x

Iklan

Syarif Yunus

Pemerhati pendidikan dan pekerja sosial yang apa adanya
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Cara Beda Menulis untuk Sastra; Kompetensi Menulis Kreatif

Zaman now mutlak harus bisa menulis, bukan hanya berbicara. Gimana cara beda menulis untuk sastra?

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Kreativitas itu penting. Karena kreativitas adalah mentalitas orang zaman now yang harus dimiliki setiap orang. Tidak terkecuali mahasiswa. Dan setiap orang, pasti memiliki potensi kreatif. Potensi kreatif bukan soal seberapa kecil atau seberapa besar. Tapi persoalannya, zaman now tidak banyak orang yang bisa menemukan atau mengenali daya kreatif yang dimilikinya. Maka wajar, karya kreatif yang beda menjadi sulit terealisasi dalam diri tiap individu. Mentalitas kreatif mutlak diperlukan zaman now.

Salah satu potensi kreatif yang sangat penting dipupuk zaman now adalah kreativitas dalam menulis. Secara proses disebut "menulis kreatif", bukan "penulisan kreatif". Silakan dicerna sendiri saja, mengapa menulis kreatif bukan penulisan kreatif?

Sebelum lebih jauh tentang menulis kreatif.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Apa sih sebenarnya kreatif itu? Sederhananya, kreatif itu adalah BEDA. Beda dari orang kebanyakan, beda dari kelaziman. Tentu, ada banyak penyebab “beda” atau “perbedaan”. Beda, bisa disebabkan karena 1) perilaku-nya yang tidak sama, atau karena 2) pikiran-nya yang tidak lazim, atau mungkin kerana 3) jiwa atau batin-nya unik, dan bisa jadi karena  4) karya-nya yang luar biasa; tidak seperti kebanyakan orang.

Karena itu, menulis kreatif harus dilihat sebagai kompetensi. Bukan pelajaran atau teori semata. Berapa banyak orang pandai secara teori tapi gagal secara praktik. Berapa banyak orang pandai bicara tapi tidak mampu menulis.  Itu artinya, mereka hanya “pandai” tapi “tidak kompeten”.

Menulis kreatif adalah kompetensi. Tak cukup hanya bakat, tak juga terbatas pada minat. Apalagi hanya bermodalkan kebiasaan. Menulis kreatiif harus memadukan 6 aspek penting; mulai dari aspek pengetahuan, sikap, proses, keterampilan, hasil, dan profesi. Menulis kreatif sebagai kompetensi ada dan bisa terjadi pada setiap orang. Kompetensi menulis kreatif pasti ada pada diri setiap orang. Potensi pasti melekat, tapi mungkin belum digali.

Kompetensi menulis kreatif hanya butuh sikap mental dan cara berpikir yang direfleksikan melalui kebiasaan dan tindakan. Karena untuk menjadi kompeten, kita harus mampu melaksanakan apa yang ingin dilakukan; mampu bertindak seperti yang diomongkan.

Buku “Kompetensi Menulis Kreatif” karya Syarifudin Yunus, diterbitkkan oleh Penerbit Ghalia Indonesia pada April 2015. Buku karya ke-11 sang penulis ini mengajarkan untuk mampu menulis dengan cara yang beda. Tentu menulis untuk keperluan sastra. Karena menulis kreatif adalah menulis untuk sastra., bukan menulis ilmiah. Buku “Kompetensi Menulis Kreatif” memberikan masukan dan tuntunan tentang menulis dengan cara yang beda, menulis yang tidak biasa. Menulis kreatif tidak dapat diajarkan, tetapi dapat dipelajari. Menulis kreatif yang paling baik adalah menuliskan setiap ide dan gagasan yang bergumul dalam pikiran kita.

Buku ini pantas dan cocok untuk para pembelajar Menulis Kreatif atau siapapun yang ingin bisa menulis untuk sastra. Pas untuk buku pegangan pembelajaran menulis kreatif. Menulis karya sastra yang berorientasi praktik, bukan teori semata. Menulis sesuatu dengan cara yang beda, baik untuk puisi, cerpen, novel maupun drama.

Belajar menulis kreatif akhirnya harus mampu mencipta karya sastra. Itulah kompetensi menulis kreatif, spirit yang melandasi proses belajar menulis kreatif. Tidak ada karya kreatif yang lahir tanpa perilaku menulis yang berdasar komitmen dan konsistensi. Kompetensi menulis kreatif hanya akan ada bila kita mau menulis, menulis, dan menuliskannya.

Memang tidak mudah membangun kompetensi menulis. Namun, apabila ada kemauan maka pasti ada jalan. Kompetensi menulis dapat terjadi pada saat kita mau melakukannya dengan benar. Karena menulis, tidak hanya fokus dalam memperlakukan “bakat istimewa” yang kita miliki tetapi juga pada kemampuan memadukan minat untuk belajar dan membangun kebiasaan untuk menuangkan setiap ide dan gagasan secara tertulis. Menulis kreatif adalah praktik menulis untuk sastra.

Menulis kreatif menekankan pada “cara yang beda” dalam menulis. Beda dalam melihat suatu topik yang akan dituliskan; beda dalam mengisahkan sebuah cerita.

Membaca dan mempelajari buku “Kompetensi Menullis Kreatif”, kita dapat memahami 1) Hakikat Kompetensi Menulis Kreatif, 2) Menulis Kreatif, 3) Menulis, 4) Kreativitas, 5) Proses Kreatif dalam Menulis, 6) Tahapan Menulis Kreatif, 7) Menulis Puisi, 8) Menulis Cerpen, 9) Menulis Novel, dan 10) Menulis Drama.

Jadilah penullis kreatif, menulis dengan cara yang beda. Karena tidak ada yang sulit dalam menulis bila mau menuliskannya. Tapi akan sulit, bila kita hanya “niat” tanpa mau “berperilaku menulis”. Menulsi itu sulit karena kita yang gemar menyulitkan diri kita sendiri. 

Ingat “scripta manent, verba volant; yang tertulis akan abadi, yang terucap akan hilang”. Semoga buku “Kompetensi Menulis Kreatif” dapat memberi encerahan bagi penulis pemula untuk sastra. Maka menulislah, karena sehebat apapun kita. Tanpa menulis, maka kita pun tiada .... Salam menulis kreatif #MenulisKreatif

Ikuti tulisan menarik Syarif Yunus lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler