Kematian Rindu di Malam Minggu

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
img-content
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

"Lembaran kisah kasih yang tertulis dengan kejujuran, kini kusut termakan gombalan para tetangga yang sedang sibuk mencari mangsa." (Silivester Kiik)

Jerita rindu kian meronta dalam rangkulan benak,

mencari butiran rasa yang hilang ditelan gelombang kemunafikan duniawi.

Tiada pijakan kenyamanan untuk berlindung dari gejolak relung,

lalu mati dalam kebekuan dinginnya gerimis malam minggu yang menyiksa jejak.

 

Perlahan ingatan merefleksikan kebersamaan,

meneteskan air mata kehilangan dibalik tawa sang rembulan.

Luka semakin dalam untuk dikenang,

namun sirna terbawa kekencangan hembusan angin malam.

 

Lembaran kisah kasih yang tertulis dengan kejujuran,

kini kusut termakan gombalan para tetangga yang sedang sibuk mencari mangsa.

Keikhlasan berubah jadi pilu,

antara bertahan dalam duka atau pergi dan mati bersama karang-karang tajam.

 

Ingatlah !!!

kebenaran berpihak pada kemenangan,

pergi !!!

sebab esok namamu kering menjadi ranting pohon tua hingga perlahan jadi arang.

 

...

 

 

Atambua, 10 April 2019

*Catatan sebuah kematian rasa di batas kota kenangan.

Sumber Gambar: Dok. Pribadi. (Silivester Kiik)

Bagikan Artikel Ini
img-content
Silivester Kiik

Penulis Indonesiana.id, Guru, Penulis, Founder Sahabat Pena Likurai, Komunitas Pensil, dan Pengurus FTBM Kabupaten Belu. Tinggal di Kota Perbatasan RI-Timor Leste (Atambua).

0 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler











Terpopuler di Peristiwa

img-content
img-content
img-content
img-content
Lihat semua