x

Iklan

diah permata sari

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

SBY Pemimpin Wong Cilik

Perjuangan seorang lansia bernama Maryoto yang ingin melihat SBY.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Siang itu cuaca di Banyumas, Jawa Tengah begitu terik. Debu jalan yang disapu kendaraan yang lalu lalang berhamburan. Hidung dan mata adalah salah satu mangsa dari keadaan itu.

Tapi hal itu tidak menjadi penghalang bagi Maryoto. Dengan umur yang tidak lagi muda, iya terus melaju sepedanya. Seakan-akan di depan ujung jalan sana ada garis finish dan hadiah yang hendak diraihnya.

Maryoto adalah salah seorang warga Banyumas yang hidupnya kini tidak menentu. Umurnya 81 tahun. Usianya yang sepuh itu terlihat dari lipatan kerut di wajah dan uban yang ada di wajah yang tak terawat itu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Maryoto kini hidup sebatang kara. Sudah 8 tahun ketentuan hidup itu dia lakoni. Semenjak Laksmi istri tercintanya lebih dulu berpulang.

Dengan napas tersengal-sengal, akhirnya Maryoto tiba di tujuannya. Peluh di wajahnya tidak lagi dihiraukannya. Matanya dengan nanar melihat sosok yang ia kejar sepanjang jalan tadi.

Dari balik kaca Resto Selera Roso di Jalan Ajibarang, Banyumas, wajah Maryoto terlihat bahagia. Seakan ia menemukan apa yang dicarinya.

Ternyata Maryoto ingin melihat Presiden RI keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang siang itu santap siang di Resto tersebut. SBY dan rombongan PD singgah di Banyumas dalam rangka tour Partai Demokrat di Jawa Tengah.

Maryoto mengaku senang bisa melihat langsung sosok SBY. Baginya, SBY adalah pemimpin wong cilik. SBY menurutnya satu dari tiga pemimpin Indonesia yang dikaguminya selain Soekarno dan Soeharto.

Maryoto mengenang masa ketika SBY menjabat menjadi Presiden RI, ia dan istrinya mendapatkan bantuan dari pemerintah. Meski hidup tua berdua Laksmi, ia tidak merasa susah karena bantuan dan perhatian dari pemerintah. Berbeda dengan hari ini, ia harus tetap mulung untuk sekedar membahagiakan cacing-cacing di perutnya.

Maryoto ingin agar pemimpin di negeri ini meneladani sosok SBY yang selalu melayani rakyatnya dengan hati. Memperjuangkan nasib-nasib warga kurang mampu, serta memperhatikan lansia seperti dirinya.

Lelaki tua itu enggan masuk meski telah diajak beberapa pengurus Demokrat yang memperhatikannya.

“Tidak usah Mas, saya kesini bukan untuk makan. Saya kesini karena saya cinta dengan Bapak SBY. Dia itu Presiden saya dulu hingga sekarang”.

Ia pun mengambil sepedanya dan kembali menyusuri jalan dari mana ia datang sebelumnya. Terlihat wajah bahagia terpancar di raut wajahnya. Kebahagian tatkala seeperti seorang pemuda yang menemukan belahan hatinya.

Ikuti tulisan menarik diah permata sari lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler