memerankan fungsi sebagai lembaga legislatif.
DPD sedikitnya bisa mencerminkan keterwakilan daerah, yang diwakili oleh anak-anak terbaik daerah yang dipilih secara langsung melalui pemilihan umum dengan tata cara perorangan yang di atur dalam undang-unadang pemilu, tidak melalui partai politik, setiap propinsi mewakili yang duduk di DPD empat orang dari hasil pemilihan umum.
Khususnya DPD perwakilan Jabar yang ingin penulis bahas, jawa barat dengan jumlah penduduk terbanyak tentu memiliki kerumitan tersendiri bagi calon anggota DPD untuk mencalonkan selain kuota persyaratan dengan jumlah pengumupulan KTP lebih banyak dan disesuaikan dengan jumlah penduduk, tentu ini sangat jauh sekali perbandigan dengan daerah yang lain denga jumlah penduduk sedikit, untuk menjadikan anggota DPD di jabar tentu lebih sulit dari pada daerah lain.
Anggota DPD dari Jawa barat saat ini mungkin tidak terlalu terkenal di mata publik nasional, mungkin dulu ada Ginanjar Kartasasmita, beliau populer dipublik karena mantan menteri jaman orde baru dan terpilih menjadi anggota DPD periode pertama dan menjadi ketua DPD RI pertama kali.
Saat ini yang menjadi anggota DPD Jawa Barat, Oni Suwarman dengan jumlah perolehan suara di pemilu kemarin tertinggi dengan perrolehan suara 2.167.485, baru disusul oleh ibu Eni Sumarni dengan perolehan 2.042.130 suara, baru Aceng fikri dengan 1.139.556 suara dan yang ke empat Ir. Ayi Hambali dengan 1.032.465 suara
Melihat peta pemilu kemarin tentu suara yang didapatkan oleh empat legislatif ini sangat tinggi, pertayaan kemudian setelah mereka menjabat dan duduk saat ini hampir 4 tahun ,mereka duduk apakah dapat dirasakan oleh warga jabar selaku kontituen daerahnya. Tentu jawabanya bisa dilihat dari sejauhmana mereka mempublikasikan kerja-kerja selama menjabat selama ini . Dan paling gampang dilihat adalah dalam pemilu berikutnya tahun 2019, apa bila kinerja selama duduk dirasakan oleh masyarakat, memungkinkan terpilih kembali, apa bila mereka mencalonkan kembali menjadi anggota DPD RI.
Melihat pertarungan tahun 2019 dipastikan sangat panas, karena pemilihan presiden di serentakan dengan pemilihan umum legislatif termasuk DPD, ini berefek terhadap calon-calon DPD yang harus kerja ektra untuk mencalokan kembali. Tentu sebagai anggota DPD pertahanan, kampaye yang paling efektif adalah dengan banyak kerja dan kerja untuk melakukan pembuktian bahwa memang layak untuk dipilih kembali, sedangkan bagi calon yang baru tentu kampaye yang efektif adalah dengan mengumbar janji perubahan yang akan terjadi kalau mereka duduk nantinya.
Menurut pengamatan saya selaku pemerhati sosial politik, gerakan Ayi hambali yang lebih masif didaerah dalam menyangah kebutuhan daerah jawa barat, tentu ini tidak terlepas dari komitmen untuk memberdayaakan daerah. Kalau ini dilakukan terus tidak menutup kemungkinan kalau Ir. Ayi Hambali mencalonkan kembali akan dipilih kembali, peluang bagi tiga pertahan lain tentu memungkinkan juga terpilih tetapi itu semua tergantung kinerja merek sementara ini.
Walaupun secara keseluruhan kinerja anggota DPD jabar saat ini,saya melihat perlu ditingkatkan lagi dan dioptimalkan sebagai perwakilan daerah, agar keberadaan lembaga ini bisa dirasakan betul oleh warga jabar. Tentu dengan kinerja setiap anggota DPD jabar ini yang mesti optimal dan terpublikasi dengan rapih.
Ikuti tulisan menarik deni yusup lainnya di sini.
