x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Senin, 22 Juli 2019 22:55 WIB

13 Alasan Mengapa Orang Ingin Berkuasa

Berbagai penelitian juga menyebutkan bahwa terdapat beragam alasan mengapa orang ingin berkuasa. Orang-orang ini mengerahkan segala upaya agar bisa berkuasa dan menggunakan segala cara untuk mempertahankan kekuasaan.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Di negara manapun, di muka Bumi, kekuasaan selalu menarik minat manusia. Kekuasaan menawarkan pesona yang magis dan magnetnya menarik banyak orang untuk mendekatinya. Sebagian orang barangkali sudah puas menjadi camat, kepala sekolah dasar, manajer toko yang membawahi 10 pegawai, sementara lainnya berhasrat ingin jadi CEO perusahaan multinasional, gubernur dengan puluhan juta penduduk, menteri sebuah departemen berpengaruh, juga menjadi presiden dan raja yang sabdanya didengar.

Tingkat kepuasan berkuasa berbeda-beda, beragam jenjangnya, dan menurut sejumlah riset, hal ini terkait pula dengan tingkat kebahagiaan yang dirasakan seseorang. Berbagai penelitian juga menyebutkan bahwa terdapat beragam alasan mengapa orang ingin berkuasa. Orang-orang ini mengerahkan segala upaya agar bisa berkuasa dan menggunakan segala cara untuk mempertahankan kekuasaan.

Ada banyak alasan, berikut ini 12 di antaranya:

  1. Alasan yang terdengar patriotik: untuk berbakti kepada nusa dan bangsa. Sebagian orang gelisah melihat keadaan masyarakatnya, lalu hatinya tergerak untuk memperbaiki keadaan. Melalui kekuasaan, mereka berharap dapat melakukan pemerataan ekonomi, menegakkan masyarakat yang adil, serta menyejahterakan dan membahagiakan masyarakatnya. Mereka merasa bertanggungjawab untuk memperbaiki keadaan. Sayangnya, lebih banyak yang gagal ketimbang yang berhasil.
  2. Ada orang yang berhasrat pada kekuasaan karena ingin mewujudkan ide-ide yang lama ia pikirkan. Mereka mungkin ‘lapar-kuasa’. Ada ide yang bagus bagi masyarakatnya, ada pula ide yang buruk. Adolf Hitler ikut dan menang dalam pemilu di Jerman agar dapat mewujudkan idenya tentang ‘pemurnian’ bangsa Jerman dan ekspansi teritorial. Hasilnya: awan gelap dan kekacauan di Eropa hingga berdampak pada sejarah dunia sampai kini.
  3. Ingin terbebas dari pengaruh orang lain alias menjadi individu otonom dalam mengambil keputusan. Dengan berkuasa, ia merasa bebas mengikuti kehendaknya sendiri, mengabaikan orang lain, dan membuatnya bebas melakukan apapun yang ia sukai. Ia tak mau agendanya didikte. Jika keputusan sudah diambil, siapa berani mengingatkan, apa lagi menentang?
  4. Sebagian orang merasa bangga mampu membuat keputusan yang menentukan nasib orang banyak. Ia senang bisa mengendalikan orang lain dan membuat orang lain mengikuti keputusannya. Bahkan ia mungkin suka usil membuat panik orang-orang dekatnya.
  5. Sebagai penguasa, ia menikmati orang-orang membicarakan kebijakannya. Kebijakannya ditunggu oleh pelaku pasar dan dianalisis oleh para ahli politik, ekonomi, militer, hingga pialang saham. Padahal, ia sendiri tidak pernah berpikir sejauh yang dipikirkan oleh para ahli itu. 
  6. Menjadi orang yang ditakuti karena wewenang dan pengaruhnya merupakan kesenangan tersendiri. Sebagian orang menikmati kemampuannya untuk membuat orang lain merasa cemas, takut, hingga menyerah dan meminta ampun. Sebagian orang cenderung senang mendominasi orang lain untuk memuaskan egonya. Ia senang membayangkan betapa sibuk orang-orang mempersiapkan penyambutan untuk kunjungannya.
  7. Berkuasa berarti populer, dalam arti dikenal banyak orang, walaupun belum tentu disukai. Sebagian orang menikmati popularitas, dikenal orang di mana-mana, disambut dan diberi penghormatan—walaupun belum tentu tulus. Banyak orang ingin bersalaman dan berfoto bersama untuk kemudian dipakai nebeng popularitas.
  8. Menjadi pejabat tinggi dan berkuasa [bukan hanya jabatan publik, tapi juga jabatan di perusahaan besar] berarti pula gaji besar serta fasilitas komplit. Kemana-mana diantar dan dikawal, hingga tidur pun dijaga tanpa perlu khawatir bakal ada pencuri dan perampok menyatroni rumahnya. Semua orang berusaha agar ia tidak mengeluh.
  9. Dengan berkuasa, seseorang berpikir akan mendapat kemudahan untuk memperoleh akses yang luas kepada sumber-sumber daya ekonomi—informasi, database, finansial, material, dan banyak lagi. Dalam konteks ekonomi, kekuasaan sangatlah berharga. Namun, alasan ini dapat menjerumuskan seseorang untuk melakukan tindakan yang menguntungkan diri sendiri maupun orang lain. Tak heran bila banyak pebisnis yang terjun ke politik dan sebaliknya.
  10. Senang menjadi pusat perhatian banyak orang, setiap hari diberitakan di media, dikutip kata-katanya, diamati gerak-geriknya, bahkan bila ia sekedar duduk-duduk di taman belakang rumahnya sembari minum kopi. Jika menghadiri acara tertentu, sambutan dan pidatonya disimak dan diberitakan. Katakanlah ini sejenis kesenangan yang narsistik.
  11. Sebagian orang merasa puas karena berhasil duduk di antara orang-orang yang menganggap diri punya kelas tersendiri. Mengapa? Karena tidak semua orang bisa jadi gubernur, menteri, presiden, raja, ataupun CEO. Ini perkara status, tentang klub para elite dengan keanggotaan yang terbatas.
  12. Ada alasan yang juga narsistik, yaitu senang dan bangga namanya ditulis dalam buku-buku, termasuk buku sejarah dan buku pelajaran yang dihapal anak-anak sekolah menengah. Ada kebanggaan menjadi orang yang akan diingat banyak orang di masa kemudian karena pernah berkuasa, tak peduli apakah kekuasaannya menyejahterakan rakyat atau malah membuat menderita.
  13. Tapi, ada juga sebagian orang yang melihat kekuasaan dengan cara yang lebih sederhana, misalnya karena memperoleh kesempatan mengunjungi banyak negara dan keliling dunia secara gratis. Jika sebelumnya harus membuka dompet sendiri untuk biaya transportasi, penginapan, tur wisata, makan-minum, maupun oleh-oleh, dengan berkuasa semua itu bisa diperoleh secara gratis. Apalagi selalu diperlakukan secara istimewa. Impian mengunjungi kota Venesia di Italia, misalnya, akhirnya terwujud. >>
Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler