x

Iklan

HMI Soshum Saintek UIN SUKA

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Sepertinya Luka Menghampirinya

Kisah ini tentang seorang pria yang lelah akan cinta, dia hidup dalam kebingungan antara harus mencinta atau membenci. Dia sudah lama mengenal cinta tapi d

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Kisah ini tentang seorang pria yang lelah akan cinta, dia hidup dalam kebingungan antara harus mencinta atau membenci. Dia sudah lama mengenal cinta tapi dia lama tak merasakannya. Bukannya dia tidak tau cara mencintai tapi dia keseringan merasakan cinta yang hanya manis di bibir saja. Sudah berapa wanita yang pernah dekat dengan dirinya tapi tak sedikit pun yang singgah dan menetap dalam waktu yang lama, entah apa penyebabnya, entah apa masalahnya. Beberapa waktu yang lalu dia baru saja menginjakkan kaki di umur yang semakin tua, dia berpikir mungkin saatnya dia kembali mencinta. Namun keberuntungan belum menghampirinya. Semangat yang pernah hilang kembali muncul dengan tujuan bahwa dia sudah merasa lebih baik dari sebelumnya, akan tetapi di umur yang baru tersebut, dia ditampar kenyataan yang begitu pahit. Dia merasa sudah tak pantas untuk mencinta apalagi dicintai, saat itu sebuah peristiwa yang membuat hatinya kembali menciut walau sempat mekar dalam waktu yang sangat singkat.

Kini dia telah mengambil keputusan yang membuat semua orang akan kasihan terhadap dirinya, dia pun sempat berpikir apakah dia mampu menjalaninya? Sebenarnya keputusan ini bukan pertama kalinya dia lakukan dan dia pernah berhasil melaluinya walau sedih dan pilu yang selalu menghampirinya. Rasanya di saat ini dia merasa tidak akan mampu lagi karena zaman telah berubah, tapi apa mau dikata sudah seharusnyalah dia mengambil keputusan itu.

Kisah kali ini yang dialami mungkin sedikit berbeda namun endingnya sama saja, pedih dan luka. Dia sebenarnya sedikit malu ingin mengatakan ini tapi hanya melalui tulisan dia bisa bercerita tanpa ada yang melarangnya. Dia berharap tulisan yang dia buat menjadi album kenangan walau rasanya pahit sungguh pahit.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kisah-kisah yang dia alami dapat digambarkan atau dimengerti lewat alunan musik salah satu band ternama di Indonesia, lewat single yang berjudul “Yang Terdalam” dan “Kukatakan dengan indah”, dia merasa kisahnya tak perlu diceritakan pada banyak orang cukup mendengarkan, semua orang akan mengerti betapa kelamnya cinta yang ingin dia gapai.

Dalam lirik lagu “yang terdalam”. Terdapat beberapa bait yang sangat tepat menggambarkan kegundahan dirinya saat ini “Ku lepas semua yang kuinginkan dan tak akan kuulangi maafkan jika kau kusayangi dan bila kumenanti, Takkan lelah aku menanti takkan lelah cintaku ini hingga saat kau tak kembali, kan kukenang di hati saja. Kau telah tinggalkan hati yang terdalam hingga tiada cinta yang tersisa di jiwa”. Melalui sepenggal lirik lagu itu, kisah yang sungguh menyedihkan dan patut untuk dikasihani. Dia merasa bahwa dirinya pantas mencinta dengan tanggungan bahwa dia bisa setia, dia bisa menjadi penawar kebosanan seorang wanita. Dia hanya ingin bahagia, dia hanya ingin warna dalam hidupnya karena dia menyadari selama ini hanya ada hitam putih dalam hidupnya. Wanita mana yang tega menyakiti pria yang sedikit pun tak pernah meninggalkan, sedikit pun tak pernah mengecewakan apalagi menghianati, tapi kenapa semua itu malah berbanding terbalik? Dia pernah mengatakan apakah dia harus menjadi pria brensek yang membuat wanita jatuh cinta kemudian melemparnya kembali ke dasar samudra. Dia sudah pernah mencoba, namun itu bukan dia, naluri yang dia miliki tak sebejat pria yang diluar sana. Dia hanya ingin mencinta pada satu orang hingga dapat memakai cincin di jari manis kelak.

Batinnya yang tersakiti kini belum cukup hanya mendengarkan satu buah lagu saja, masih banyak lagu yang dapat menggambarkan air mata tanpa tetes air, seperti dalam lirik lagu “kukatakan dengan indah”. Sepenggal liriknya seperti ini “Kukatakan dengan indah dengan terluka hatiku hampa, sepertinya luka menghampirnya. Kau beri rasa yang berbeda mungkin ku salah mengartikannya yang kurasa cinta. semua yang terhenti tanpa ku akhiri. Kau hancurkan hatiku tak tertahankan lagi, kau terangi jiwaku kau redupkan lagi”. Jangan tertawa membaca dari kisah si pria ini, karena kini dia sedang duduk termenung mencari jawaban tentang apa yang membuatnya selalu dalam sendu kesedihan. Dia tak mungkin menangis apalagi marah pada wanita. Dia memilih intropeksi diri dan senantiasa berdoa agar kelak dipertemukan dengan wanita yang tak suka untuk menyakiti karena hatinya sudah tak setangguh dulu, hatinya yang kini seperti daun bunga jati yang berguguran di musim kemarau, rontok dan terlihat gersang. Pada kisah ini, dia masih ada harapan tapi dia memilih mundur karena wanita yang ingin dia selami sudah punya tuan yang senantiasa menunggu diikuti hiruk pikuk pernikahan, hanya waktu saja yang belum merelakannya. Biarkan kini dia sendiri lagi hingga nanti dia tak kembali dan cukup untuk dikenang saja. (R.NV/image (https://weheartit.com))

Ikuti tulisan menarik HMI Soshum Saintek UIN SUKA lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Taman Pecinta

Oleh: Wahyu Kurniawan

Senin, 29 April 2024 12:26 WIB

Terpopuler

Taman Pecinta

Oleh: Wahyu Kurniawan

Senin, 29 April 2024 12:26 WIB