Cebong!!! Kampret!!! Mungkin kalian sudah tidak asing lagi dengan dua istilah kata tersebut pada akhir-akhir ini. Istilah tersebut berawal dari pandangan netizen Indonesia mengenai pilihan presiden (pilpres). Hal tersebut membuat Indonesia menjadi dua pihak yang berlawanan saling menghujat serta mengintimidasi pihak satu dan pihak lain. Berbeda pandangan politik di Indonesia menyebabkan kericuhan dalam Negeri ini. Bukankah hal tersebut mencerminkan bangsa kita telah menjadi barbar? Apakah kita sebagai bangsa Inonesia melupakan toleransi antar sesama? Lalu bagaimanakah nilai-nilai Pancasila yang telah kita terapkan sehari-hari mulai luntur karena sikap kita yang barbar?
Lihat yang telah kita perbuat selama ini, saling menghujat satu sama lain karena berbeda pandangan sehingga dapat mempengearuhi kestabilan integrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Kita merupakan bangsa yang berperikemanusiaan, bangsa yang beradab, kita ini Bhinneka Tunggal Ika yang seharusnya berbeda-beda tetapi tetap satu jua.
Namun mendengar kata “toleransi” sudah sangat jarang digunakan. Seakan-akan bangsa ini berambisi dalam menguasai dan memenangkan akan golongannya sendiri. Dapat kita lihat dari contoh kecil yaitu saat kita brargumen atau dalam di dalam diskusi pasti akan mendapati perbedaan pendapat. Kita sendiri atau orang lain ingin memenangkan pendapat kita tanpa mengapresiasi, menghargai pendapat orang lain. Dan lebih parahnya saling menghujat satu sama lain. Bukankah itu merupakan hal sepele namun berdampak besar?
Tindakan yang tidak bermoral sering kali terjadi di Negara ini. Suatu hal yang menjadi trending adalah hal yang negative, yang kemudian disorot oleh media luar. Berbeda tim kesayangan saja sering mengakibatkan bentrok antar supporter, sehingga kejadian yang tidak diinginkan bisa terjadi seperti pengeroyokan bahkan hingga pembunuhan. Dan apakah kalian sudah setuju bahwa Indonesia sudah identik dengan barbar? Miris sekali mengakui hal seperti ini bukan?
Kita sebagai kawula muda harus malu terhadap kondisi sosial kita, bahwasannya generasi muda harus menjadikan diri kita atau jiwa kita PANCASILA, yang selalu menjaga keutuhan Negara kita, selalu mempertahankan kesatuan dan persatuan di Negara kita dari berbagai macam serangan luar maupun dalam. Tumbuhkan kembali rasa toleransi dalam diri kita dan masyarakat kita, walaupun dengan sekecil apapun caranya kita harus mampu membangun.
Stop menghujat, stop julid, stop nyinyir. Hargailah perbedaan kita, karena bangsa ini akan indah dengan adanya perbedaan. Stop barbar, jadilah masyarakat Indonesia yang berperan bukan baperan!
Ikuti tulisan menarik Imelda Elisya Nanda lainnya di sini.
