x

Iklan

Nizwar Syafaat

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Tagar #Rupiah 14.000 Wajar, Perlu Disempurnakan!!!

Tagar #Rupiah 14.000 perlu disempurnakan dengan #Rp 14.000 aku cinta produk domestik

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

Tagar #Rupiah 14.000 wajar merupakan perlawanan para nitizen melalui media sosial terhadap menguatnya ambruknya rupiah.  Suara perlawanan nitizen tersebut mendapat respon dukungan dari Menteri Keuangan Sri Mulyani Indarwati dan pejabat BI.  Masyarakat diharapkan tidak panik dan sekaligus untuk meredam gejolak dan akselerasi pelemahan rupiah berlanjut.

Tagar #Rupiah 14.000 wajar, adalah informasi yang menyesatkan bagi masyarakat karena beberapa pejabat BI termasuk Gebernurnya telah mengatakan (stated) jauh sebelum rupiah menyentuh level Rp 14.000 bahwa nilai tukar rupiah terhadap dollar AS sebesar Rp 14.000 sudah berada jauh  di bawah nilai wajarnya atau undervalued.  Nalai wajarnya sekitar Rp 13.400 per dollar AS sesuai dengan fundamental ekonomi Indonesia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pejabat ekonomi dan moneter menilai fundamental ekonomi Indonesia cukup kuat.  Pertumbuhan ekonomi Triwulan I-2018 sebesar 5.06% walaupun masih dibawah target sebesar 5.4%.  Inflasi terkendali di bawah 4%,  Neraca pembayaran masih kuat untuk membiayai impor dan pembayaran utang dan kewajiban lainnya.  Dengan fundamental ekonomi yang demikian harusnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS berada sekitar angka Rp 13.400.  Pelemahan rupiah yang berakselerasi dan mencapai level Rp 14.000 disebabkan oleh    faktor eksternal yaitu, kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat Federal Reserve secara bertahap berlangsung sampai 3 (tiga) tahun ke depan dan kebijakan fiskal dan moneter yang menyebabkan Amerika Serikat membutuhkan lebih banyak dollar membuat dollar langka di beberapa negara termasuk Indonesia sebagai mitra dagang Amerika;  dan perang dagang Tiongkok dengan Amerika Serikat yang belum juga reda membuat pengusaha lebih aman dan menguntungkan  pegang dollar.

Akselerasi pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar sampai menyentuh Rp 14.000 merupakan level tertinggi, padahal awal Januari 2018 masih sekitar Rp 13.500. Jejak pelemahan rupiah sudah terditeksi pada pertengahan 2016.  Selama tahun 2017 sampai sekarang pelemahan rupiah berakselerasi berlanjut dan diperkirakan pelemahan rupiah tersebut terus berakselarasi dan berlanjut 2 atau 3 (tiga) tahun ke depan.

          Walaupun fundamental ekonomi kita kuat, namun ada beberapa pilar penyangga ekonomi kita rapuh yang perlu diwaspadai seperti neraca transaksi berjalan (current account) dan aliran investasi asing pada saham dan Surat Utang Negara (SUN) yang mencapai 50% dari total aliran investasi luar negeri.

          Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar telah menyebabkan membengkaknya transaksi berjalan dari minus US$4,60 billion pada triwulan IV-2017 menjadi  minus US$ 5.70 billion pada triwulan I-2018, dan pelemahan rupiah tersebut menyebabkan aksi jual saham dan SUN di BEJ yang menyebabkan IHSG turun menukik di bawah 6000 sampai saat sekarang belum pulih.  Pelemahan rupiah merembet sepinya peminat lelang SUN saat ini.  Dampak pelemahan rupiah tersebut menyebabkan ekonomi eksternal kita sangat rentan terhadap goncangan ekonomi baik luar negeri maupun dalam negeri.

Sebaiknya tagar #Rupiah 14.000 diarahkan untuk memperkuar pilar-pilar ekonomi kita yang sedang rapuh. Seperti tagar #Rupiah 14.000, Aku cinta produk domestik;   #Rupiah 14.000, Aku cinta wisata domestik; dan lainnya…….. semoga rupiah kembali ke nilai wajarnya.

 

Ikuti tulisan menarik Nizwar Syafaat lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler