x

Iklan

wiji al jawi

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Fahri Hamzah Tidak Perlu Minta Maaf

Apakah Fahri merasa bersalah karena melaporkan Sohibul Iman ke polisi?

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Kamis (28/12/2017) sekitar pukul 21.20 WIB di dekat salah satu mall di Yogyakarta, seorang mahasiswa berinisial AKS melakukan pelecehan seksual terhadap seorang perempuan.

Sebelum beraksi, AKS terlebih dahulu meminta maaf kepada korban. "Maaf ya," kata ASK sebelum meremas bagian tubuh korban. Korban pun berteriak sehingga AKS ditangkap warga dan petugas keamanan.

Permintaan maaf memang muncul ketika seseorang mengakui bahwa dirinya melakukan kesalahan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pelaku tindak kejahatan pada umumnya meminta maaf setelah kejadian, khususnya setelah tertangkap aparat keamanan. Namun AKS meminta maaf sebelum kejadian. Artinya, AKS sadar bahwa tindakannya salah. Akan tetapi nafsu telah mengalahkan kesadarannya tersebut.

Permintaan Maaf Fahri Hamzah

Kamis (8/3/2018) sekitar pukul 14.40 WIB di ruang Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu Polda Metro Jaya, Fahri Hamzah melaporkan Presiden Partai Keadilan Sejahtera, Sohibul Iman.

Fahri mengaku sebelum melaporkan Sohibul, ia sudah meminta maaf kepada sesama anggota partai atas tindakannya tersebut.

"Saya mohon maaf kepada teman-teman kader, simpatisan yang tidak memahami persoalan ini tetapi saya lakukan niatnya baik supaya partai juga reputasinya kembali, selain reputasi saya, karena PKS ini partai yang punya reputasi baik," kata Fahri.

Sebagaimana AKS, Fahri juga mengakui bahwa dirinya meminta maaf sebelum melaporkan Sohibul Iman. Artinya, Fahri sadar bahwa ada yang salah dari tindakannya. Akan tetapi hal lain telah mengalahkan kesadarannya tersebut.

Maaf Bukan Sebagai Pengakuan Kesalahan

Bisakah permintaan maaf tidak berarti sebuah pengakuan kesalahan?

Peluang ini bisa terjadi. Misalnya dalam kasus permintaan maaf hanya untuk basa basi, atau permintaan maaf sekadar untuk pencitraan.

Karena itulah Fahri seharusnya tidak perlu minta maaf saat melaporkan Sohibul Iman. Sebab, kalaupun Fahri kemudian mengatakan permintaan maafnya bukan karena mengaku bersalah, maka permintaan maafnya tersebut berarti hanya basa basi atau pencitraan.

Fahri sendiri menyatakan akan mencabut laporannya jika Sohibul Iman mundur dari jabatannya sebagai Presiden Partai Keadilan Sejahtera.

"Kalau dia (Sohibul Iman) mundur, saya akan mencabut laporan saya. Kalau tidak (mundur) ya siap hadapi laporan saya," kata Fahri.

Artinya, salah satu target pelaporan Fahri adalah demi melengserkan Sohibul Iman. Sehingga Fahri memang perlu melakukan pencitraan demi menjaga segelintir kader PKS yang masih mendukungnya.

 

Ikuti tulisan menarik wiji al jawi lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler