x

Iklan


Bergabung Sejak: 1 Januari 1970

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Ketika Taman Bacaan Masyarakat "Diselimuti" Orang-Orang Baik

Tidak mudah mengelola taman bacaan masyarakat. Tapi berkat "selimut" dari orang-orang baik, tradisi baca dan budaya literasi pun dapat tegak berdiri ...

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Ketika Taman Bacaan Masyarakat “Diselimuti” Orang-Orang Baik

 

Mengelola taman bacaan masyarakat (TBM) memang tidak mudah. Tapi bukan berarti sulit. Di samping harus mampu memotivasi “semangat membaca” anak-anak di sebuah lingkungan, juga dibutuhkan ketersediaan buku yang memadai. Bahkan yang tidak kalah penting, taman bacaan masyarakat pun harus dikelola oleh orang-orang yang punya komitmen penuh dan tetap istiqomah untuk menghidupkan tradisi baca dan budaya literasi di kalangan anak-anak usia sekolah, yang selama ini tidak memiliki akses bacaan bahkan berpotensi terancam putus sekolah akibat himpitan ekonomi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 

Maka taman bacaan masyarakat pun sangat membutuhkan orang-orang baik.

Orang-orang baik harus “menyelimuti” taman bacaan masyarakat. Agar kegiatan membaca senantiasa terpelihara sehingga menjadi kebiasaan. Membaca buku harus menjadi perilaku yang dekat dengan anak-anak.

 

Hari ini, 3 Februari 2019, Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka patut bersyukur. Karena bisa jadi, TBM Lentera Pustaka adalah salah satu taman bacaan masyarakat di Indonesia yang “diselimuti” orang-orang baik. Yaitu, orang-orang yang punya kepedulian dan aksi nyata dalam ikut serta menegakkan tradisi baca dan budaya literasi di kalangan anak-anak usia sekolah, yang katanya generasi penerus bangsa.

 

Siapa orang-orang baik di taman bacaan masyarakat?

Di saat kegiatan kelas GErakan BERantas BUta aksaRA (GEBER BURA) berlangsung siang ini, TBM Lentera Pustaka kedatangan “tamu istimewa yang baik” yaitu  22 mahasiswa IPB dari Prodi Ilmu Tanah, Agronomi dan Hortikultura, Proteksi Tanaman, dan Arsitektur Lansekap yang sedang menyelenggarakan “social mapping”, sebuah pemetaaan sosial terhadap masyarakat di Kampung Warung Loa Desa Sukaluyu Kec. Tamansari Kab. Bogor. Apa dan bagaimana ke depannya Kampung Ramah Lingkungan (KRL) dan Kelompok Wanita Tani (KWT) yang sudah ada di wilayah ini.

“Kampung ini punya warga yang mendukung setiap kegiatan sosial. Potensinya sangat besar karena punya sumber daya manusia yang saling support dan alamnya pun masih asri. Lingkungan terkelola rapih” ujar salah satu mahasiswa IPB.

 

Sementara di TBM Lentera Pustaka, saat ini telah berjalan kegiatan “membaca seminggu 3 kali” yang diikuti 60-an anak-anak pembaca aktif dan kegiatan pemberantasan buta huruf GEBER BURA yang diikuti 5 ibu-ibu, program zona baca hijau “1.000 tanaman polybag”. TBM Lentera Pustaka pun sedang studi penjajakan untuk mendirikan “Wisata Literasi Gunung Salak”, sebuah wisata edukasi alternatif yang berbasis membaca buku sambil melakukan perjalanan menyusuri sungai dan kebun sejauh 1,2 km.

 

Selama ini dan sudah berjalan lebih dari 5 tahun, bertempat di TBM Lentera Pustaka pun sudah berlangsung “pengajian bulanan yatim binaan” yang diikuti 12 anak yatim/tidak mampu yang tiap bulan sekali mengaji bersama untuk membacakan doa orang tuanya sambil “mengambil uang jajan sekolah” secara rutin. Agar mereka, anak-anak yatim tetap dapat bersekolah sekalipun orang tuanya sudah meninggal dunia.

 

Orang baik lainnya yang menyelimuti TBM Lentera Pustaka adalah para donatur buku yang atas niat dan inisitif-nya sendiri megumpulkan buku-buku bacaan yang masih layak dibaca dan dikirimkan ke TBM Lentera Pustaka. Alhamdulillah, hari ini TBM Lentera Pustaka pun mendapat “donasi 3 kardus buku bacaan” dari seorang kepala sekolah di kota Bogor. Patut diketahui, TBM Lentera Pustaka adalah taman bacaan masyarakat pertama dan resmi yang ada di Kec. Tamansari Kab. Bogor.

 

Penting memang, orang-orang baik “menyelimuti” taman bacaan masyarakat.

Seperti tahun 2019 ini, ada 3 (tiga) korporasi yang ikut mensponsori biaya operasional dan edukasi literasi finansial secara rutin di TBM Lentera Pustaka, yaitu Chubb Life, AJ Tugu Mandiri, dan Perkumpulan DPLK. Korporasi inilah yang membiayai operasional dan aktivitas yang diselenggarakan TBM Lentera Pustaka sepanjang tahun 2019 ini.

Orang-orang baik pun terus berlanjut di taman bacaan masyarakat.

Kemarin pun begitu, saat TBM Lentera Pustaka berniat menyelenggarakan “KHITANAN MASSAL” untuk anak-anak yang tidak mampu di Desa Sukaluyu pada Sabtu 29 Juni 2019 nanti. Setelah dipromosikan dalam waktu 1 hari saja, akhirnya diperoleh orang-orang baik yang siap membiayai 40 anak yang akan di-khitan. Dlaam sehari, kuota untuk anak-anak yang di-khitan langsung ludes. Sebuah kepedulain sosial yang luar biasa.

 

Lagi-lagi, bangga dan bersyukur bila taman bacaan masyarakat “diselimuti” orang-orang baik. Orang-orang baik itu. Mereka yang mampu meredam ego dan emosi untuk kemaslahatan umat yang lebih nyata. Bukan hanya diskusi atau rencana semata. Karena perbuatan baik butuh aksi nyata. Maka, jangan pernah berhenti ikhtiar jadi orang baik.

 

Berbuat baik memang terlihat mudah. Tapi terkadang manusia kesulitan melakukannya. Apalagi jika dibarengi dengan ego dan sikap individualis yang tinggi. Sehingga jadi acuh tak acuh terhadap lingkungan sekitarnya. Padahal dengan berbuat baik, banyak sekali manfaat yang bisa diperoleh.

 

Berselimutkan orang baik. Itulah saat kita merelakan segala sesuatu yang tidak bisa menjadi milik kita. Tapi masih berani berbuat untuk masa depan yang lebih baik.

 

Karena orang-orang baik, hanya peduli pada apa dan gimana yang terjadi pada orang lain. Agar bisa lebih baik dari sebelumnya ….

 

Terima kasih orang-orang baik, sahabat-sahabat yang baik. Semoga sehat dan berkah selalu bersama kita, amiin. #TGS #TBMLenteraPustaka#GeberBura #BudayaLiterasi

Ikuti tulisan menarik lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler